“Sayang,kamu masuk ke ruangan aja ya—” Safa langsung memotong perkataan Rizwan “Gamau,aku mau disini aja”
“Safa...dengerin mas ya,kalo kamu disini mas ga bisa fokus. Oke? Atau kamu ikut bantu karyawan,ada Syakila disana” dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Rizwan meminta Safa agar tak ikut duduk dengannya. Masalahnya jika ada Safa, Rizwan tak bisa fokus.
Safa menghentakkan kaki layaknya anak kecil membuat Rizwan bingung. Bagaimana cara membujuk seorang perempuan agar ia mau menurut? Ini bukan keahlian Rizwan, melainkan keahliannya Ghazy.
Ya Allah,jangan uwuw di depan jomblo dong mas...jiwa kejombloan saya terganggu batin seorang pemuda tersebut.
“Maaf mas? Bisa dimulai?” tanya seorang pemuda tersebut. Rizwan benar-benar kewalahan,mengapa Safa manja di timing yang tak tepat. Rizwan juga bukan tipe yang suka membuang-buang waktunya.
“Kamu tahu cara membujuk perempuan?” bisik Rizwan kepada pemuda tersebut.
“Mas nanya ke orang yang salah” bisik pemuda tersebut.
Tak ingin membuang-buang waktu lagi, Rizwan izin pamit ke pemuda tersebut sebentar dan menarik tangan Safa berjalan menuju ruangan.
“Kamu tunggu disini ya” pinta Rizwan lalu mencium kening Safa. Bukannya menurut, Safa menggenggam lengan Rizwan kuat-kuat.
“Ikut...” pinta Safa dengan mengeluarkan puppy eyes.
“Yaudah,iya tapi kamu ga boleh ganggu ya. Ga boleh banyak tingkah,oke?” Rizwan menyentil hidung Safa karena Safa sama seperti Naysha jika manja seperti ini.
“Oke bos!”
☕☕☕☕☕
“Beby,dasi aku mana ya?” sedari tadi Ghazy tampak kebingungan mencari dasi nya.
“Di lemari”
“Gak ada....” jawab Ghazy yang masih terus menerus mencari dasinya.
“Awas aja kalo ketemu. Kalo dasinya ketemu,kamu aku apain?”
“Peluk dong..” Ghazy merentangkan tangannya ingin memeluk Arlin.
Arlin langsung berjalan mendahului Ghazy dan mencari dasi yang dicari Ghazy.
“Kan ketemu! Kamu sih,kalo nyari itu jangan pake mulut...gimana mau ketemu kalo nyari pake mulut!” ketus Arlin
Ghazy mengusap telinganya karena Arlin terus menerus mengomel karena keteledoran Ghazy. “Maaf,kan aku ga tau...” Ghazy langsung memeluk Arlin dari belakang tanda sayang kepada istrinya yang selalu cerewet 24 jam.
“Udah ya,maafin aku....” bisik Ghazy tepat di telinga Arlin.
Dengan cepat,Arlin langsung luluh atas tindakan Ghazy yang sangat romantis dan mampu menenangkan Arlin ketika marah.
“Kamu gak masak?” tanya Ghazy, tiba-tiba saja Arlin teringat dia tengah memasak ayam goreng namun karena Ghazy terus menerus mengeluh tak menemukan dasi nya, akhirnya Arlin menyusul Ghazy ke atas.
“Astagfirullah!!!” pekik Arlin lalu melepaskan pelukan Ghazy dan lari menuju dapur. Sesampainya di dapur,ayam yang semula harusnya berwarna cokelat kini berwarna hitam.
Arlin langsung mematikan kompor dan meniriskan ayam yang gosong tersebut.
“Kenapa,By?” tanya Ghazy setelah berlari maraton karena istrinya yang berlari tadi.
“Maaf mas, ayamnya gosong...hiks..hiks.. hiks..” Arlin menangis karena kecerobohan nya, Ghazy tidak bisa sarapan pagi.
Tak ingin istrinya membuang air mata hanya karena masalah spele seperti ini, Ghazy langsung membawa Arlin ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Arlin agar tenang. “Gapapa,ini salah aku. Harusnya aku ga buat kamu ninggalin aktivitas kamu di dapur. Udah ya,jangan nangis.” pinta Ghazy
YOU ARE READING
You Are Not Alone {END}
Teen FictionMenjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
☕New Call☕
Start from the beginning
