Menjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
“Safa?” Ghazy keluar dari mobil nya untuk memastikan apakah itu Safa atau bukan.
“Ghazy...kenapa rumah Rizwan sepi?” tanya Safa dengan nafas yang terengah-engah.
“Lo kesini sama siapa?”
“Tadi sama Fathan sekalian dia berangkat kuliah. Rizwan dimana?cafe?” tanya Safa lagi. Jujur, Ghazy tak tega melihat Safa. Ia harus apa? Masalahnya Rizwan sudah berpesan jikalau ia tak boleh memberitahu Safa.
“Ghazy?ada yang lo sembunyiin ya?” tanya Safa menyelidiki
“Hah?ga gada kok,gue anterin lo pulang ya” elak Ghazy
“Ga! Gue intinya mau ketemu Rizwan... Rizwan dimana??gue mau kasi dia sesuatu...” pinta Safa.
“Rizwan sibuk..”
“Iya gue tahu dia sibuk..tapi dia dimana Ghazy...kasi tahu gue dong...” Safa semakin penasaran dengan keberadaan Rizwan. Bagiamana tidak? Ghazy terus menerus mengalihkan pembicaraan nya.
“Ghazy..gue tanya untuk terkahir kalinya. Dimana Rizwan?” tanya Safa dengan wajah yang sangat khawatir.
“Ghazy!!jawab gue!!!” Ghazy terus menerus terdiam. Ia tak tahu harus bagaimana.
“Rizwan kemana!!!!!” geram Safa
“Rizwan di bandara!!”
Deg. Perasaan apa ini? Kenapa hati Safa terasa sakit mendengar ucapan Ghazy? Safa terduduk lemas di hadapan Ghazy. Kotak yang ia bawa lepas begitu saja dari genggaman tangannya.
Maaf Rizwan,gue ga tega lihat Safa kayak gini batin Ghazy
“Kita ke bandara sekarang! Rizwan lagi sebentar berangkat.” Ghazy berjongkok di hadapan Safa.
“Saf!!! Lo denger gue kan?hey!!!” Ghazy melambai-lambai kan tangannya di depan wajah Safa. Ghazy tahu bahwa Safa tersakiti,ia tak percaya jika Rizwan se tega ini.
“Rizwan...”
“Kalo lo mau ketemu Rizwan,gue anterin!ayo naik ke dalam mobil! Kita susul mereka” titah Ghazy. Safa langsung mengangguk lalu masuk ke dalam mobil Ghazy.
Ghazy mengendarainya mobilnya di atas kecepatan rata-rata karena jika telat sedikit,ia tak akan bertemu dengan Rizwan. Selama diperjalanan, Ghazy dan Safa terus-menerus beristighfar agar mereka bisa sampai tujuan.
“Udah semua kan?ga ada yang ketinggalan?” tanya Bunda
“Bun, Rizwan harus masuk. Lagi sebentar berangkat.” Rizwan berpamitan dengan kedua orangtuanya dan kedua orang tua Ghazy.
Sekarang,ia harus berpamitan dengan adiknya yang masih dalam mode ngambek “Hey,masih ngambek,hm?” tanya Rizwan mencubit hidung Naysha pelan.
Naysha masih memalingkan pandangannya,tanpa sadar air mata Naysha jatuh begitu saja lalu ia memeluk Rizwan dengan erat “Abang!!! Aku ga mau Abang ke turki!! Ayo bang kita pulang!! Aku gamau gamau gamau!!!” Naysha terus-menerus menangis seperti anak kecil yang ditinggal pergi oleh kedua orangtuanya
“Ca,Abang nanti balik kok pas acara Ghazy sama Arlin” Rizwan mengelus pucuk kepala Naysha yang dibalut dengan jilbab.
“Gamau!!”
“Humaira,udah ya...nanti Rizwan ga jadi jadi pergi.” Ardi menarik Naysha dari dekapan Rizwan namun pelukan Naysha begitu kuat dan enggan untuk melepaskan. Rizwan memberikan kode ke Ardi agar ia membiarkan Naysha memeluk Rizwan.
“Mama jangan nangis dong... Rafa aja gak nangis,masa mama nangis?” sindir Rafa.
“Udah Raf,jangan cari gara-gara sama mama kamu. Timingnya gak tepat” bisik Arsyad.
Sesampainya di parkiran bandara,Safa langsung keluar dan diikuti Ghazy. Safa terus-menerus berlari sampai sampai ia hampir saja ditabrak “Safa!!!!” teriak Ghazy ketika melihat Safa yang hampir saja ditabrak.
“Lo ga papa?” tanya Ghazy. Safa menggeleng cepat.
“Ayo!!” titah Ghazy sambil berlari mendahului Safa. Sesampainya mereka di kedua keluarga tersebut,Safa mencari keberadaan Rizwan “Rizwan mana,Bun?” tanya Ghazy dengan nafas yang terengah-engah.
Bunda langsung mengalihkan pandangannya ke arah pandang Rizwan yang hendak masuk ke dalam. Tanpa pikir panjang,Safa langsung berlari ke arah Rizwan “Rizwan!!!” teriak Safa sekuat mungkin.
Rizwan berbalik dan melihat Safa yang tengah berlari menghampirinya “Safa?”
Bruk Safa terjatuh ketika ia menabrak seseorang, Safa langsung bangkit dan kembali mengejar Rizwan. Refleks Safa langsung memeluk Rizwan “Lo jahat!”
Rizwan ingin sekali membalas pelukan Safa namun ia tak berani,anggap saja ini pelukan terakhir dari Safa.
“Jangan pergi..gue cinta sama lo..gue mau lo halalin gue dan buktikan cinta lo. Lo lupa sama janji lo? Bakalan ngejaga gue dan ga mau kalo gue liat adegan yang ngebuat gue inget sama almarhum ayah?” jawab Safa sambil menangis di dada bidang Rizwan
#Minggir Saf,gue mau pergi sama bang Rizwan,yaelah ngeganggu banget sih...harusnya gue yang peluk bang Rizwan 😭😭😭😭😭😭😭. Ku menangis...membayangkan betapa kejamnya Safa..😭😭😭😭
“Gue gak mau liat lo tersakiti gara-gara gue. Gue mohon lepasin Saf,gue mau pergi dan...... gue udah punya tunangan,orang turki”
Deg.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ya Allah bang, pemandangan apa nih,genteng sekali
Kan,kan... Rizwan emang jahat. Masa author di duakan 😭😭😭😭😭