Lima Belas

1K 68 21
                                    

Lima Belas

~Kageyama dan Masa Lalunya pt.2~

.

.

.

⚠️ Warning : ada adegan percobaan bunuh diri di dalam chapter ini. Bagi yang ketriggred hal-hal berbau seperti ini, tidak disarankan untuk membaca.

.

.

.

Dalam kabut masa lalu yang menyelimuti kenangan, kisah dimulai ketika Kageyama Tobio memasuki gerbang SMP Kitagawa Daiichi. Tempat yang menciptakan masa lalu yang terus menghantuinya, memendam kenangan-kenangan yang menusuk seperti duri.

Kageyama Tobio itu adalah pemuda yang sangat jenius—ya,
setidaknya, ketika ia menjadi seorang setter di lapangan, notabe itu bisa digunakan. Di kelas, jangan tanya bagaimana kejeniusannya tidak dapat ia gunakan dalam mengerjakan soal ujian. Jangankan soal ujian, masalah belajar saja tidak pernah masuk otak, huh?

Meski ia memiliki kekurangan di antara kelebihan-kelebihannya, tidak dapat dipungkiri jika si raven adalah lelaki yang populer di kalangan para gadis. Banyak gadis yang bilang ketampanan seorang Kageyama Tobio itu tak terbantahkan. Wajahnya tajam dan simetris. Mata gelapnya berwarna obsidian, menggambarkan penuh ketegasan dan kecerdasan—apalagi jika itu menyangkut soal voli. Selain itu, rambut hitam Kageyama rapi dan sering kali terlihat teratur dengan gaya pendek. Kata mereka, rambut itu juga terlihat semakin sexy ketika berkeringat.

Ekspresi serius khasnya memberikan kesan kepribadian yang kuat dan fokus, menambah magnetisme yang membuat banyak kaum hawa terpesona. Tidak hanya itu, postur tubuhnya yang atletis dan tegap bahkan di saat ia masih SMP memberikan kesan kekuatan dan kepercayaan diri yang tinggi. Ketika ia beraksi di lapangan, gerakan-gerakannya yang lincah dan atletis menunjukkan keahlian dan bakatnya yang luar biasa.

Dan, karena itulah.

Sikap misteriusnya, wajah tampannya, dan bakat yang tak terbantahkan di lapangan— semua itu membentuk daya tarik yang tak bisa ditolak oleh banyak orang. Banyak sekali para gadis yang ikut mendukung pertandingan voli Kitagawa Daiichi karena adanya Kageyama Tobio di sana.

'Kyaaa, Tobio-kun!'

'Kageyama Tobio, semangaat!'

'KAGEYAMA, AKU PADAMU!'

"Tch," itu suara Oikawa si setter, yang kini sedang digantikan oleh Kageyama pada tengah permainan. Ia menggorek telinganya sendiri dengan telunjuknya; seolah benar-benar terganggu oleh teriakan-teriakan para gadis di kursi gymnasium. "Sumpah, ya. Berisik banget sih, mereka! Nggak tau apa kalau main voli perlu konsentrasi?!"

"Kamu cuma iri, 'kan?" Iwaizumi yang baru saja menyesap airnya menanggapi gerutuan teman semasa kecilnya itu. Ya, pelatih memang sedang mengeluarkan pemain-pemain junior untuk melihat kemampuan mereka—karena itu, jelas para senior ini duduk di bangku cadangan sekarang. Menonton pertandingan para adik kelas mereka.

"Bah! Iri, apanya?" Oikawa menjulurkan ludah dan mengibas-ibaskan tangannya cepat. "Kuakui spike dia memang cukup bagus, tapi toss dan servenya? Aku seratus, tidak- bahkan seribu lebih baik darinya! Begitu pula dengan service-ku juga! Nggak ada yang bisa menandinginya!"

Are You Ready?!《KageHina Fanfiction》Onde histórias criam vida. Descubra agora