2. Reuni

2.3K 187 12
                                    

Langkah kakinya semakin cepat saat dirinya dipanggil ke ruangan Direktur. Meremas ke sepuluh jari, harap-harap cemas. Otaknya berpikir keras mengingat hal apa saja yang telah dilakukan, adakah kesalahan yang terselip hingga dia harus dipanggil ke ruangan Direktur.

Tiga kali ketukan pintu, akhirnya bersambut dengan suara tegas dari dalam ruangan. Menarik napas kuat-kuat, memberanikan diri melangkah masuk.

"Permisi Pak, apa Bapak panggil saya?" ucapnya dengan sopan.

Pria yang duduk di kursi mengangkat wajahnya, membenarkan letak kaca mata yang sedikit merosot. Pria paru baya itu memicingkan mata.

"Regita Safira?" tanyanya, memastikan.

Perempuan yang baru saja masuk mengulas senyum tipis. "Iya, Pak. Saya Regita Safira."

Regita Safira, bekerja sebagai karyawan kontrak di divisi pemasaran. Namun kemampuan dan ketekunannya dalam melakukan pemasaran tak perlu diragukan lagi, hal itu juga yang membuat Gita menjadi salah satu karyawan yang mampu melampaui target penjualan setiap bulannya dan ini tahun keduanya bekerja di perusahaan Agung Cipta tbk. Perusahaan properti salah satu anak cabang Agung Group Company.

"Duduk," suruh pria tua selaku Direktur perusahaan, namanya pak Galih.

Gita mengangguk, menarik kursi lalu duduk tegap di hadapan pak Galih. Rasa gugup menyergap, ini pertama kalinya Gita dipanggil oleh Direktur. Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya, apakah mungkin dirinya melakukan kesalahan? Hal itu terus mengusiknya, mengingat status Gita yang masih karyawan kontrak.

"Sudah berapa tahun kamu bekerja?" tanya pak Galih, matanya menatap lembar resume di tangannya.

"Bulan ini tepat dua tahun Pak," jawab Gita.

"Dua tahun?" Pak Galih melirik Gita di balik kaca mata bulatnya. "Dan kamu masih karyawan kontrak?"

Gita tersenyum simpul. "Iya Pak."

Pak Galih mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian meneliti laporan penilaian kerja Gita selama dua periode. "Kamu masih ingin bekerja di sini?"

"Ya?" Spontan mata  Gita membulat, pertanyaan macam apa itu. Tentu saja masih mau, ini satu-satunya sumber penghasilan Gita untuk bertahan hidup.

"Begini Gita, saya rasa kamu tidak cocok berada di sini," ucap pak Galih.

"Maksud Bapak?" Bagai disambar petir, rasanya Gita ingin menangis mendengar ucapan pak Galih. Apa itu artinya Gita akan dipecat? Tapi atas dasar apa? Selama ini Gita bekerja dengan baik, hasil kerjanya juga memuaskan. Gita selalu mencapai target penjualan, bahkan lebih. Lalu kenapa dia malah dibilang tidak cocok di sini, apa kehadirannya merugikan perusahaan? Ah, rasanya ini tidak masuk akal.

"Apa saya akan  dipecat?" tanya Gita, pasrah jika memang dirinya memang benar akan dipecat.

Pak Galih menghela napas panjang, mengambil satu map coklat dari lacinya. Kemudian memberikan pada Gita.

"Apa ini Pak?" tanya Gita saat menerimanya.

"Buka saja."

Astaga!

Apa ini surat pemecatannya. Jantung Gita seperti akan berhenti, napasnya tercekat ketika tangan Gita membuka map itu. Dia mengeluarkan selembar kertas di dalamnya, mata Gita mengerjap saat membaca isi dari selembar kertas itu.

Gita beralih menatap pak Galih. "Ini benar Pak?"

Pak Galih tersenyum, mengangguk. "Selamat Gita kamu diangkat menjadi karyawan tetap dan mendapat kesempatan untuk bekerja di kantor pusat. Saya rekomendasikan kamu ke pak Hari dan ternyata kamu lolos kualifikasi, jadi mulai senin kamu bisa bekerja di Agung Group Company," ujar pak Galih.

My Ceo Crazy Game (Versi Lengkap Hanya Ada Di Dreame ButiranRinso)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang