7

8.5K 699 8
                                    

Adzan zuhur berkumandang merdu saat kaki Maya menapaki masjid tempat di adakannya kajian. Ia di bantu seorang panitia mendorong kursi roda neneknya memasuki pintu belakang masjid khusus wanita.

Ahad ini memang jadwal kajian rutin yang membahas kirab Bulughul Maram, namun karena ustadz yang bersangkutan tidak hadir jadi di ganti dengan salah satu ustadz yang namanya cukup terkenal di kalangan penuntut ilmu.

"Oma, aku ke sana sebentar ya, mau sapa teman teman yang baru datang," idzin Maya yang di jawab anggukan neneknya.

"Assalamualaykum, apa kabar ukhty?"

"Wa'alaykumussalam."

"Anti darimana?"

"Oh ana dari komplek sebelah,kalau anti dari mana?"

"Maasyaa Allah dekat ya, ana perjalanan dua jam...

Begitulah tegur sapa yang wajib di lakukan Maya saat berada di majelis ilmu. Beramah tamah pada saudari saudarinya yang baru datang, tidak segan menampilkan senyumnya, sampai bertukar kontak.

Karena berada lebih dahulu di majelis ilmu bukan berarti kita lebih baik dari mereka yang baru belajar. Banyak kasus wanita ketika sudah hijrah enggan menyapa teman duduknya, bahkan terkadang ada yang asyik dengan kelompoknya masing masing. Tidak taukah mereka ada jiwa jiwa yang lain yang menunggu di sapa dan di sambut kehadirannya, di rangkul agar lebih mantap berhijrah. Ada sebuah kisah yang menggelitik hati Maya sehingga meminta panitia kajian agar menghimbau para akhwat(wanita) untuk beramah tamah dengan orang baru. Sebuah kisah tentang seorang wanita yang ingin mengikuti kajian tauhid, di sana ia merasa terasing , sendirian tidak ada teman, tidak ada yang menyapa nya atau sekedar tersenyum, alhasil dia meninggalkan majelis ilmu itu kemudian mendatangi majelis lain yang isinya lebih banyak lawakan ketimbang membahas ilmu agama, karena ia nyaman di sana dan merasa mendapatkan teman.

Memang yang di cari di majelis ilmu adalah ilmu yang bermamfaat, juga membutuhkan teman untuk saling menopang, karena iman seseorang kadang naik kadang jiga turun. Ada yang masih mengenakan hijab sekenanya, hanya di sampirkan ke pundak, ketahuilah bahwa di antara sekian banyak wanita ia yang terpilih hadir di majelis ilmu, pakaiannya memang belum syar'i, tugas kita untuk membantu nya, bukan mencibir nya.

"Nak Maya, apa kabar?"

Seorang wanita menyapa Maya yang masih bercengkrama dengan muslimah lainnya.

"Bu Alya, Alhamdullilah baik baik saja bu. Ibu apa kabar?" Maya memeluk wanita itu, orang pertama yang menyapanya setahun yang lalu saat ia pertamakalinya datang ke majelis ilmu.

"Alhamdulilah baik, Oma gimana sehat kan?" Bu Alya merangkul Maya, meninggalkan kerumunan muslimah yang masih bertegur sapa.

"Alhamdulillah baik, beliau di sana, mungkin mengobrol dengan Oma Banu," Maya menarik bu Alya menuju neneknya yang ternyata sedang mengobrol dengan temannya.

"Maasyaa Allah, sehat selalu ya bu,"

"Alhamdulillah sehat selalu, ada cucu saya yang sering mengomel kalau saya telat minum obat,"

Oma tertawa saat Maya menepuk kakinya protes.

*

Marrying Mr Pilot (Spin off Maryying Mr Alim) END ☑️☑️☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang