Cekrek…
Cekrek…
Terdengar suara shutter dari sebuah kamera yang sedang dimainkan oleh seorang laki-laki. Tangan kekarnya begitu lihai memainkan lensa diafragma untuk mendapatkan titik fokus yang diinginkan. Seakan dunianya terfokus pada kamera yang sudah menjadi belahan jiwanya. Lelaki dengan kemeja kotak-kotak warna merah itu sedang berada di halaman belakang kampusnya. Terdapat danau buatan dan beberapa pohon yang tumbuh rindang disekitarnya.
“Nat!”
Terdengar suara seruan dari seseorang dibarengi dengan langkah kaki yang mendekat. Seruan tersebut berhasil membuat lelaki yang fokus pada kameranya menoleh sekilas. Nata, Alfanata Reynand. Mahasiswa semester 5 Manajemen bisnis di salah satu kampus ternama di Jakarta itu tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran sahabatnya.
“Yaelah Nat, lo dicariin malah mojok disini.” Suara yang terdengar kesal itu berasal dari Brama, cowok tinggi, putih yang sekarang mengenakan kaos abu-abu di padu dengan jaket hitam itu berjalan mendekati Nata.
“Kenapa?” Nata menjawab singkat tanpa mengalihkan pandangan dari kameranya.
“Sepuluh menit lagi ada kelas. Lo malah asyik pacaran disini.” Brama mulai menggerutu, kesal terhadap sahabatnya yang satu itu.
“Siapa yang pacaran?” Nata menjawab sambil berjalan mendekat kearah sahabatnya yang tampak kesal itu.
“Itu, lo selalu belai-belai kamera. Pantesan jomblo. Ada cewek deketin malah dicuekin.” Nata hanya tersenyum kecil mendengar jawaban Brama.
“Namanya juga hobi. Emang lo, hobinya PHP’in cewek.” Nata berjalan menjauhi Brama setelah memasukkan kamera ke dalam tasnya.
Brama hanya mencebikkan bibirnya dan ikut menyusul Nata. Sahabatnya itu emang benar-benar
“Eh, Alen sama Nares mana?” tanya Nata pada Brama yang sudah berjalan disampingnya.
“Udah ke kelas duluan mereka.”
“Tumben rajin tu duo curut, biasanya juga telat mulu.” Seakan sudah terbiasa dengan kebiasaan dua sahabatnya itu Nata mencibir.
“Dapat hidayah kali mereka.” jawab Brama yang membuat keduanya tertawa.
****
Cuaca yang cukup panas di siang ini, tak menyurutkan niat keempat cowok itu untuk pergi ke cafetaria kampus di gedung sebrang. Siapa lagi kalau bukan Nata dan ketiga sahabatnya.
Berjalan di koridor kampus sambil membalas sapaan orang-orang yang mengenalnya. Tak jarang juga Brama melancarkan aksi modusnya pada cewek-cewek yang ia temui. Alen juga tak mau kalah dengan Brama. Mereka berempat memang cukup terkenal mengingat mereka tergabung dalam tim futsal kampus. Nata hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabatnya.
“Eh depan lo yang lagi jalan ke arah sini cakep men, bohay.” Mata Alen memang tak pernah salah soal cewek cantik.
“Wasehh, mata lo gak pernah burem soal begituan. Kalo pelajaran aja mendadak ngeblur.” Naren cowok yang mengaku kalem itu mengikuti arah pandang Alen.
Naren memang sedikit kalem daripada Alen dan Brama yang pecicilan. Katanya ia ingin setia terhadap Sabila, kekasihnya.
“Awas-awas, gue mau beraksi.” Alen maju dua langkah ketika cewek yang menjadi target modusnya itu sudah dekat.
“Hai, sorry aku boleh nanya?” Alen mencegat cewek manis berkulit putih dan badan yang agak berisi itu. Sedangkan ketiga sahabatnya hanya melihat aksi Alen itu.
“Mau nanya apa ya?” Cewek itu bertanya sambil mengerutkan kening bingung. Pasalnya dia tak kenal dengan lelaki itu.
“Kamu Bela ya dari jurusan Akuntansi?” Alen bertanya sok tahu.
YOU ARE READING
Alfanata Series / LYATW (Slow Update)
RomanceRasa yang belum pernah dirasakan oleh Alfanata, tiba-tiba hadir saat ia tak sengaja bertemu gadis yang BERBEDA. Alfanata tak pernah tahu jika hal itu akan mengubah dunianya.
