8. Teman Baru? 👀

2 1 0
                                    

"Hai Kai!", sapa Bima yang baru saja datang menyapa kai sembari menepuk pundaknya.

"Eh copot!"

Kai reflek berteriak, memegang dadanya dan menatap sekitarnya linglung. Mata Kai yang merah dan sayu, wajahnya yang kusut dan terlihat banyak garis merah akibat wajahnya yang terlalu lama bersatu dengan meja. Lihatlah juga rambut kai yang kusut dan mulutnya yang tidak berhenti menguap sejak tadi. Ini masih pagi, tapi Kai berlaku seolah-olah ini sudah siang dan dia sudah sangat kelelahan. Memang tak tahu tempat.

Bima tertawa melihat Kai yang terkejut. Dia hanya menyapa Kai tapi Kai malah terkejut.

"Ini masih pagi, kenapa kamu tidur?", tanya Bima sembari mendudukkan dirinya di sebelah Kai.

Kai mengucek matanya, dan menguap (lagi) dengan lebar.

"Aku sangat mengantuk tahu!"

"Ck, ini masih pagi bodoh!"

Bima mendecak melihat Kai yang kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja belajar. Bersikap tak perduli, Bima merogoh kantong celananya, meraih dan melirik ponselnya, bel masuk masih lama, pikirnya.

Bima menyambungkan ponselnya dengan airpod miliknya dan mulai bersenandung kecil sendirian.

Kelas Bima dan Kai sudah lumayan ramai, oleh sebab itu suasananya mulai sedikit ricuh. Semua orang berbicara dengan teman-temannya sebelum kelas pertama dimulai.

"You mean the world to me...", lirih kecil dari bibir Bima seketika membuat seisi kelas menyorot padanya.

Seketika semua mata memandang kearah meja milik Kai dan Baekhyun yang terletak di paling belakang. Mereka memberikan atensi penuh pada seseorang yang tengah duduk di belakang, tapi orang yang dimaksud bukanlah Kai, melainkan Bima.

"I'm fallin' love with you~"

Bima terus bersenandung tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya. Ia menutup matanya dan terus bernyanyi, Bima terlihat sangat menghayati lagu itu.

"Astaga dengarlah, suaranya merdu sekali!", ucap salah satu siswi yang tengah duduk di atas meja berbicara pada temannya.

"Suaranya lembut, ah aku sangat menyukainya!", ucap seorang siswi berambut coklat panjang yang tengah menatap Bima lekat-lekat seolah tidak ada hal lain untuk ditatapnya.

"Bima itu boyfriend material banget hiks.", ucap salah satu siswa yang tengah menggenggam tangan teman sebangkunya dan meremas-remasnya.

"Heh, kau itu laki-laki, bodoh!", jawab teman sebangkunya dengan tambahan tangan yang beradu tos dengan wajah. Seperti hubungan timbal balik yang serasi, yang satu membuat hati panas, yang satu membuat pipi panas. Sama-sama membuat panas namun berbeda lokasi.

"Oh iya lupa."

Oke, kembali lagi kepada sang biduan manis kita, Bima. Bima terus bersenandung dengan lirihan kecilnya. Sudah hampir 10 menit mereka memperhatikan Bima namun Bima sama sekali belum menyadari apapun.

Kring

Bel masuk berbunyi memecah suasana. Semua murid mengalihkan pandangannya dan mulai merapihkan posisinya sembari sesekali curi-curi pandang selagi guru belum datang dan memulai pelajaran. Bima yang mendengar sedikit kericuhan di kelas akibat para temannya tengah merapihkan posisi mereka membuka matanya dan alangkah terkejutnya Bima melihat begitu banyak pasang mata yang melihatnya. Jantung Bima mulai berdetak tidak karuan.

'Astaga, apakah mereka mendengar aku bernyanyi?! Astaga ini benar-benar memalukan!'

Bima hanya mampu tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berpura-pura merapihkan buku dan meja walaupun sejak awal mejanya memang sudah rapih. Bima terus menunduk, berakting seolah tengah mencari sesuatu dalam kolong mejanya padahal kolong mejanya tidak ada karena kemarin sebelum pulang ia melepaskannya dan meletakkannya di luar kelas karena terlalu banyak kotoran dan jaring laba-laba.

Tok tok

"Selamat pagi!"

Bima menepuk pundak Kai keras, Bima berusaha membangunkan Kai karena guru sudah datang dan kelas pertama akan segera dimulai.

"Kai, bangun!"

Bima terus memukuli badan Kai, namun Kai tak kunjung bangun juga. Hingga pada akhirnya Bima mencubit paha Kai kencang dan berakhir dengan teriakan Kai yang memenuhi ruangan.

"Astaga! Siapa yang teriak, huh?! Siapa itu?!"

Kai dan Bima hanya terdiam. Bima yang berpura-pura membaca buku dan Kai yang memasukkan kepalanya ke bawah kolong meja. Bima menahan punggung Kai supaya Kai tidak menunjukkan wajahnya yang terlihat seperti baru bangun tidur sekali.

"Tidak mengaku?--

Untung saja sekarang saya sedang memiliki kabar gembira, jadi saya tidak akan terlalu memikirkan itu."

Semua murid begitu penasaran dengan apa itu yang dimaksud kabar gembira oleh gurunya.

"Kabar gembira? Kabar apa itu, Bu?"

"Kabar gembiranya adalah, kita akan segera memiliki murid baru."

My Secret Lovers From Another Galaxy #APprojectUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum