Siapa Dia?

300 35 26
                                    

Kyouka Jirou POV

     Aku terbangun. Tempat yang asing bagiku. Entah ini dimana. Kepalaku sakit sekali. Tangan sebelah kiriku diinfus. Aku baru menyadarinya. Ini dirumah sakit. Tapi,sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak tahu kenapa dan bagaimana Aku bisa berada disini.

Krieett

  Terdengar suara pintu dibuka. Aku menoleh ke asal suara. Disebelah kiri ranjangku. Seorang anak laki-laki (yang sepertinya sebaya denganku) masuk. Rambutnya kuning cerah acak-acakan. Disalah satu tepi rambutnya berwarna hitam dengan motif zig-zag. Memakai coat berwarna coklat susu serta syal marun yang terikat dilehernya. Dia menghampiriku,lalu menarik kursi yang letaknya agak jauh. Mendekatkannya kekasurku. Lalu duduk tepat dihadapanku.

    "Maaf,Aku Denki Kaminari. Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya padaku.

    "Oh. Aku...Baik-baik saja. Kyouka Jirou." Aku memperkenalkan diri. Kami bersalaman. Aku ingin beranjak duduk. Tidak sopan rasanya jika dengan orang yang baru kenal Aku mengobrol sambil berbaring.

    "He-Hei! Jangan duduk dulu. Tidak apa-apa kok. Lagipula,dagu dan kepalamu masih sakit kan?" Anak dengan rambut kuning cerah itu tersenyum. Benar juga katanya. Kepalaku masih sakit.

    "Ah,baiklah." Aku menjawab dengan gugup. Ada berjuta pertanyaan memenuhi otakku. Siapa anak ini? Kenapa dia disini? Sebenarnya apa yang terjadi? Akhirnya,Aku memberanikan diri menanyakannya.

     "Maaf,apa Aku boleh bertanya?"

    "Ya,tidak apa-apa. Tanyakan apapun boleh kok! Tapi,sebelumnya..." Kaminari menjawab. Dia menyodorkan sesuatu padaku.

    "Minumlah ini. Supaya tidak terlalu pusing. Lagipula diluar dingin. Oh,apa mau Aku naikkan kasurnya? Supaya kamu bisa duduk?" Kaminari berdiri. Menegakkan kasurnya supaya Aku bisa duduk bersandar dengan nyaman.

    "Ah,apa segini sudah cukup? Tidak terlalu tinggi,dan juga tidak terlalu rendah." Anak berambut kuning ini sudah menyesuaikan tinggi kasurku. Sudah nyaman.

   "Iya,segini saja. Terimakasih Kaminari." Aku menjawab. Dia membalasnya dengan tersenyum.

  "Nah,Kau ingin bertanya apa tadi?" Kaminari kembali duduk dikursi bulat dihadapanku.

   "Ah,kenapa Aku bisa disini? Aku lupa. Apakah Aku pingsan?" Aku bertanya sambil menyeruput minuman yang diberi oleh Kaminari tadi. Oh,ini teh hangat. Enak sekali.

   "Oh,tentang itu? Jadi,saat pukul 17.00 sore tadi,Aku sedang berjalan pulang sehabis membeli sesuatu dari minimarket. Aku melihatmu sedang berjalan didepanku. Saat itu,Aku melihatmu seperti sangat lelah. Saat kau berjalan pun,sambil memegangi tembok dan sempoyongan. Saat itu,kunci dari saku jaketmu jatuh. Aku berniat untuk mengembalikannya. Tapi,Kau malah berlari entah kenapa. Aku yang ingin mengejarmu,malah tidak sengaja menginjak ekor anjing dijalan. Yah,kau tahu sendiri kan kelanjutannya? Aku dikejar habis-habisan oleh anjing galak itu." Kaminari menghela nafas,melanjutkan.

   "Lalu,saat sudah selesai dikejar oleh anjing sialan itu,Aku kehilangan pemilik kunci ini." Kaminari mengeluarkan kunci apartemenku. Menyerahkannya padaku. Aku menyimpanya dibawah bantal. Ia kembali melanjutkan.

   "Kalau tidak salah,Kamu menjatuhkannya di sekitar minimarket XYZ. Aku mencarimu disekitar situ. Berharap kau lewat lagi. Selang beberapa saat,Aku melihatmu yang sedang berjalan tak jauh dariku. Tapi,lagi-lagi saat Aku ingin menghampirimu,ada seorang kakek yang menanyakan letak stasiun. Saat sudah memberitahu Kakek itu,Aku melihatmu yang sudah menghilang dibalik belokan jalan. Aku sudah meneriakimu. Tapi nampaknya Kau tidak dengar,ya? Akhirnya,Aku mengejarmu. Tapi,saat Aku tiba dikelokan jalan tadi,kau sudah tidak ada. Aku hampir menyerah. Saat itu,Aku mendegar seseorang menangis. Aku mencari sumber suaranya. Ternyata sumber suaranya itu Kamu. Di apartemen dua lantai sebelah kanan kan? Aku menaiki tangga,lalu menepuk pundakmu. Kau hanya menoleh dengan mata yang merah dan wajahmu sayu. Tiba-tiba Kau ambruk begitu saja. Kau pingsan. Lalu,Aku memanggil ambulan." Kaminari menjelaskan dengan panjang lebar.

    "Benarkah begitu? Maaf Aku jadi merepotkanmu." Aku jadi merasa tak enak padanya.

    "Ah,tidak apa-apa! Aku malah senang bisa membantu loh. Bukannya itu seperti tugas seorang hero? Kan hebat!" Kaminari tersenyum kearahku. Aku hanya mengiyakan. Membalas senyumannya.

    "Eh,ini sudah tengah malam. Apa kau punya kontak Orang tuamu? Aku bisa memberitahu kalau Kau ada disini. Agar mereka tidak khawatir. Bagaimana?" Kaminari menyodorkan telephon genggamnya padaku. Aku sontak kaget. Tak terbendung sudah air mataku. Rasa sedihku membuncah. Air mataku turun begitu deras saat Kaminari mengungkit kata Orang tua diahadapanku. Aku memang belum bisa merelakan mereka. Kaminari yang ada didepanku bingung melihatku menangis.

    "Eh? Apa kau tidak apa-apa? Apakah ucapanku tadi salah? Maafkan Aku." Kaminari meminta maaf padaku. Aku memaafkannya. Bahkan sejak tadi Aku tidak marah padanya,kok. Hanya Aku saja yang masih sedih atas kepergian mereka.

    "Aku tidak apa-apa. Maaf jika sudah membuatmu khawatir. Tapi,maaf sebelumnya. Aku... Su-sudah tidak pu-punya orang tua... Hiks..Hi-Hiks.." Aku menjawabnya masih dengan terbata-bata.

    "Ah! Maafkan Aku Jirou! A-aku tidak mengetahuinya. Maaf..." Kaminari membungkukkan badannya padaku.

    "Kalau Kau mau cerita sesuatu,ceritakan saja. Pati berat memikul beban sendirian... Bo-bolehkah Aku menjadi temanmu?" Kaminari bertanya. Masih ada sisa-sisa nada penyesalan dari kalimatnya. Aku mengangguk. Dengan senang hati. Selama ini Aku tidak pernah memiliki teman. Aku menghapus air mataku,lalu kembali tersenyum padanya.

Krieett

   Suara pintu terbuka. Kami berdua menoleh kesumber suara. Seorang perawat.

   "Mohon maaf mengganggu. Tuan Kaminari bisa keluar sebentar? Saya harus mengecek keadaan nyonya Jirou." Ujar perawat tadi. Kaminari melangkah pergi dari ruanganku. Perawat itu mengecek suhu tubuhku,dan lain-lain.

   "Nyonya Jirou,apakah sedari dulu anda punya maag? Mohon maaf,saya ingin memberitahukan bahwa maag anda naik ke stadium 2. Saran dari dokter,tolong jaga pola makannya,dan minum yang cukup. Agar tidak dehidrasi lagi seperti tadi. Jaga pola tidur,kira-kira 6-8 jam perhari. Karena anda sedang dalam masa pemulihan,diusahakan istirahat lebih banyak. Kalau tidak,anemia dan maag anda akan semakin parah. Terimakasih. Selamat beristirahat,Nyonya Jirou." Perawat itu keluar dari ruanganku. Aku hanya menghela nafas.

   "Eh,apa ini?" Tangan sebelah kananku meraba sesuatu. Sebuah kertas disampingku. 

---------------------------------------------------------------------

Nomor telephon Kaminari: 08xxxxxxxxxxx

Kalau ada apa-apa,hubungi aku saja ya!

~Kaminari~

----------------------------------------------------------------------

   Aku memasukkannya kedalam kontakku. Lain kali mungkin Aku akan menghubunginya.


You Are Not Alone [KamiJirou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang