PJ • Empat

1.8K 274 41
                                    

  Arin tampak berdiri dengan gugup, saat ini tengah istirahat siang dan dirinya sudah berhadapan dengan Asahi di halaman belakang sekolah.

Rasanya Arin ingin meninggal karena terus di tatap oleh Asahi, maklum saja karena dirinya tak pernah ditatap selekat itu oleh sang pacar.

Tadi dirinya memang sempat mengajak Asahi ke belakang sekolah untuk membicarakan tentang keputusannya pagi tadi.

Diamnya Arin sendiri tentu membuat Asahi bingung bercampur kesal, cewek itu jelas telah membuang waktu berharganya hanya untuk melihat tingkah Arin yang diam dengan kegugupannya itu.

Padahal Asahi setelah ini ada ulangan harian tetapi dirinya menyempatkan waktu belajarnya hanya demi cewek itu.

"Lo nyuruh gue ke sini cuma buat liatin lo diem doang?" tanya Asahi dengan kesal.

Arin tentu bertambah gugup, tetapi sebisa mungkin dirinya terlihat tenang.

"A-aku mau ngomong sesuatu," ujarnya, yang sialnya malah terlihat jelas bahwa dirinya memang gugup.

"Tinggal ngomong!" kan, cowok itu judesnya mulai kembali.

Arin akhirnya menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan segala keresahan di hatinya.

"Aku mau kita putus." Dan akhirnya kalimat itu keluar dari mulutnya.

Sejenak hanya ada keheningan, Arin berharap bahwa Asahi akan menolak untuk putus dengannya. Setidaknya dirinya ingin melihat cowok itu menunjukan sedikit rasa sukanya padanya dan memohon untuk menyuruhnya tinggal lebih lama di sisi cowok itu. Tetapi apa yang Asahi lontarkan selanjutnya jelas membuat mata Arin melolot.

"Oke, kita putus sekarang." Lalu cowok itu sudah berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Arin dengan mulut yang menganga.

Dirinya masih terkejut dengan reaksi Asahi, hingga beberapa detik setelahnya dirinya tersadar dan segera berbalik untuk melihat Asahi tetapi cowok itu sudah tidak terlihat.

Arin akhirnya duduk berjongkok dan mulai menangis, padahal ini yang ia inginkan tetapi entah kenapa hatinya terasa sakit akan hal ini.

Sikap Asahi lah yang tak mau mempertahankannya yang membuatnya terluka, apa jangan-jangan dugaannya memang benar bahwa cowok itu tak pernah menaruh hati padanya? Lalu kenapa cowok itu mengajaknya berpacaran jika tidak ada rasa untuknya?

Sungguh, takdir membuatnya serasa ingin gila karena jatuh cinta pada cowok brengsek seperti Asahi.

****

   Asahi berjalan menuju kelasnya dengan wajah dinginnya, itu sudah ciri khasnya.

Walau terlihat tenang tetapi perasaan kesal menyelimutinya sejak tadi.

Arin sungguh membuang waktu berharganya hanya untuk mendengar permintaan putus cewek itu, dan sialnya perasaannya sekarang terasa kacau.

Cowok itu duduk di bangkunya dan mulai membuka buku, berniat untuk belajar.

Jaehyuk yang duduk di bangku sebelah kanannya menatap cowok itu heran.

"Kenapa lo?" tidak ada sahutan yang tentunya membuat Jaehyuk kesal.

Mashiho yang duduk di depan Asahi pun memutar tubuhnya untuk menghadap cowok itu.

"Bang Sahi, nanti Cio minta contekan ya pas ulangan. Sahi pacarnya Arin, kan baik nih, boleh ya?" pinta cowok itu sambil melakukan aegyo yang membuat Jaehyuk geli sendiri melihatnya.

"Gue udah putus sama Arin." Ucapan Asahi sukses membuat Jaehyuk dan Mashiho melotot saking terkejutnya.

"Lo apain anak orang, heh?!" tanya Mashiho yang masih syok.

Pacar Judes || ASAHI TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang