Empat

3.8K 477 156
                                    

Empat
~Panggil Nama Kecil!~

"Hoaaaam..." Hinata menguap panjang, berjalan memasuki pagar sekolah dengan agak membungkuk karena merasa malas. Ah, inilah yang ia benci ketika ia tidak membawa sepeda. Ia harus berjalan dari halte hingga sekolah.

Si oranye itu mengerucutkan bibirnya dan memegang erat pegangan tasnya, menatap sepatunya dan tetap berjalan tanpa bersuara. Ah, iya... Dia belum memikirkan soal serangan lanjutan untuk Kageyama karena tadi malam berjam-jam ia berhadapan dengan soal-soal Bahasa Inggris—yang bahkan tidak semua berhasil tersentuh.

DRAP. DRAP. DRAP.

Suara derap langkah cepat dari belakangnya membuat Hinata membuka matanya. Sampai akhirnya, sesuatu berambut raven itu—yang dari radar kekesalannya jelas ia tahu itu adalah rivalnya—berlari melewatinya.

"Hah?!" Hinata menggeratakkan giginya tidak terima. Lagi-lagi Kageyama berniat mengalahkannya! Sungguh tidak bisa dimaafkan! Hinata pun mengambil ancang-ancang dan langsung berlari cepat, "TUNGGU DULU, BAKAYAMA! Kau curang!!!"

▪🏐▪

"Hahh... hah... hahh..." 

Kedua insan itu duduk bersandar di pintu klub, napas mereka berburu tidak karuan. Baik Hinata maupun Kageyama berharap pasokan oksigen yang konstan. Tampaknya mereka datang terlalu pagi hingga belum ada yang datang.

"Aku... hhahh... menang," Kageyama mendeklarasikan kemenangannya. Senyuman miring terbentuk di parasnya.

"Curang! Hari ini tidak dihitung karena kau curang!" seru Hinata tidak terima.

"Kau berkata seakan tak pernah curi start, boke," Kageyama melipat tangannya dan mendecih. Si raven itu kemudian menyandarkan kepalanya di pintu belakangnya. "Hahh... apakah Sawamura-san masih lama, ya? Aku ingin segera berlatih."

"Oh..." Hinata buru-buru membuka tasnya, mengobrak-abrik isinya. Dengan seluas senyumannya, ia mengangkat kunci ruang klub dan juga kunci gym di tangannya. "Nih, kuncinya ada di aku!"

"Hah?! Darimana kau dapat?" Kageyama membuka mata tidak percaya. Rasanya dia iri karena ia tidak pernah dipercayai memegang kunci itu.

 "Suga-san. Kemarin dia yang memegang, dan aku memintanya karena aku ingin datang pagi," Hinata segera bangkit, memasukkan kunci itu ke lubang pintu. "Minggir, aku mau buka pintunya."

"Sugawara-san..." Kageyama bergumam sembari menyingkir dari sana, ikut berdiri dan mengekori Hinata yang sudah membuka pintu. Ah, iya. Membicarakan soal kakak kelasnya yang berambut abu itu... bukankah kemarin ia mengatakan sesuatu? Kalau tidak salah, itu sesuatu yang efektif untuk taruhannya dengan Hinata.

Kageyama mencoba mengingat sembari membuka satu per satu kancing bajunya. Kalau tidak salah, sesuatu yang simple itu bisa membuat jantung Hinata berdegup dan melayang...

"Memanggil nama kecilnya! Kau tahu, Kageyama? Kau pasti membawa perasaan Hinata jauh melayang jauh jika kau memanggil nama kecilnya!" 

"Ah!!"

"Huh?" Hinata yang baru saja memakai atasan kaosnya buru-buru menoleh ke arah Kageyama yang memekik. "Apaan? Kau mengejutkanku!"

Kageyama menolehkan kepalanya, menatap mata jingga milik Hinata lurus. Itu dia! Ia harus memanggil nama kecil Hinata untuk membuat jantungnya berdebar! Hinata... Shoyo. Shoyo. Ya, itu mudah.

Are You Ready?!《KageHina Fanfiction》Where stories live. Discover now