09 : Not Ready

870 100 21
                                    

//Skip

Beberapa hari kemudian...

"Ayo, babe"

Yoongi mengangguk ketika Jimin mengajaknya jalan-jalan di malam Minggu seperti biasa.

Mereka makan malam, nonton bioskop, seperti biasa.

"Kemana lagi kita? Pulang aja ya, udah malam" Ucap Yoongi setelah kencan mereka malam itu.

"Hmm... Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat dulu" Jimin mengulum senyum.

"Kemana?"

"Lihat aja ntar"

Mobil berhenti di lampu merah. Yoongi mengangguk dan memalingkan wajahnya menatap keluar kaca jendela mobil. Dia mengerutkan kening ketika melihat Hoseok dan Taehyung yang baru berjalan keluar dari toko buku.

Tampaknya Taehyung sedang menceritakan sebuah lelucon karena Hoseok tertawa lebar sekali sambil mengusak rambut Tae gemas. Lalu mereka berjalan bareng ke parkiran dengan tangan Hoseok melingkari pinggang ramping Tae.

"Yoon?"

Yoongi tersentak dan tersenyum pada Jimin.

"Ngeliatin siapa sih" Jimin menjulurkan kepalanya lalu mendengus.

Dia lagi dia lagi.

"Yoongi!"

"Eh... Ya, Jim?"

"Kamu beneran sayang sama aku ga?" Tanya Jimin agak dingin.

"Yeah... Tentu saja. Aku sayang banget sama kamu Jim... " Jawab Yoongi sambil menunduk.

"Kalau gitu aku minta buktinya"

"Bukti...? Bukti apa?" Tanya Yoongi bingung.

Jimin ber-smirk tanpa berkata apa-apa lagi. Yoongi terbelalak ketika melihat mobil Jimin berbelok dan masuk ke sebuah hotel bintang lima.

.
.

"Makasih ya Hobi udah nganterin aku ke toko buku" Taehyung turun dari motor Hoseok dan menyerahkan kembali helmnya.

"Mampir dulu?"

"Em... Nanti aja Tae. Udah malam. Salam buat mama kamu ya"

Taehyung mengangguk dan melambai ceria saat Hoseok berlalu dari rumahnya.

.
.

Yoongi melangkah ragu masuk ke kamar hotel.

"Rileks aja sayang" Jimin membuka jaketnya dan melemparnya begitu saja lalu menggandeng Yoongi ke tempat tidur.

"Jim... Tunggu ahh... "

Jimin mendorongnya ke kasur dan langsung menindih dan menciumi lehernya.

"Ja... Jangan Jim... "

Yoongi berusaha mendorong dada kekasihnya itu.

"Kenapa Yoon? Kalau kamu memang sayang sama aku, buktikan dong? Atau... Sebenarnya kamu ga sayang sama aku? Hmm?" Jimin ber-smirk dan membuka kaosnya hingga ia telanjang dada. Lalu menerkam Yoongi sekali lagi yang langsung gelagapan.

"Tapi... Kan... Ga harus... Akhhh! Jimin!" Yoongi mendorong dada Jimin lebih keras dan meringis sambil mengusap lehernya yang digigit.

"Halah bullshit Yoon. Atau sebenarnya kamu ga sayang sama aku ya? Jangan-jangan... Kamu sukanya sama si Hoseok itu lagi... " Jimin mencibir sinis.

"Ga gitu Jim... Aku cuma belum siap... "

"Terus kapan kamu siapnya?"

Yoongi menggeleng bingung membuat Jimin jadi tidak sabar.

"Sudahlah! Aku jadi ga mood! Udah kamu pulang sendiri aja!"

Jimin menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu mengambil hapenya. Membuat Yoongi tercengang.

"Lah... A-aku pulangnya gimana Jim?"

"Meneketehe" Jawab Jimin sambil asik mainan hape.

"Udahlah mendingan aku kencan sama si Jekey aja. Kamu pulang aja" Usirnya tanpa peduli mata Yoongi sekarang berkaca-kaca.

"Jekey? Jungkook?" Tanya Yoongi pelan. Namun Jimin tampak sudah tak peduli.

.
.

"Woahh... Kok tiba-tiba hujan sih"

Hoseok bergumam sambil menepikan motornya. Lalu memakai jas hujan yang selalu tersedia di dalam jok motornya.

Drrttt. Hapenya berbunyi.

"Ya... Hallo Yoon? Kenapa? Oh... Oke di hotel mana? Yaudah tunggu disana"

Pip.

"Astaga. Ada-ada aja" Hoseok bergumam sambil memakai kembali helm nya.

.
.

"Yoongi!"

Hoseok turun dari motornya dan menghampiri Yoongi yang tampak duduk bengong di bawah kanopi di depan Hotel Marion.

Mata Yoongi tampak sembab seperti habis menangis.

"Kenapa lagi sih Yoon... Yoon... Udahlah yuk pulang" Hoseok membuka jas hujannya dan memberikannya pada Yoongi.

"Terus kamu gimana?" Tanya Yoongi ragu.

"Halah gampang. Udah, nih kamu pakai aja ntar kamu sakit lagi" Hoseok memakaikan jas hujan itu dan memasang hoodie nya di kepala Yoongi.

"Ayo! Pegangan ya. Hujannya deras banget" Tanpa peduli dirinya sendiri yang kehujanan Hoseok memastikan Yoongi aman sebelum akhirnya motor ninja merah itu berlari menembus hujan yang makin lebat.

.
.

"Kamu ganti pake bajuku aja" Ucap Yoongi setelah mereka sampai rumah. Hujan makin lebat bahkan berubah menjadi badai.

Hoseok mengangguk dan masuk ke rumah Yoongi setelah memarkirkan motornya di garasi.

"Coba hubungi kakakku dong" Ucap Hoseok cemas melihat rumahnya masih gelap. Yoongi mengangguk dan menelepon Jiwoo.

"Nuna nginep di rumah temennya katanya"

"Oh... Yaudah"

Ctaarrrrr

Petir menyambar membuat keduanya melonjak kaget.

"Ayo ganti baju" Ajak Yoongi cemas karena Hoseok benar-benar basah kuyup.

.
.

"Nih!"

Yoongi memberikan baju ganti pada Hobi yang ganti baju di kamar mandi.

"Bajuku yang basah ku taro ember sini dulu ya Yoon" Ucap Hoseok.

"Iya ih santai aja. Kayak ama siapa aja. Taruh situ aja nanti aku cuciin" Jawab Yoongi yang juga sudah ganti baju kering.

Cklek.

Hoseok keluar dari kamar mandi Yoongi dengan rambut basah dengan baju dan celana yang agak kekecilan di tubuhnya membuat otot bisep dan pahanya terlihat jelas.

"Em.. Sorry ya gara-gara aku kamu jadi kehujanan... " Sesal Yoongi sambil memberikan handuk kecil untuk mengeringkan rambut.

"Gapapa. Tapi kenapa kamu jadi terdampar di hotel gitu sih?" Tanya Hobi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Yoongi menggigit bibirnya lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Jimin... " Ucapnya sambil mengusap matanya.

"Ngapain lagi tuh anak?" Tanya Hoseok sambil duduk di sebelah Yoongi yang tampak gegana.

"Dia.... " Belum sempat Yoongi menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.... pettt.

Mati lampu.

.

"Aarrgghhhh!! Lumosss!!"

.

TBC

✔ Kekasih BayanganWhere stories live. Discover now