Yi Jian mengangguk setuju, "Ya! Aku juga memikirkan hal itu, namun aku kebingungan saat ingin mengucapkannya," ucapnya sambil memukul pelan kepalanya. Yihua menghentikan lengan Yi Jian, lalu menggeleng meminta berhenti.

"Pertanyaan bagus. Sebenarnya inti dari perkemahan kalian adalah bertahan hidup, kalian mendapatkan misi untuk mencari bongkahan kristal merah yang tersebar. Kristal merah itu ada banyak, dan kalian harus menemukannya lalu menempelkan bongkahan kristal itu ke kristal yang lebih besar, kristal yang lebih besar ada pada kaisar, jika lubang-lubang kristal itu tertutup rapat, maka kalian lah orang terpilih," jawabnya antusias. Ia tersenyum melihat keseriusan di wajah keempat remaja yang ia akui cantik, itu.

Liwei mengangkat tangannya, "Dari mana kita mendapatkan bongkahan kristal merah itu?" tanyanya lalu menurunkan tangannya lagi.

"Kalian harus membunuh ballack dulu untuk mendapatkannya, karena kristal merah itu menancap di punggungnya. Jika klian berpikiran bahwa, kalian hanya perlu mengambilnya tanpa membunuh ballacknya, maka kalian salah besar. Tanpa membunuhnya, maka kristal tersebut tidak akan pernah bisa lepas. Kalian tidak ada yang membawa senjata 'kan?" tanyanya menatap cincin ruang keempat gadis itu detail.

Keempatnya menggeleng, "Kami membawa senjata masing-masing," ucap Yihua mewakili. Jia mengangguk mengerti, karena sebelumnya tidak diberi tahukan untuk tidak membawa senjata, ia memaklumi. "Kalian serahkan senjata kalian masing-masing padaku, kalian tak perlu khawatir. Nanti senjata itu pun akan berada di tangan kalian lagi, nanti." Jia membuka cincin ruangnya, mencari ruang kosong untuk menyimpan senjata pribadi.

Niura dan yang lainnya menghampiri Jia dengan membawa senjata mereka. Niura memberikan kipas kain tingkat 300 pemberian ibunya saat di hutan gaxia, belati yang sudah ada saat ia dikurung di istana, dan satu lagi, senjata rahasia dalam kotak yang belum pernah ia buka.

Yi Jian memberikan tongkat sakti pemberian permaisuri kala itu, tongkat yang ia ingin di pasar, namun tak tercapai. Ia juga memberikan cambuk yang sering dipinjam Niura untuk mencambukinya.

Yihua memberikan samurai berbentuk ular saja.

Dan Liwei memberikan kapak hitam dengan bordiran naga. Ia juga memberikan tombak kecil pada Jia.

"Baiklah, senjata kalian aman denganku, untuk yang bertanya, mengapa kalian disuruh memberikan senjata kalian padaku, namun tugas kalian adalah membunuh ballack? Jawabannya adalah, setelah kalian ku antar ke tenda, tepat saat lonceng kota berbunyi, maka kalian harus siap-siap menuju festival Servia untuk berbelanja keperluan selama sebulan di tenda, membeli pakaian, dan juga senjata. Untuk senjata, kalian hanya bisa memiliki satu saja, itupun sesuai tingkat kalian. Nanti kalian ikuti saja perintah kakek yang ditugaskan untuk menjual senjata pendamping," jelasnya. Semuanya mengerti dan mengangguk, walaupun ada sedikit yang masih tak bisa dipahami.

"Baiklah, aku akan memberikan kalian uang koin untuk sebulan, uang ini didapatkan dari kaisar sendiri." Jia memberikan kepingan kantung berisi uang koin kepada mereka secara rata. Satu anggota mendapatkan dua kantung kepingan koin.

"Terimakasih," ucap mereka dengan sedikit membungkukkan badan.

Jia membuka pintu kamarnya, "Mari, aku akan mengantar kalian menuju tenda kalian," ajaknya santai.

"Ayo," ajak Niura kepada ketiga temannya lalu diangguki mereka. Mereka semua berjalan mengekori Jia yang sedang mengarahkan jalan. Sesekali mereka berbincang di perjalanan. Para remaja yang lainnya pun berpencar untuk memasuki tenda yang berbeda. Tenda yang satu dengan tenda yang lain berjarak cukup jauh. Jia juga meyakinkan mereka untuk tak perlu takut pada kelompok pria yang setenda dengan mereka. Keempat pria itu adalah pangeran dari kekaisaran Zhen, alias mereka adalah tuan rumah. Sudah dipastikan mereka tidak akan berbuat macam-macam, apalagi ketuanya adalah pangeran mahkota, dan yang tiga itu adalah adiknya dari permaisuri dan selirnya yang akur.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now