Bagian 2

811 92 24
                                    

Tok.. Tokk.. Tokk

"Masuk"

Suara berat itu menyahut membuat Soeun langsung mengambil tindakan untuk menggeser pelan pintu misteri itu.

Ia mengintip keadaan ruangan yang sangat rapi dan wangi, suatu kehormatan bisa melihat ruangan dosen killernya.

"Kamu ngapain bertingkah seperti maling begitu?"

Kimbum atau Prof. Kim itu menatap mahasiswi nya aneh, lalu melanjutkan aktivitasnya mengamati kembali kertas yang berserakan di meja dosen itu. Sepertinya essay para mahasiswa.

"Anu, Prof. Umm, apa benar anda memanggil saya?" Soeun menggeser lebih lebar pintu itu.

"Hm.. Kamu bisa duduk sebentar disitu kalau kamu mau, saya masih sibuk." Sambil menunjukkan sebuah sofa di seberang meja Kimbum, pria itu tampaknya tidak menoleh sama sekali.

Soeun hanya mengangguk dan melangkahkan dirinya ke sebuah sofa yang terlihat nyaman. Ya benar saja sofa itu sangat nyaman ketika Soeun berhasil mendudukinya.

Soeun meneliti setiap ruangan dengan takjub, dosennya sangat bersih dan rapih dalam menata setiap barangnya. Buku-bukupun tersusun sesuai abjad di rak coklat panjang tersebut.

Tiga puluh menit berlalu, dan tidak ada tanda-tanda dosen itu berhenti dari kesibukannya. Sepertinya pria itu lupa ada orang juga didalam ruangannya.

Soeun mulai tidak nyaman dengan suasana sepi tersebut. Ia menggerak-gerakan kakinya dan seringkali berpindah posisi duduk. Dosen ini sengaja tidak sih pikir gadis itu.

"Kamu bisa diam?" Ucapan Kimbum membuat Soeun menoleh seketika.

"Saya bosan, Prof." Mau gak mau Soeun memberanikan diri untuk jujur, karena memang dia lelah menunggu.

"Karena?"

Ya nungguin Prof. Kim lah, pakai nanya.

"Iya mungkin karena saya kelamaan duduk, Prof." Balas Soeun tidak sinkron dengan realita.

"Saya gak maksa kamu untuk berdiam diri disini." Sahutnya melirik Soeun sekilas.

"Tadi, Prof suruh nungguin disini."

Kimbum menyenderkan tubuhnya di kursi, lalu menatap Soeun.

"Saya bilang kalau kamu mau. Kalau gak, kamu bisa keluar juga terserah."

Wah bener-bener nih dosen, selain killer, nyebelin juga. Batin Soeun.

"Kenapa natap saya begitu, kamu mau nyalahin saya atas kelalain kamu sendiri menafsirkan kata-kata saya, hm?"

Soeun mencoba tersenyum, tapi jatuhnya masam.

"Tidak kok, Prof. Saya yang salah". Dan dosen selalu benar.

"Kalau begitu saya boleh nunggu diluar?" Tambah Soeun lagi.

"Kamu bisa pergi."

"Maksudnya Prof?"

"Saya gak bisa diganggu sekarang."

Lah dia yang manggil, sekarang dia sendiri gak bisa diganggu. Hebat.

"Kenapa gak bilang daritadi, Prof?" Sepertinya Kimbum selalu berhasil membuat Soeun kesal.

"Kamu sudah mahasiswa, harusnya inisiatif sendiri." dengan santainya, Kimbum kembali menyibukkan dirinya dengan kertas-kertas menyebalkan itu.

"Aishh nanti malah dibilang gak sopan, ah serba salah." Gerutu Soeun pelan.

"Baiklah saya permisi keluar, Prof. Kim."

Hold OnWhere stories live. Discover now