Bagian 5

478 62 28
                                    

Happy Reading ><
.
.
Berjalan tergupuh-gupuh dengan tangannya memegang proposal, gadis itu Kim Soeun, tak hentinya merutuki diri sendiri atas kenekatannya menyerahkan tanggung jawab kepada sang sahabat, bukan Mina saja yang kena mental, tentu saja si dalang Kim Soeun juga.

Soeun memang salah menghindari dosennya dengan cara seperti itu, dimana akibatnya membuat ia terkena masalah lagi dan lagi dengan Kimbum. Ah payah sekali dirinya.

Berdiri tepat di ruangan Prof.Kim, pintu itu terasa sama dinginnya dengan sang pemilik, mencoba mengetuk pintu dan memanggil secara sopan.

"Masuk."

Astaga suara itu sangat dingin dan entah mengapa membuat bulu kuduk Soeun berdiri karena merinding.

Membuka pelan pintu dan berhasil masuk dengan cepat. Kimbum masih dengan posisi yang sama ketika terakhir kali Mina datang, sibuk dengan laptopnya.

"Prof, sebelumnya saya ingin minta maaf, tapi saya punya alasan kok, Prof." Dengan yakin, Soeun sebisa mungkin membuat suaranya memelas dan hal itu membuat Kimbum berhenti dari kegiatannya.

Menutup laptop, lalu menatap mahasiswi cerewetnya dengan tajam. Kimbum menyenderkan diri pada kursi kebesarannya dan melipat tangan di dada.

"Kamu selalu sengaja membuat ulah."

Apa? Sengaja katanya? Soeun sedikit berdecak kesal dengan tanggapan Kimbum si datar, dingin dan menyebalkan itu.

"Tidak sengaja, Prof. Astaga mana mungkin saya begitu." Menyanggah ucapan Kimbum yang tidak valid, ia malah sengaja tidak mau bertemu dengan Kimbum.

"Saya tahu kamu masih di area kampus Kim Soeun. Tangan dan kaki kamu masih berfungsi, bukan?" Mengintimidasi, Kimbum masih menatap tajam lawan bicaranya, yang ditatap pun menatap balik dengan nyali yang dikuat-kuatkan.

"Saya punya alasan, Prof." Soeun masih dengan pendiriannya, mencoba mencari alasan yang tepat di otak cantiknya, tidak mungkin dirinya mengatakan alasan sebenarnya karena ingin menghindari Kimbum. Bisa-bisa kimbum akan memojokannya.

"Sudah dua kali kamu mengatakannya." Sarkas Kimbum.

"Sa-saya tadi pup, Prof." Setelahnya nyengir kuda, hanya alasan itu yang terbenak di otak Soeun. Kimbum yang mendengarnya menghela nafas panjang, bingung bagaimana mengekspresikan diri dengan ungkapan gadis itu yang sedikit blak-blakan.

"Jadi saya takut jika mengumpulkan telat dari waktu yang Prof tentukan." Tambahnya dengan ekspresi yang dibuat-buat menjadi sedih.

"Terus ya, Prof.. tahu kan kalau orang mencret itu pasti bolak-balik toilet, nanti kalau saya kumpulkan sendiri dan ketika sampai ruangan Prof, lalu sakit perut, memang Prof mau lihat saya mencret di celana? Ih kan jorok ya Prof."

Kimbum sedikit speechless mendengar penuturan panjang tanpa saringan itu. Soeun bercerita tanpa beban dan malu sedikitpun.

"Sudah ceritanya?" Memajukan kursinya dan mengambil pulpen di sebrang laptop pria itu berada.

"Belum, Prof. Mau saya ceritakan tidak bagian jika menahan pup itu tidak baik loh, Prof." Menjawab dengan antusias.

"Sini proposal kamu." Menghiraukan ucapan Soeun yang semakin lama tidak jelas, Kimbum memberi kode agar Soeun menyerahkan proposalnya.

Hold OnWhere stories live. Discover now