Aku bersenandung kecil menyusuri jalan. Mungkin, karena tidak memperhatikan jalan, aku menabrak seseorang dan membuat dirinya terjatuh.
"So-sorry, sorry," ucapku, lalu mengulurkan tangan. Ia menangkap tanganku, dan sebelum ia ingin mengucapkan sesuatu, aku sudah mendahuluinya.
"NURSEY!!" pekikku, senyumku mengembang seketika melihat siapa yang sedang berdiri di hadapanku sekarang.
"Uhmm, kau siapa?" Tanyanya dengan tampang muka yang sangat, sangat polos.
Aku melongo, terlintas sebuah memori tentang salah satu fakta milik Nursey.
"Kau lupa? Aku Shizuka. Teman lama yang kau tinggal 4 tahun yang lalu."
"Oh.. aku ingat!! Shizuka, yang dulu suka sekali makan permen, dan waktu kita berumur 7 tahun kau pernah guling-guling di depan toko permen, benar bukan?" Ujarnya dengan tampang yang sangat polos. Aku hanya meringis mendengarnya, lagi pula itu sudah sangat lama, jadi biar waktulah yang menguburnya.
"Oh ya, dimana dia? Dia tidak bersamamu?"tanyanya lagi sambil melirik ke kanan dan ke kiri.
"Dia, meninggalkan rumah 3 tahun yang lalu. Dia tidak pernah kembali, itu alasannya aku kemari. Karena dia berada disini," kepalaku tertunduk, mengingat apa yang terjadi di hari itu. Rasanya seperti teriris oleh benda yang tumpul, membuat rasa sakit yang tercipta semakin menusuk.
"Memangnya siapa yang membuatnya pergi?"
Aku tersentak, kemudian menatap lawan bicaraku.
"Aku," ucapku lirih. Ia memegang pundakku lalu berkata,
"Sudahlah, jangan bersedih. Suatu saat kau pasti bertemu dengannya, apa kau mau membagi ceritamu padaku?" Tanyanya yang kujawab dengan sebuah anggukan kecil.
"Okay, Starbucks, let's go!"
***
Kami tertawa bersama, sangat senang rasanya, saat kau bertemu dengan sahabat lamamu. Begitu pula denganku, aku sangat senang bisa bertemu dengan Nursey. Kami bercerita, tertawa, dan terkadang salah seorang dari kami bersenandung kecil, yang diakhiri dengan tawaan dan candaan. Kami terus berjalan menuju tempat tujuan.
"Aaargghh!!" Ringisku, mengipas-ngipas kecil baju yang terkena tumpahan kopi panas. Seseorang telah menabrakku dan kopi yang ia pegang tak sengaja tumpah ke bajuku.
"So-sorry, sorry. Aku tak senga-Shizuka? Apa itu kau? Astaga, maafkan aku. Aku tak sengaja," aku menghentikan aktifitasku, lalu mendongak. Mata kami bertemu, mata biruku bertemu dengan mata birunya yang sangat indah. Kami saling bertatapan. Sampai, satu suara memecahkan suasana yang terjadi.
"SHIZUKA?! ASTAGA BAJUMU! BAJUMU KOTOR! LIHATLAH, WARNA BAJUMU SEKARANG SUDAH TAK BERBENTUK!! KAU HARUS BERGANTI BAJU!!" Omel Nursey dengan nada yang sangat, sangat tinggi.
Aku hanya memutar mata, lalu berdecak kesal. Kenapa ia lebih mementingkan baju yang bisa kubeli dengan sangat mudah ketimbang diriku? Apakah ini salahku memiliki sahabat sepertinya?
"Dia benar, lebih baik kau ke basecamp. Di sana ada Haruka,Alexa,dan Harry. Kau bisa meminjam baju Haruka," usul Niall yang kujawab dengan anggukan. Lalu kami pergi menuju basecamp milik bersama itu.
***
"I'M HOME!! Haruka!! I miss u so much!! Sudah 1 jam tidak bertemu!!" Seru Niall setelah masuk dan memeluk orang yang bernama,Haruka.
"Niall! Lepaskan! Kau menggelikan!"ucap Haruka sambil mencoba melepaskan pelukan Niall. Jika melihat mereka seperti ini, aku merasa sedikit kurang nyaman, hatiku sedikit resah. Tapi, aku tak tahu resah untuk apa?
"Baiklah! Tapi, pinjamkan baju untuk temanku dulu! Kalau tidak aku akam terus memelukmu! Bagaimana?"
"Baiklah!! Tunggu di sini! Alexa, ayo!" Seru Haruka. lalu,pergi yang disusul oleh seorang perempuan berambut hitam, orang yang waktu itu belum memperkenalkan dirinya, jadi dia, Alexa.
"Apa kau melihat wajah Haruka? Ia sangat lucu! Oh ya, itu salah satu caraku agar dia mau menurutiku. Menurutmu bagaimana?" Tanya Niall yang kubalas dengan kekehan dan gelengan kecil. Mendengar perkataanya aku merasa sedikit, lega.
"Ini," ucap Haruka sambil menyerahkan sebuah baju kaos putih yang bergambarkan bunga-bunga.
"Pakai saja di kamarku, setelah itu... kau boleh ikut bergabung dengan kami," ucap Haruka.
Aku langsung menuju ke kamar yang dimaksud dan mengganti baju.
***
Aku sudah selesai mengganti baju. Kini aku sudah berada di ruang tamu, kupikir. Di sana ada, Nursey yang memainkan iphonenya. Harry teman pria Niall yang memiliki rambut ikal dan mata hijau, ia sedang menatap Nursey dengan senyum tipis. Alexa yang sedang membaca buku. Dan Haruka yang sedang memainkan laptonya.
Aku melangkah ke arah mereka. Sampai akhirnya, suara Haruka menggema ke seluruh ruangan.
"OH NO!!!!"
***
NAHH LOOOO.. HARUKA kenapa?? Hahahaha..
aku yakin kalian pada bingung sama cerita yang satu ini.. kalo bingung tanya aja.. karena aku juga kadang2 bingung sama cerita ini.. jangan lupa divote ya.. :*:*:D.. dan maaf kalo banya typo(s) yang hinggap..:D
YOU ARE READING
Time Machine [22/23]
FanfictionMesin waktu. Terdengar mustahil, kuno, mitos, dan sesuatu yang bersifat tak mungkin. Bagaimana kalau mesin waktu itu ada? Hebatnya mesin waktu juga bisa membuat sesuatu yang hancur tersusun kembali. Penasaran? Kalau begitu bacalah ceritaku. Mungkin...
![Time Machine [22/23]](https://img.wattpad.com/cover/30602240-64-k81570.jpg)