Bonus Chapter

2.7K 256 80
                                    

Suasana di ruang makan keluarga Smith terlihat cukup tenang

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Suasana di ruang makan keluarga Smith terlihat cukup tenang. Tanpa disadari, Levi yang sedari tadi duduk di sebelah Rachel berusaha untuk memakan makanannya dengan susah payah. Tidak, dia tidak takut sama sekali dengan sosok mantan komandannya yang duduk tepat di hadapannya itu. Namun karena maksud kedatangannya adalah untuk meminta izin kepada Erwin untuk mengambil adik pria itu cukup membuat Levi gugup di tempatnya.

"Kenapa tidak mengajak Falco dan Gabi?" Tanya Erwin kepada Rachel.

Rachel yang tengah mengunyah makanannya itu mengangguk menanggapi, "Hari ini yang ingin bertemu denganmu adalah Levi-san. Makanya aku tidak mengajak mereka." Jawab gadis itu santai.

Erwin mengalihkan pandangannya kepada Levi, "Tumben sekali. Ada apa?" Tanyanya.

"Aku akan membicarakannya nanti saat berdua denganmu." Kata Levi singkat. Jelas sekali bahwa pria itu tengah mengatur intonasi suaranya agar tak terdengar gugup.

Rachel diam-diam tekekeh dalam duduknya melihat reaksi pria di sampingnya itu. Dia tak pernah menyangka bahwa Levi bisa bertingkah seperti itu. Padahal pria itu selalu menampilkan reaksi kakunya jika berhadapan dengan orang-orang.

"Aku akan mencuci piring." Ujar Rachel setelah mereka semua menyelesaikan makan siang masing-masing.

Well, sebenarnya dia ingin memberikan waktu kepada Levi untuk membicarakan maksud dan tujuannya datang kemari hari ini. Marie yang mengerti dengan keadaan juga langsung pamit untuk menidurkan Archie yang sudah mulai mengantuk di kursi makannya.

Kali ini hanya ada kedua pria itu yang berada di meja makan. Erwin memandang Levi serius, menunggu apa yang akan dikatakan oleh temannya itu. Namun sampai beberapa menit berlalu, Levi hanya terdiam sambil memandang cangkir teh yang berada di depannya.

"Ekhem... Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan, Levi?" Tanya Erwin tak sabaran.

Levi kembali meneguk tehnya berusaha untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Aku ingin menikah." Ucapnya cepat.

Erwin menaikkan alisnya tak mengerti, "Lalu? Tak biasanya kau membicarakan masalah pribadi seperti ini kepadaku." Balas pria itu bingung.

Dalam hati, Levi mengutuk Erwin yang tak bisa menangkap maksudnya. Pria bermarga Ackerman itu menghelakan napasnya pelan.

"Aku ingin menikahi Rachel." Ucapnya langsung.

Suasana langsung hening setelah Levi berhasil mengucapkan satu kalimat itu. Erwin terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya tertawa puas.

DISTANCE // Levi AckermanKde žijí příběhy. Začni objevovat