🌻:Kelulusan

123 17 12
                                    

Enjoy!

***

Dua tahun telah terleawati. Saatnya kelulusan menanti hari ini. Semua siswi memakai baju kebaya yang indah berwarna-warni, siswa pun sama, tetapi mereka memakai setelan jas atau tuxedo pagi ini.

Hubungan Lutfi dan Fahri pun sudah berbaikan lagi, dan mereka sudah menjalani hubungan diatas berpacaran. Yap, mereka sudah tunangan.

Kinan juga sudah memiliki kekasih sendiri dan bukan Rahel, sementara Rahel harus menjalani kehidupan jomblo sendiri.

Tara dan Restu pun sudah bertunangan, atau lebih tepatnya 2 bulan lagi mereka menikah.

Fatim dan Fateh?, keduanya masih berpacaran dan akan menyusul Restu beberapa tahun kemudian.

"Gak nyangka kita udah lulus aja." Fateh pun melirik Fatim yang masih betah dalam rangkulannya yang menuju keaula sekolah.

"Iya, padahal kemarin kita masih liburan di Jepang." Fatim mengangguk.

"Aku pasti bakal kangen banget sama bu Chila sama Mr.Sazaki."

Aula sudah ramai oleh para murid juga wali murid. Guru-guru pun sudah siap duduk di meja dan kursi khusus. Fateh menatap sudut-sudut aula yang sudah berada dihidupnya tiga tahun terakhir.

Fatim masih nyaman pada rangkulan tangannya. Saat sampai di tempat duduk mereka, keduanya pun duduk dan mendengarkan suara dari kepala sekolah.

Sholawat serta salam terucap berurut dari mulut bu Dian. Segenang air mata tiba-tiba lolos keluar dari mata bu Dian.

"Ibu seneng kalian udah lulus semua. Angkatan yang memang bikin ibu naik darah semenjak kalian jadi murid baru dan sekarang kalian udah naik ketingkat atas. Ibu gak tau mau ngomong apa lagi sama kalian." Bu Dian menghapus air matanya menggunakan kerudung yang dipakainya.

"Ibu mau ngomong selamat—." Bu Dian menghapus air matanya. Tak henti-henti terdengar isakan dari mulut bu Dian.

"Udah jadi murid ibu—." Tangisan bu Dian pecah saat itu juga dan membuat seluruh murid pun ikut tersedih. Lebih tepatnya menangis.

"Bu..." Fatim bersender pada Fateh disampingnya yang berusaha tak mengeluarkan air mata.

"Fateh, Lutfi, Tara, Wahyu, Oding, Ucup, sama angkatan lainnya yang emang bikin ibu naik darah. Fatim, Kinan, Fahri, Restu, Rahel, semuanya bakal ibu kangenin." Bu Dian tetap menangis tak henti membuat sejarah istimewa di IHS.

"Bu Dian." Panggil Fatim yang memang terdengar isakannya. Bu Dian pun menoleh melihat Fatim yang sudah menangis.

Tepat saat itu. Fatim pun bangun dari duduknya dan berlari memeluk bu Dian. Bu Dian yang kaget pun langsung memeluk Fatim.

"Bu, Fatim bakal kangen sama ibu." Terdengar suara pelan Fatim ditelinga bu Dian yang memang suaranya hanya kecil.

Fateh pun ikut bangun dan memeluk bu Dian. Suasana haru terbuat hari ini dan membuat seluruh siswa/i menangis. Tara dan Lutfi pun ikut berhambur dan memeluk bu Dian, hingga semua murid dapat memeluk bu Dian.

"Kita bakal kangen sama Ibu." Fateh menangis saat ini, jarang-jarang Fateh mengeluarkan air mata.

"Kita mau jadi murid kecil ibu lagi." Isak Tara dibelakang Fatim.

"Lutfi gak mau kehilangan ibu."

***

Acara salam-salaman pun selesai dan beberapa murid pun mulai makan. Menghilangi rasa pedih dan tangis yang beberapa jam lalu terbuat.

•°FatFat Story°•Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz