15

73.3K 8.5K 1.2K
                                    

Hari ini pernikahan Jaehyun dan Taeyong dilaksanakan. Sedari tadi Jaehyun yang sudah mengenakan jas putihnya duduk di pinggir kasurnya dengan raut wajah gelisah. Ia takut ada kesalahan ketika mengucap janji sucinya nanti.

"Jae." Dua orang lelaki tinggi masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sebelahnya. Itu adalah dua sahabatnya, Johnny dan Lucas.

"Kenapa wajahmu tegang begitu Jae?" rasanya Johnny ingin tertawa kencang sekarang juga karena sungguh ekspresi Jaehyun sekarang seperti sedang menahan BAB, ditambah keringat yang sedikit membasahi pelipisnya.

"Tidak usah tegang begitu Jae. Kalau takut salah, kau tinggal buat contekan di tanganmu." ucap Lucas. "Seperti ini!" Lucas mengambil pulpen dari sakunya dan menarik satu tangan Jaehyun tapi sahabatnya itu langsung menariknya kembali.

"Kau pikir ini ujian kenaikan kelas?!" sungut Jaehyun. "Dasar gila!"

"Kan aku hanya ingin memberi solusi."

"Solusi yang tidak berguna."

"Kita harus segera berangkat ke gedung Jae." ucap Johnny. "Kalau kau mau buang air sebaiknya sekarang saja, sangat tidak lucu jika ditengah-tengah proses pernikahan kau buang air dicelana."

"Ck terserah!" balas Jaehyun lalu keluar dari kamarnya meninggalkan kedua sahabatnya.

.

.

.

Di tempat lain Taeyong juga merasakan hal yang sama dengan Jaehyun. Ia meremat kuat tangan Doyoung yang berada di genggamannya.

"Kau gugup?" tanya Doyoung dan Taeyong mengangguk sebagai jawaban. Walaupun ini bukan pernikahan pertamanya tapi tetap saja rasa gugup masih ada.

"Tenang kan dirimu. Kau terlihat lebih jelek ketika sedang tegang seperti ini, aku takut jika nanti Jaehyun jadi ilfeel padamu." ucap Doyoung.

"Ish kau menyebalkan!" sungut Taeyong. "Di mana Ten?" Ia rasa sahabatnya itu lebih bisa menenangkannya dibanding sepupunya ini.

"Tae." tiba-tiba pintu terbuka dan memdapati sosok Ten di sana. "Kita harus segera berangkat." ucap Ten membuat Taeyong semakin tegang dan gugup.

Ten tersenyum dan berjalan mendekati sahabatnya. "Kau pasti gugup ya?" tanya Ten dan hanya dibalas anggukan oleh Taeyong. "Tenang kan dirimu ya, aku yakin semua akan berjalan lancar. Kan kau juga sudah berlatih mengucapkan janji suci itu denganku semalam." ucap Ten menenangkan. Seperti tersihir Taeyong langsung mengangguk dan memeluk Ten.

"Terimakasih Ten." benar kan, Ten selalu bisa menenangkannya di situasi-situasi menenggangkan seperti ini. "Kau memang selalu bisa menenangkanku, beda dengan orang ini." Taeyong menatap sinis ke arah Doyoung dan Doyoung membalas tatapan sinisnya.

"Sudah sudah ini bukan waktunya ribut." lerai Ten. "Kita harus segera berangkat. Ayo!"

.

.

.

"Apa kalian sudah siap?" tanya pendeta pada calon mempelai di hadapannya.

Jaehyun, si mempelai pria menganggukan kepalanya dengan yakin sebelum mengucapkan janji pernikahannya.

"Di hadapan Tuhan, Pendeta, para orang tua, dan para saksi,  maka saya Jung Jaehyun, dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu Lee Taeyong menjadi istri saya. Saya berjanji untuk selalu setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan juga sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan juga menghormatimu sepanjang hidupku."

Semua orang berdecak kagum ketika anak tunggal keluarga Jung berhasil mengucapkan janji pernikahan dengan lancar tanpa hambatan sedikitpun.

Kali ini giliran Taeyong yang akan mengucapkan janji suci pernikahannya. Sebelumnya ia menarik napas panjang untuk mengusir sedikit rasa gugupnya.

"Di hadapan Tuhan, pendeta, para orang tua, dan para saksi,  maka saya Lee Taeyong, dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu Jung Jaehyun menjadi suami saya. Saya berjanji untuk selalu setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan juga sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan juga menghormatimu sepanjang hidupku."

Decakan kagum kembali terdengar ketika Taeyong dengan lancarnya mengucapkan janji suci pernikahannya.

"Sekarang kalian sah menjadi sepasang suami istri." ucap si pendeta. Sontak suara riuh tepuk tangan kembali terdengar.

"Kau dipersilahkan untuk mencium pasanganmu."

Jaehyun mendekatkan wajahnya pada bibir Taeyong lalu mendaratkan bibirnya di bibir istrinya. Mencium dan memberikan sedikit lumatan sebelum melepaskan tautan.

"I love you, Nyonya Jung!" bisiknya tepat di telinga Taeyong.

.

.

.

"Apa kau lelah sayang?" tanya Jaehyun. Kini mereka sedang berada di dalam mobil menuju rumah setelah berjam-jam melangsungkan resepsi pernikahan.

"Sangat." jawab Taeyong. Duduk selama hampir 4 jam membuat pantatnya terasa panas dan punggungnya nyeri.

"Sabar ya, sebentar lagi kita sampai rumah." ucap Jaehyun dan dibalas anggukan dan senyuman oleh istrinya.

"Jae kita mau ke mana? Ini bukan arah ke rumahku?" tanya Taeyong.

"Kita akan pulang ke rumah kita, bukan ke rumahmu." jawab Jaehyun.

"Rumah kita?" ulang Taeyong.

Jaehyun mengangguk, "Ya sayang. Rumah yang akan ditempati oleh aku, kau, Mark, dan anak-anak kita yang lain kelak."

Taeyong tersenyum lalu memeluk sebelah tangan Jaehyun, "Terimakasih Jae!"

Jaehyun dan tersenyum dan satu tangannya terulur untuk mengusak sebentar rambut Taeyong, "Anything for you babe!"

"Oh iya by the way Mark hari ini menginap di rumah orangtuamu?" tanya Taeyong.

"Ya sayang. Jadi kita bisa menikmati malam pertama kita dengan tenang." balas Jaehyun sembari menunjukan smrik andalannya membuat Taeyong bergidik ngeri. Kenapa suaminya terlihat seperti ahjussi mesum seperti ini?

***

ALHAMDULILLAH SAH WKWK
.

.

.

Vomment ya gais. Makasi^^

Young Mom (Jaeyong)✔Där berättelser lever. Upptäck nu