part 1

621 94 12
                                    

Sejak kejadian di mana Arkan menyatakan cintanya hubungan keduanya pun semakin dekat.

"Acha...." teriak seorang siswa. Acha pun menoleh kearah suara yang meneriaki namanya begitu nyaring.

"Ihh.... bisa enggak? Usah teriak manggilnya. Acha, tuh dengar tau!." omelnya siapa yang tak kesal dari jauh sudah meneriaki namanya begitu nyaring. Mau ditaruh dimana coba mukanya saat semua siswa-siswi menatap kearahnya.

"Di panggil tuh sama pacar lo sih
Arkan. disuruh ketaman belakang." ujar siswa yang meneriaki namanya barusan tampa merasa bersalah telah meneriaki nama Acha sampai membuat seseorang yang dipanggilnya. Mencebik kesal.

"Iya, dasar nyebelin!" cibir Acha

Siswa itu pun mengedikkan bahunya, dan berlalu pergi meninggalkan Acha dan kedua sahabatnya

"Cha lo mau ketaman belakang,  mau gua temenin gak?" tawar Fira dengan senang hati.

Sindi pun langsung menoyor kepala Fira, entah apa isi otak sahabatnya yang satu ini, jelas Arkan mau ketemu sama Acha pasti mau berduaan dan seenak mulutnya Fira menawarkan untuk menemani Acha mememui Arkan. Apa dia tidak mikir jika ia, menemani Acha, yang ada dirinya jadi nyamuk menyedihkan. Dasar otak Fira cetek.

"Wehh onyol kalo lo ngikut yang ada lo jadi nyamuk menyedihkan. mikir dong!" sinis Sindi memutar bola mata malasnya.

Fira yang baru menyadari kebodohannya pun cengengesan bagaimana ia, bisa lupa kalo dia ikut hanya jadi nyamuk yang tak kasat mata. Nantinya dimata mereka berdua.

"Iya, juga yah baru kepikiran gua." ucap Fira sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Aduhh Tuhan punya teman gini amat!"

Acha pun memutuskan untuk pergi menemui Arkan. Takutnya Arkan lama menunggunya dan membuat kekasihnya itu, kesal nantinya.

"Mhum... Acha pergi dulu ya, nemuin kak Arkan. Enggak papa kan aku tinggalin." ucap Acha kepada kedua sahabatnya.

"Semangat, ngapelnya ya, Cha." teriak Fira sementara Acha hanya menghiraukan teriakan Fira, beda dengan Sindi yang memilih membuang pandangannya dari sahabat lemotnya ini.

♡♡♡♡

Acha pun telah, tiba di sebuah taman belakang. Namun, langkahnya terhenti di kursih putih yang memanjang.

"Loh kok kak Arkan gak ada sih? tadi katanya Acha disuruh kesini giliran kesini malah gak ada siapa-siapa." monolog Acha yang tak melihat keberadaan Arkan sama sekali. Padahal dirinya yang mengatakan mememuinya ditaman belakang.

Tiba-tiba mata Acha di tutup dengan tangan seseorang, sontak membuat Acha terkejut.

"Ihh.... lepasin atuh. Jangan nyentuh Acha nanti kalo kamu ketahuan kak Arkan bisa abis kamu."kesal Acha terkejut tiba-tiba saja  ada seseorang yang menutup kedua matanya.

"Ihhh.. di bilang lepasin juga Acha cuman milik kak Arkan jangan harap Acha mau berpaling ke kamu." ancamnya yang begitu kesal melihat kelakuan orang yang berani menyentuhnya.

"Akhmm...." dehem seseorang yang menutup mata Acha dengan tangannya. Acha yang  mendengar suara seseorang itu seperti tidak asing di telinganya.

Arkan pun melepaskan tanganya yang menutupi kedua mata Acha.
Acha pun langsung memutar tubuhnya. Sehingga menghadap kehadapan Arkan.

"Kak Arkan nya Acha ternyata kirain tadi cowok iseng yang mau deketin Acha."ucap Acha dengan memasang wajah gemesnya.

"Ciee... yang gak mau berpaling dari si tampan Arkan."sambung Arkan dengan percaya dirinya.

"Kata siapa Arkan tampan? yang ada Arkan itu jelek banget!" ejek Acha cekikikan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Sekarang udah pinter yah ngibulinnya."sambung Arkan lalu menggelitiki perut Acha. Yang membuat Acha terus tertawa kegelian.

"Ihh... ampun atuh kak Arkan. geli tau." mohonnya di sela tawanya.

"Mhum cium dulu baru di lepasin." menaik turun kan alisnya dengan senyum smirk nya.

"Ihhh.... enggak ada cium-ciuman." sambar Acha cepat.

"Yaudah aku gelitikin terus nih." Arkan pun masih lanjut menggelitiki Acha sehingga membuatnya terus tertawa.

"Hahahaha... kak Arkan udah tau geli." sungut Acha, yang terus kegelian akibat ulah Arkan.

"Makanya cium dulu." todongnya  baru ia, mau melepaskan gelitikannya.

Acha pun mau gak mau menuruti permintaan kekasihnya itu. Daripada dirinya mati kegelian. Lebih baik mengikuti kemauan Arkan.

"Yaudah Acha nyerah tapi kalo udah Acha cium berhenti ya, gelitikin Acha nya." Pintanya dengan lembut.

"Janji pacarnya Arkan." ujar Arkan dengan senyumannya.

Acha pun mencium pipi Arkan dengan senyum merekahnya. Arkan yang gemas langsung memeluk kekasihnya yang sangat begitu mengemaskan di matanya. Sontak membuat Acha terkejut atas perlakuan Arkan, wajahnya pun tak usah ditanya sudah pasti  seperti kepiting rebus.

"Cieee... yang bulsing ." goda Arkan. Yang semakin membuat wajah imut Acha semakin merona.

"Apaan sih kak." ucapnya malu-malu.

"Yaudah yuk balik ke kelas." ujar Arkan merangkul tangan Acha.

"Yuk kak ." sahutnya dengan senyuman manisnya .

Kedua nya pun saling bergadengan menuju kelas yang membuat para siswa-siswi merasa iri atas keromantisan mereka berdua.
●●●●●●

Hay....hay....

Moga suka yang sama part ini

Jangan lupa

Baca

Vote

And

Comen yah

My Sweet ARKANDRA( Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang