10. Shixun.

6 1 0
                                    

"Ah, disini sangat menyenangkan!"

Yerim mendekap tubuhnya yang mungil dengan kedua lengannya. Mengusap-usap lengannya yang tak tertutup oleh gaun dan tertiup-tiup oleh angin yang berhembus. Anginnya tidak kencang, namun lumayan untuk menyejukkan tubuh dan menenangkan pikiran.

"Sangat tenang. Aku tidak menyangka, masih ada tempat seperti ini di Bumi."

Gadis itu bangkit dari duduknya, dan mulai menyusuri tempat itu. Beterbangan kesana-kemari dan menghampiri satu persatu bunga yang tengah mekar dan hewan-hewan yang sedang berkelana di awan.

Yerim kelihatan begitu bahagia, ia bahkan mengajak ngobrol banyak bunga dan burung-burung di taman itu. Tak jarang mereka semua tertawa secara bersamaan karena tingkah lucu yang dilakukan Yerim. Yerim juga bernyanyi dan menari random membuat suasana makin cerah.

"Permisi."

Sebuah suara memecah keheningan di sana. Semua menoleh ke sumber suara, juga Yerim yang telah membalikkan tubuhnya.

"Oh, Shixun?!! Ada apa?", tanya Yerim dengan wajahnya yang terlihat terkejut. Kenapa salah satu temannya di dunia peri bisa kesini? Apa dia ingin menghampirinya?

"Kemari sebentar, Fay!"

Yerim mengerutkan keningnya, namun ia juga tetap membiarkan dirinya pergi menuju Shixun--peri yang menghampiri Yerim-- yang berdiri lumayan jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yerim mengerutkan keningnya, namun ia juga tetap membiarkan dirinya pergi menuju Shixun--peri yang menghampiri Yerim-- yang berdiri lumayan jauh darinya.

"Bagaimana kamu bisa ada di sini, Shixun?"

"Apa ada sesuatu yang buruk?"

"Apa Selona marah kepadaku?"

"Ap--"

Shixun dengan segera menutup mulut Yerim dengan telapak tangannya yang putih dan berurat. Shixun terus membiarkan telapak tangannya tetap menempel pada bibir Yerim sampai Yerim menunjukkan tanda-tanda akan berhenti mengoceh.

"Emhhhhh, lwepwass shiixwunn! Ah!" Yerim menggenggam tangan Shixun dan berusaha untuk segera melepas tangan itu dari bibirnya. Yerim menarik-narik tangan Shixun dengan kuat, namun tenaga Shixun jauh lebih besar.

"Shiixwunn lwepwass!!!"

Yerim mulai kesulitan bernafas. Dia terus berusaha untuk melepas tangan Shixun. Yerim hampir saja kehilangan akal, hingga pada akhirnya dia mendapat sebuah ide cemerlang.

Yerim menutup matanya, dan bersuara dalam hatinya, "Satu ... Dua ... Tiga ..."

Yerim menjilati telapak tangan Shixun membuat Shixun berteriak dan segera mengambil tangannya karena merasa jijik.

"Apa-apaan ini? Kau itu perempuan, kenapa jorok sekali, huh?! Ingat, kau juga peri!", ujar Shixun sembari menggosokkan telapak tangannya pada celana dan kemejanya.

Yerim tertawa terpingkal-pingkal melihat Shixun yang terus menggosok tangannya seolah merasa sangat jijik. Yerim senang akhirnya dia menang.

"Kau sih, aku suruh lepas tapi tidak mau! Rasakan sendiri sekarang akibatnya. Hahaha!"

"Huh, lihat saja nanti!, ucap Shixun dengan wajah yang dibuat cemberut. Namun, secemberut-cemberutnya Shixun, dia tetaplah seorang peri yang imut.

"Hei, jangan cemberut seperti itu, kan aku jadi tak tahan untuk mencubit pipimu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, jangan cemberut seperti itu, kan aku jadi tak tahan untuk mencubit pipimu!"

Yerim menghampiri Shixun dan mulai mencoba untuk meraih pipi Shixun. Yerim melompat-lompat kecil namun ia tak juga dapat menggapai pipi peri itu. Shixun yang melihat Yerim kesulitan terlihat sangat bahagia.

"Shixun menunduk! Cepat menunduk!"

Yerim terus menyuruh Shixun untuk menunduk, namun itu malah membuat Shixun semakin menjadi. Ia justru berjinjit dan membuat Yerim kewalahan.

Yerim melompat-lompat sembari terus mengeluh, sedangkan Shixun, ia terus tertawa melihat Yerim yang begitu pendek dan juga bodoh. Bagaimana bisa dia melupakan fakta bahwa dia adalah seorang peri? Yerim benar-benar peri yang manusiawi, ia lebih sering berjalan daripada terbang. Ia lebih memilih menggunakan kakinya yang mungil daripada menggunakan sayapnya yang indah.

Yerim terus melompat dan Shixun berjalan mundur. Terus seperti itu hingga sebuah batu kerikil menghentikan aksi ala-ala Bollywood mereka.

"Ah!"

Yerim berteriak saat kakinya tanpa sengaja menginjak kerikil dan membuat ia terhyung ke depan. Yerim jatuh dan bersandar pada dada bidang Shixun yang berada dihadapannya.

Shixun menyampingkan kedua tangannya dan membiarkan Yerim bersandar pada dadanya. Selama beberapa detik, mereka berdua mempertahankan posisinya. Masing-masing terlihat belum menyadari keadaan saat ini, hingga pada akhirnya wajah Yerim memerah karena tanpa sengaja ia mendengar debaran jantung seseorang yang berada dihadapannya. Siapa? Tentu saja, tuan muda Shixun yang terhormat.

Yerim makin mendekatkan wajahnya pada tubuh Shixun, berusaha lebih memperjelas bunyi apa yang tadi ia dengar. Apakah benar yang ia dengar tadi? Apakah itu benar-benar debaran jantung dari Shixun? Kalau iya benar, kenapa Shixun bisa merasa demikian? Padahal, Shixun kan tidak berlari-larian, jadi mengapa Shixun jantungnya berdegup keras?

Yerim terus mendekatkan dirinya hingga pada akhirnya ...

Bruk

Mereka terjatuh bersama di atas tanah, dengan posisi yang saling tindih-menindih. Yerim tergeletak tepat diatas Shixun membuat pikiran Shixun mulai mengabur dan melalang buana. Tubuhnya sudah diluar kendali.

"A-ah, maaf ya, aku tidak sengaja!"

Yerim segera bangkit saat menyadari bahwa dirinya berada di posisi yang tidak lazim dengan Shixun. Yerim berdiri dan mulai merapihkan gaun dan rambutnya yang berantakan.

Tuk

Yerim mencubit kedua pipi Shixun yang masih terbaring di tanah dan terus mengoceh tentang betapa lucunya Shixun di matanya tanpa menyadari respon Shixun sama sekali.

"Hahaha mengapa semua orang mengatakan kamu tampan? Jelas-jelas kamu itu imut!!", ucap Yerim sembari terus memegang pipi Shixun.

"Ck, aku memang tampan tahu! Dari sisi mana aku kelihatan imut?"

Yerim hanya tertawa melihat Shixun yang terlihat kesal. Shixun menyimpangkan kedua tangannya dan menatap Yerim seolah tidak terima jika ia disebut imut.

Melihat Shixun yang membaringkan tubuhnya di atas tanah, Yerim jadi ingin mengikuti Shixun juga.

"Sepertinya enak ya tidur di tanah?"

Yerim membaringkan tubuhnya tepat di sebelah Shixun, membiarkan tubuh mereka terpancar sinar matahari dan tertiup angin yang berhembus.

"Oh ya, aku lupa, kenapa kamu datang kemari? Apa ada sesuatu?"

🐶❤️🐶


Cerita ini diikutsertakan dalam APproject individu generasi keempat.

My Secret Lovers From Another Galaxy #APprojectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang