CHAPTER 6

36 2 0
                                    



Hari ini tidurku terganggu oleh Mahluk baik ini. Pagi buta kaya gini. Dimana orang masih memproduksi iler. Bermimpi bertemu pangeran impian. Leha suka nge-haluin Manurios.

Itu tuh.

Bule yang menurutnya cantik.

Gak ngerti lagi.

Gantengnya naudzubilah.

Sekarang Aku dipaksa oleh Mas Dewa untuk menemaninya lari pagi. Berkeliling komplek. Biar sehat, bugar, dan kuat katannya.

BETUL SIH.

Tapi, jangan ganggu bobo cantik aku juga kali.

Agak siangan dikit.

" Mas, ini masih subuh lho. Apa gak terlalu pagi. Bukannya sehat malah sakit. Bukannya lari pagi malah ketemu Mbak Kun dan Mr. Pongco...." ucapku sambil merem melek. Ngantuk banget.

" Hush, kalau bicara jangan sompral gitu. Gimana kalau kejadian."

" Leha engga takut Mas, soalnya ada Mas..."

" Loh? Maksudnya, jika kamu di dekat saya. Maka semua akan baik baik saja gitu. Jika kamu berpikir seperti itu, baiklah saya akan menjadi pelindung kamu." ucap Mas Dewa menimpali.

" Maksudnya, kalau saya di dekat Mas Dewa saya pasti aman. Soalnya setannya lebih takut sama Mas..." ucapku sambil ketawa ngakak.

Mas Dewa hanya melihat.

Diam.

" Ha Ha Ha Ha." ketawaku garing.

Tengsin.

Receh banget aku ini.

" Enggak lucu yah Mas, hehehe..."

Akward banget.

Jika kamu ketawa ngakak sedangkan temanmu hanya diam.

Seperti tidak berminat dan memandang aneh dirimu.

Mas Dewa menganggukan kepalanya. " Iya."

"....soalnya kamu lebih lucu sih." lanjutnya. Yang membuat hati jomblo bergetar.

Ibu, Leha pengen pulang!

" Mas bisa aja gombalnya. Enggak baik lho mas buat hati para jomblo seperti saya." ucapku.

" Saya jujur. Kamu benar-benar menggemaskan. " ucap Mas Dewa sambil menguyel-uyel pipiku.

Pipi Leha bukan sequwisi Mas.

Lemah.

Dibaperin dikit langsung Ambyar.

Kaya kalian.

Hehe.

Mungkin salah satu karma aku sering mengerjai Mas Dafa.

Syit. Bangjad.

Aku melepaskan tangan Mas Dewa. " Kita lari pagi sekarang aja Mas. Lebih cepat lebih baik." ucapku untuk menghindar.

Cewe MatreWhere stories live. Discover now