Bagian 6

798 74 38
                                    

Happy Reading ><
.
.
.
.
.
Dua gender duduk berhadapan, saling membisu beberapa menit dan membawa helaan nafas berat bagi sang perempuan yang sejak tadi menatap pria di hadapannya yang sibuk sendiri dengan perasaan campur aduk.

"Kimbum." Memulai percakapan dengan memanggil pelan pria yang ia maksud sejak tadi tidak menganggapnya ada.

"To the point saja." Sahutan mencuat tanpa menatap perempuan itu sama sekali.

"Aku ingin-" Gugup menyerang perasaan perempuan dengan juntaian rambut panjang berwarna brown.

"Aku, aku minta maaf jika membuat luka." Menghela nafas setelahnya, kalimat yang mengganjal berhasil ia keluarkan dengan lega, tatapannya kepada Kimbum tidak pernah lepas sama sekali.

"Hm, aku sudah memaafkanmu. Jika hanya itu, aku akan pergi sekarang, masih ada hal lain yang harus ku urus." Kimbum berdiri dari duduknya, ingin mengambil langkah untuk pergi, namun lengannya dicekal oleh perempuan berdarah Korea-Australia itu.

"Apa kita bisa seperti dulu lagi?" Berdiri menyamai posisi dengan Kimbum, tangannya dilepas begitu saja.

"Jangan berharap lebih Yasmine." Kimbum menekan setiap kalimatnya, tanda tidak suka dengan permintaan perempuan bernama Yasmine tersebut.

"Aku menyesal Kimbum, tapi semua yang ku lakukan ada alasannya."

"Termasuk berkhianat dengan pria lain, benar begitu?" Seolah mengejek-- ekspresi pria itu tetap saja terlihat datar dan dingin.

"Itu hanya permainan agensiku Kimbum, aku terpaksa harus menjalaninya, tolong beri aku kesempatan." Memohon, menyatukan kedua tangannya di hadapan pria itu.

"Aktingmu sangat apik jika kau pikir aku percaya. Aku sudah tidak peduli." Sudah cukup bagi Kimbum percakapan diantara mereka, pria itu memilih melangkah pergi, namun tertahan sebentar tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

"Dan aku sudah menyukai seseorang, jadi buang jauh-jauh anganmu itu." Selesai, melanjutkan langkahnya yang tertahan dan meninggalkan Yasmine sendiri dengan aura menyesal dan tidak terima.

...
Cuaca sore hari di kampus sedikit mendung, tetapi tak ayal membuat rintikan hujan segera datang-- sang gadis dengan laptop yang ia pangku sedang sibuk mengetik sesuatu-- memilih taman fakultas menjadi tempat menugas.

"Prof. Kim sepertinya lupa jalan ke kampus, pria datar itu sudah tidak mengajar dua pertemuan dan membuatku gila." Gumaman dari bibir cantik Soeun berkumandang, bukan karena rindu-- buang jauh-jauh pikiran kalian jika menganggapnya seperti itu, tapi lelah dan stres dengan tugas pria datar itu yang sangat tidak manusiawi.

"Astagaa sialan! deadline nya lagi tiga menit, Oh yaampunn wifi tolong jangan banyak tingkah, ayolah aku harus mengupload tugas ini segera." Panik Soeun, mengangkat laptopnya tinggi dan mengayunkannya, mencoba menyambungkan kembali wifi kampus yang tidak bersahabat.

Tiga puluh detik terakhir, perjuangan gadis itu membuahkan hasil, tugasnya berhasil diupload-- lega menghampiri gadis itu, berucap syukur dan sesekali mengeluarkan sumpah serapah pada Kimbum karena tugasnya yang harus di prioritaskan selalu.

Rintikan hujan mulai berjatuhan, Soeun memasukkan laptopnya ke dalam totebag hitamnya dan berlari menghalau hujan yang akan terlihat semakin deras.

Melangkah menuju gedung utama, dan berlari ke parkiran kampus untuk berteduh, parkiran terlihat sepi hanya tersisa lima mobil tanpa pemiliknya-- benar saja, hujan turun agak deras.

Soeun memilih duduk di beton pembatas, menghela nafas kasar, dirinya sangat tidak beruntung hari ini, ponselnya mati dan terjebak karena hujan sangat menjengkelkan.

Hold OnWhere stories live. Discover now