76 : Reborn

Depuis le début
                                    

"Jadi, apa yang perlu gua lakuin?" tanya Emil.

Uchul memberikan sebuah jaket berwarna merah dengan tulisan the beast no mercy, dan juga memberikan ponsel genggam.

Hewan buas tanpa ampun. Emil membaca tulisan yang terpampang di jaket itu.

"Cocok buat lu--" Uchul menatap Emil yang sedang membaca tulisan di jaket itu.

"Oh iya, di hp itu udah gua bukain sebuah situs, coba lu daftar pake data diri lu," ucap Uchul.

Emil segera membuka hp tersebut dan mendaftarkan dirinya. "Udah nih."

Tak lama setelah Emil mendaftar, ia tiba-tiba saja beranjak dari duduknya, ia berdiri diam dengan tatapan kosong. Tentu saja semua heran melihat tingkah Emil yang tiba-tiba berdiri dan diam dengan tatapan kosong, tak lama setelah itu, Emil menghilang dari ruangannya.

"Tahanan menghilang!" teriak seorang petugas yang panik karena Emil menghilang secara misterius. Uchul berusaha menenagkan petugas itu dan menjelaskan situasinya.

"Si Emil itu, keseret masuk Alam Suratma," ucap Uchul pada Inspektur.

Inspektur hanya diam, sejujurnya, ia juga sangat terkejut dengan kejadian Emil yang menghilang tepat di depan matanya.

"Situs itu berbahaya--saya akan nyusul Emil lewat portal saya sendiri, kalo Emil ga selamat--kita anggap aja itu sebagai hukuman mati," ucap Uchul sambil menyeringai dan pergi.

"Tomo, saya harap, kamu bisa menyelesaikan kasus website aneh itu ... dan--tetap hidup."

"Kekekeke."

Tomo, kadang saya berpikir--kamu itu--rajanya orang-orang jahat, batin Inspektur yang tak bisa membaca sedikit pun isi pikiran Uchul yang terlalu liar.

***

"Dan begitulah yang terjadi," jelas Emil pada Andis.

Dia cuma orang bego yang kena tipu muslihat, Si Uchul. Tapi--untung aja dia ada di sini, kalo enggak--udah modar gua. Andis menatap pria berbaju hitam yang kepalanya hampir hancur terbentur peti mati, entah seberapa besar kekuatan Emil hingga membuat kepala manusia seakan lunak seperti itu, dan orang itu pernah menjadi musuhnya.

Tiba-tiba saja, tangan pria berbaju hitam itu bergerak, dengan cepat tangan itu menodongkan pistolnya ke kepala Emil.

"Emil!"

Emil memiliki insting binatang, ia sadar tentang bahaya yang akan terjadi. Dengan cepat ia menghindari pistol itu.

Dor.

Peluru itu meleset. Namun, sedikit menggores kulit pipi Emil hingga berdarah, "bagaimana bisa?" Emil menatap pria itu, matanya melotot ke arah Emil.

Masih hidup? batinya sambil bersiap untuk menghajar pria itu lagi. Namun, pria itu menendang Emil dan membuat jarak.

"Sembunyi!" teriak Emil pada Andis.

Andis dan Emil berlari, mereka bersembunyi di balik peti mati, sedangkan pria itu menembaki Emil dan Andis yang sedang bersembunyi. Emil mengeluarkan dua bilah pisau belati dari balik jaketnya, ia keluar dari tempatnya bersembunyi, lalu menerjang ke arah pria itu dan melesatkan sebuah tusukan yang mengarah ke jantungnya.

Jleb.

Darah segar mengalir dari pinggang Emil, seseorang dengan pakaian dokter, lengkap dengan sebuah masker yang menutupi mulutnya datang dan melempar sebuah pisau bedah ke arah Emil dan mengenai pinggangnya.

"Gua udah dapet organ dalemnya, lu ngapain si buang-bunag waktu, Midnight," ucap pria berpakaian dokter. Matanya tak berkedip, seekor lalat hinggap di matanya yang bertatapan kosong itu. Namun, tak sedikitpun orang itu mengedipkan matanya.

Mantra Coffee ClassicOù les histoires vivent. Découvrez maintenant