19

7.2K 608 21
                                    

Andaikan orang yang jatuh cinta bisa memilih. Ia pasti memilih untuk tidak jatuh cinta

Untaian kalimat dari Ibnu Qoyyim yang memang benar adanya. Andai Maya bisa memilih, ia pasti akan jatuh cinta di waktu yang tepat, maksudnya setelah menjadi pasangan halal. Biar jadi halal couple gitu. Qodarullah rasa bernama cinta itu hadir sejak matanya memandang iris elang milik Rizwan. Ah, mendebarkan jika mengingatnya.

Sekarang pria itu sudah berdiri di hadapannya, menyerahkan paper bag berwarna biru yang di letakkan nya di atas meja. Jangan tanya bagaimana jantung nya saat ini, berdebar tidak tau malu karena kehadiran Rizwan yang begitu tampan dengan seragam pilotnya.

Sadar Maya!

Belum sah!
Belum sah!
Belum sah!
Maya merapalkan dalam hati, ia memalingkan wajahnya agar tidak melihat Rizwan kembali.

"Tunggu saya pulang, minta do'anya." Kemudian Rizwan berbalik, meninggalkan Maya yang menatap paper bag dengan rasa penasarannya.

"Uhuukk! Yang di tinggal terbang galau nih!" Adrian muncul dengan baju batik dan celana kain berwarna coklat_lagi. Maya sebenarnya cukup heran dengan adiknya yang menjadikan coklat sebagai warna favorit nya.

"Berangkat  sana, makan harta haram ya kamu kalau telat semenit dua menit!" Maya menghiraukan  ledekan Adrian. Karena semakin di layani adiknya itu semakin senang menggoda nya.

"Siup! Aku berangkat dulu. Assalamualaykum kesayangannya aku!"

"Wa'alaykumussalam! Hati hati menyetir nya," Maya melihat kepergian Adrian. Rangover abu adiknya meninggalkan gerbang dengan klakson nyaring.

"Papa juga udah mau berangkat?" Maya bertanya saat melihat Anggoro meraih helm nya.

Di belakangnya, ibunya terlihat memasukkan dokumen penting ke dalam tas miliknya.

"Iya, nanti papa makan gaji haram kan berabe." Sahut Anggoro menyalami Maya sambil tertawa.

"Jaga rumah. Kalau twins pulang suruh bi Asma panaskan lauk mereka." Bilqis mencium pipi dan dahi Maya, kemudian naik di motor matic yang di kendarai suaminya.

Maya melambaikan tangannya melihat kepergian kedua orang tuanya. Sangat jauh dari expentasi Maya saat pertama menapaki rumah besar ini. Ia mengira ibu dan papanya akan seperti kebanyakan pejabat negara yang hobi memamerkan harta dengan mengoleksi mobil mahal. Nyatanya papanya hanya memiliki satu mobil pribadi, kemudian satu mobil dinas, ada motor besar keluaran Audi yang Maya tebak milik Adrian. Sementara ibunya hanya memiliki satu mobil merk lexus, dan satu motor matic merk Honda yang seringkali di pakai ibunya ke kantor bersama papanya.

Ada lagi sih satu motor matic yang biasa di pakai asisten rumah tangga ke pasar.

"Sendiri lagi." Maya bergumam, membawa paper bag menuju kamarnya.

"Bibi, tolong bersihin kamar mandi aku juga ya!" Ujar Maya saat melihat dua asisten rumah tangga yang sedang mengepel di ruang keluarga.

"Baik non," sahut keduanya.

Maya menghitung total pekerja di rumah ini termasuk baby siter, ada sekitar 6 orang. Yang terdiri dari dua baby siter, empat pembantu rumah tangga, satu sopir dan satu tukang kebun. Pengecualian untuk sopir dan tukang kebun yang pulang pergi.

Marrying Mr Pilot (Spin off Maryying Mr Alim) END ☑️☑️☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang