“Kamu marahi abang palingan kamu yang nangis..” jawab Rafa santai.
“Udah..kan mama sudah pernah bilang dilarang berbicara sambil ma?”
“Makan..” ucap ketiga anak Naysha.
Selepas makan,mereka pun kembali ke aktivitas masing-masing. “Mas mau ke cafe,mau ketemu sama seseorang” kata Rizwan
“Kok pakai pakaian kantor?” tanya Safa
“Ini resmi sayang,sesekali aja si..”
“Sini dasinya aku benerin” Safa berjinjit membenarkan dasi Rizwan. Wajah mereka begitu dekat sampai-sampai deru nafas mereka bisa terdengar.
“Udah..” kata Safa.
“Makasi sayang. Kamu mau ikut atau dirumah aja?” tanya Rizwan lagi
“Ikut,aku kan kerja disana” jawab Safa polos. Rizwan tertawa mendengar jawaban istrinya. Dia kan sudah tak bekerja di cafe melainkan dia juga pasti menjadi pemilik cafe THE ESCA karena dia akan menjadi Nyonya Rizwan.
“Kenapa ketawa?” tanya Safa. Rizwan langsung menggeleng dan menghentikan tawanya. “Yaudah kamu siap-siap gih,aku tunggu di bawah” Rizwan pun langsung menuruni anak tangga satu persatu.
Setelah siap, Safa pun menyusul Rizwan di bawah. Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam mobil dan pergi ke Cafe.
“Mas,aku boleh gak pergi ketemu temen-temen?” tanya Safa kepada Rizwan yang masih fokus menyetir.
“Temen yang mana?emang kamu punya temen?”
“Nyebelin banget,ya punya lah. Aku sekolahnya bertahun-tahun masak ga punya temen...” ketus Safa
“Bercanda,sayang...temen yang mana? SD atau SMP atau SMA atau kuliah atau kerja?”
“SMA”
“Arlin ikut?”
“Katanya dia sama Ghazy”
“Yaudah,nanti kamu sama aku. Kapan?”
“Nanti malem”
“Oke”
“Tapi apa mas gak sibuk? Takutnya nanti mas sibuk terus—”
“Nggak sayang,pekerjaan itu bisa belakangan. Menyenangkan hati seorang istri lebih utama” jawab Rizwan sambil menggenggam tangan kanan Safa.
Sesampainya di cafe,Safa dan Rizwan turun secara bersamaan dan Rizwan kembali menggenggam tangan Safa.
Safa berusaha melepaskan genggaman tangan Rizwan karena tidak enak dilihat oleh para jomblo “Mas,lepas...” bisik Safa.
“Kalo aku lepas nanti kamu diambil orang” jawab Rizwan.
“Mas Rizwan bukan?” tanya seorang Pemuda yang berpenampilan seperti mahasiswa tersebut menyapa Rizwan.
“Kamu...yang mau wawancara tentang cafe saya kan?” tanya Rizwan lagi
“Alhamdulillah akhirnya saya bisa bertemu dengan mas.”
“Udah lama nunggu? Maaf ya saya sedikit terlambat”
“Tidak apa-apa mas,ini adiknya ya?” seorang pemuda tersebut mengalihkan pandangannya ke Safa.
Safa langsung cemberut karena ia dikira adiknya Rizwan. “Maaf,dia istri saya” sambung Rizwan.
“Maaf mba,saya tidak tahu” jawab pemuda itu menghadap Safa. Safa tak kunjung menjawab, akhirnya Rizwan yang menjawab “Tidak apa-apa,dia masih imut kan. Mari kita mulai” sambung Rizwan mempersilahkan pemuda tersebut untuk duduk.
YOU ARE READING
You Are Not Alone {END}
Teen FictionMenjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
☕New Call☕
Start from the beginning
