MtW 47 - Closer

2.9K 333 56
                                    

Tap votesnya dulu boleh??? 🌟

Enjoy

.
.
.

♏♏♏

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat satu piring nasi goreng dengan isian potongan sosis beserta beberapa jenis sayuran menjadi campuran nasi goreng dan telur mata sapi.

"Dihabiskan ya Mas, aku bersihin peralatan masak sebentar" ujarku setelah meletakkan sepiring nasi goreng yang masih mengepul dan satu gelas air putih.

"Aku tungguin kamu beberes habis itu temenin aku makan bisa?" Pinta Mas Tama tiba tiba.

"Oh, yaudah sebentar" ujarku kemudian segera membersihkan teflon dan peralatan yang lainnya.

Tidak sampai sepuluh menit sekarang sudah berada di depan Mas Tama, kami duduk berhadapan dengan tanganku memegang segelas jeruk peras hangat.

"Benar benar nasi goreng a la kafe, kamu disini bukan sebagai chef kan?" Komentar Mas Tama setelah dua suapan masuk ke mulutnya.

Aku tersenyum sambil menggeleng,

"Sedikit banyak jadi paham masakan kafe" kataku kemudian meneguk jeruk hangat hingga setengah.

"Terimakasih Nad, akhirnya bisa makan enak kembali" katanya kemudian kembali fokus kepada makanannya.

Aku mengernyitkan dahi tidak memahami perkataan Mas Tama yang terasa ambigu untuk dapat kupahami.

"Aku udah selesai makan, biar aku cuci piring kotornya dulu kemudian antar kamu balik ke kosan" ujar Mas Tama ketika piring yang berisi nasi goreng tadi benar benar habis tak bersisa.

Jujur ada sisi hatiku merasa senang. Entah itu karena masakanku habis dilahap atau senang karena dapat bertemu kembali dengan Mas Tama, atau bisa jadi keduanya.

"Kamu duduk sambil nikmati minuman kamu aja Mas, biar aku yang cuci. Satu piring kotor gak akan memberatkan kok" tolakku kemudian mengambil piring sisa makan dari Mas Tama untuk dibawa ke tempat cuci.

***

"Apa kabar kamu sekarang Nad?" ujar Mas Tama setelah membukakan pintu mobil untukku.

Mas Tama benar benar mengantarkanku kembali ke kosan setelah menyelesaikan makan di kafe dan menungguku untuk mengambil barang barang di ruanganku.

"Seperti yang dilihat, aku baik baik aja dengan kesibukan baruku" jawabku sambil tersenyum.

"Kenapa berbanding terbalik sama aku ya?" Ujarnya yang segera melihat raut wajah memelasnya dibalik penerangan lampu jalan yang samar.

"Kamu kenapa bilang gitu?" Tanyaku.

"Karena gak ada yang baik baik seja setelah kamu pergi" ujarnya sambil mengulas senyum.

Aku terdiam tanpa menanggapi perkataan Mas Tama. Entah mengapa yang dikatakan Mas Tama malam ini terasa sangat menyiksa baginya.

"Kamu bisa masuk duluan" ujar Mas Tama setelah menyadari diamku.

"Kamu langsung balik Mas?" Tanyaku kepadanya.

Saat menatap wajahnya kali ini sudah lebih baik dari pada tadi saat kami bertemu pertama kali yang terlihat sangat pucat.

Mas Tama menggeleng sambil tersenyum,

"Aku bisa nginap di hotel dekat sini" jawabnya.

"Ohhh.." kataku beroh ria sambil mengangguk paham.

Disekitar sini memang ada hotel berbintang dan resort juga banyak homestay yang tersebar.

"Kamu gak lagi sakit kan Mas? Tadi pas ketemu kamu pertama kali terlihat sangat pucat" tanyaku berusaha memastikan.

More Than Words [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang