7• Saudara tersayang.

235 35 7
                                    

"Woaah. Akademinya sangat besar dan indah, istana putri Aquitane saja kalah indah dari akademi ini." Clair memandang sekidar sambil menengadahkan kepalanya, sedangkan Lina yang berada disampingnya menunduk pasrah karena etika buruk sang putri.

"Astaga yang mulia, jangan berperilaku norak seperti itu, saya jadi malu."

Clarissa yang membawa satu tas dan Lina yang membawa dua tas-satu milik Clair dan satu milik Lina- itu segera memberikan tas yang dibawa mereka pada pelayan akademi untuk dibawa menuju kamar mereka.

"Yang mulia putri Clarissa Phryne de Aquitane dan nona muda Alianne Lisa amethys Cavella?" Pelayan itu memastikan nama kedua gadis cantik itu.

Mengapa Lina dipanggil dengan sebutan nona muda? Karena tangan kanan sang putri adalah bangsawan pintar dengan status putri Duke, atau lebih tepatnya Duke Cavella.

"Benar!"

"Baiklah, silahkan nona kesebelah sini."

*****

"Woaah. Kamarnya sangat luas! Furniturnya mewah, kasurnya lembut, fasilitasnya lengkap. Nyaman sekali tinggal disini." Ucap Clarissa dengan girang, dia tidak tahu jika sedari tadi Lina sedang menatap ilfeel dirinya.

"Putri, sudah kubilang jangan bersikap norak seperti itu. Kamar putri lebih luas, mewah, dan lengkap lima kali lipat dari kamar ini. Ayolah!"

"Alianne Lisa amethys Cavella, kau pasti lelah setelah perjalanan panjang tadi, jadi bagaimana jika kau membereskan barang bawaanmu dan beristirahat untuk melepas penat karena besok pagi adalah jadwal penyambutan siswa baru angkatan ke-289." Ucap Clair sambil tersenyum.

Clair mendorong Lina dengan lembut menuju sebuah pintu yang menempel dengan kamarnya, pintu itu dibuat oleh akademi beberapa hari yang lalu dengan tujuan untuk mempermudah Lina menjalankan tugasnya sebagai tangan kanan putri kerajaan Aquitane.

'Perjalanan panjang yang ditempuh dengan waktu dua belas detik huh?' Batin Lina.

Lina memasang wajah sebal dan langsung menjalankan usulan Clair, bagaimanapun juga Lina harus beristirahat dari kebobrokan putri kerajaannya itu.

'Braak

Clair menjatuhkan dirinya pada kasur berwarna merah muda berukuran king size.

"Ah iya. Aku belum membuka hadiah dari kak Leon dan Lean."

Clair duduk diatas kasur dan mengambil dua kotak dengan sihirnya.

Pertama-tama Clair mengambil kotak besar pemberian Lean dan membukanya menggunakan belati kecil. Didalam kotak berwarna oranye itu terdapat tiga kotak, satu kotak besar, satu kotak berukuran sedang, dan satu kotak berukuran kecil.

Clair meraih kotak pertama, dibukanya kotak besar itu yang menampilkan sebuah panahan berwarna hitam keemasan dan sebuah surat.

Busurnya akan muncul saat Kak Clair menarik tali panahannya. *untuk informasi, panah ini dilengkapi dengan racun tularemia.

"Wh-whoah. Daebak." Ucap Clair dengan bahasa yang diingatnya pada kehidupan sebelumnya.

Clair mengambil kotak berukuran sedang yang dihiasi oleh pita pita berwarna putih.

"Buku harian? Lean selalu tahu segala hal yang kusuka, nanti akan kukirimi dia barang bagus juga." Clair tersenyum sembari melirik lima buku harian yang diperolehnya dari Lean.

"Selanjutnya kotak terakhir dari Lean."

Dibukanya kotak kecil seukuran telapak tangan itu, Clair membuka mulutnya dengan kaget.

Princess In The Novel : ReinkarnationOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz