thirteen; elevator

5.9K 920 423
                                    

"Hey, Big D."

Dudley berdiri beberapa meter di depan Harry, "Menghajar bocah berusia sepuluh tahun lagi?"

"Yang ini pantas mendapatkannya." Jawab Dudley cuek. Beberapa teman seusianya berdiri di sekitar, berniat mengintimidasi karena bergerak rama-ramai.

"Lima lawan satu. Sangat pemberani."

Harry di satu sisi kelihatan terganggu, biasanya ia lebih sering mengabaikan sepupunya yang idiot itu. Namun kali ini otaknya terlampau lelah bahkan hanya untuk sekedar mengalah, inginnya sekali-kali mengikuti emosi saja.

"Kau juga begitu." Sahut Dudley. "Ketakutan setengah mati tiap didatangi mimpi, setidaknya aku tidak takut dengan bantalku sendiri."

Gerombolan itu tertawa, mengira segala ejekan Dudley adalah candaan semata. Tak tahu menahu soal apa saja yang telah dilalui sepupu malangnya.

"Jangan bunuh [name], jangan bunuh [name]." Olok Dudley dengan nada dibuat-buat.

Harry terdiam. Tak mau menjawab dengan berbagai alasan, tiba-tiba disibukan dengan isi pikiran.

"[name] siapa? Majikanmu?"

Malang, sore itu nestapa kembali menimpa kedua saudara— yang terikat pada satu keluarga.

ೃ₊• ❞


"Jadi? Bagaimana?" Amos Diggory memandangi putranya yang baru saja ia ajak berkeliling sekitar British Ministry of Magic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi? Bagaimana?" Amos Diggory memandangi putranya yang baru saja ia ajak berkeliling sekitar British Ministry of Magic.

Cedric berdeham pelan, beberapa kali merapikan lipatan pada baju formal yang biasanya jarang ia kenakan. Bersamaan dengan berjalannya elevator ke beberapa arah, pemuda itu tampak berpikir lama.

"Pasti banyak gadis yang tergila-gila padamu, Nak. Bagaimana bisa sampai sekarang kau belum punya pacar?" Canda Amos, mengagumi ketampanan putranya sendiri.

"Masih memikirkan perempuan yang kemarin? Hm? Tidak didekati lagi saja? Aku yakin dia tak bisa menolak pesonamu meskipun ingatannya setengah dihilangkan!"

Cedric salah tingkah, perasannya bercampur aduk tak tahu harus berkata apa. Yah, Cedric dan Amos memang terbilang sangat dekat. Keduanya selalu bercerita seperti kawan seusia, makannya pemuda itu tak ragu meminta saran pada keadaan apapun.

Apa yang Cedric dan Amos lakukan pada libur akhir tahun di Kementrian? Begini, awal semester depan, Cedric Diggory sudah tak berstatus pelajar Hogwarts lagi.

handwritten. | cedric diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang