STILL

502 62 10
                                    

ADEL POV
Seperti saran kak Yohan.
Akupun kembali pulang ke Solo setelah sidang skripsiku selesai.

'Nak, sarapan dulu' panggil Ibuk.
'Iya buk' jawabku.

Kamipun duduk bersama untuk sarapan. Sudah seminggu aku disini, melepas penat, menjernihkan pikiran.

'Wisudamu kapan nak?' Tanya Bapak.
'3 bulan lagi pak' jawabku.
'Berarti ga balik Jakarta?'
Aku menggeleng.
'Mau disini aja sampai pas wisuda baru balik Jakarta'
'Ga kangen Yohan?' Tanya Ibuk.
Aku terdiam.
'Buk' panggil Bapak ke Ibuk.

'Ibuk tu cuma khawatir hubungan kalian, jangan jauh terlalu lama, kamu ndak tau di Jakarta itu semua cewek suka sama Yohan' jelas Ibuk.
Aku terdiam.
Ingin rasanya melepas kak Yohan, tapi...

'Wes to, sarapan dhisik' perintah bapak. (trans: Udah, sarapan dulu)

Kamipun melanjutkan sarapan dalam diam.
'Aku udah selesai, aku ke kamar dulu' pamitku.

'Bapak ki pie to, nek Mawar kesuwen nang kene, iso-iso Yohan ilang' samar kudengar suara Ibuk (Trans: Bapak ini gimana, kalau Mawar kelamaan disini, bisa-bisa Yohan hilang).

'Bune iki lo, anak lagi keno musibah, lagi mari malah ditekan meneh. Po ra percoyo mbi Yohan? Janjine Yohan nang awake dewe? Bakal nunggu Mawar. Ora sah aneh-aneh' kata Bapak.
(Trans: Ibu ini, anak baru kena musibah, baru sembuh jangan ditekan lagi. Apa ga percaya sama Yohan? Janjinya Yohan pada kita? Akan nunggu Mawar. Ga usah aneh-aneh).

'Tapi pak, wes seminggu Mawar ga ngabari Yohan' (Trans: Tapi pak, udah seminggu Mawar ga ngasih kabar ke Yohan)

'Yo ga masalah to Bune, Yohan yo ngerti kabare Mawar soko awake dewe. Mawar mbi Yohan ki wes gedhe, ga usah melu campur urusane yo, sek semeleh pikire' (Trans: Ga masalah itu buk, Yohan juga tahu kabar Mawar dari kita. Mawar sama Yohan udah sama-sama dewasa, ga usah ikut campur urusan mereka. Ditenangkan dulu pikirannya).

Ibuk selalu seperti itu, membuatku semakin cemas.
Aku akui aku merindukan kak Yohan, tapi aku belum siap.

Tok...tok
'Nak' suara Bapak.
'Masuk saja Pak' jawabku.
(Dikeluargaku tiap mau masuk kamar orang lain harus ketuk pintu dulu😗)

'Mikirin apa?' Tanya Bapak sambil mengelus kepalaku.
Akupun langsung merubah posisiku yang semula duduk di ranjang sekarang berbaring dengan kepala di pangkuan Bapak.

'Banyak' jawabku.
'Ga usah terlalu dipikirin, cinta itu ada waktunya' kata Bapak.
'Hmm' jawabku.

Kami diam lumayan lama.
'Kak Yohan baik ya Pak' ucapku.
'Iyaa, makanya bapak setuju saat Hari menjodohkan kalian berdua'
'Bapak pernah ketemu kak Yohan?'
Bapak mengangguk, 'Setiap ke Solo, Hari akan ditemani Yohan. Dia anak yang patuh, baik dan disiplin. Bapak pikir cocok untukmu yang sembrono' (Trans: Ceroboh).

'Engga yaaaa' bantahku.
Lalu Bapak mencubit pipiku.
'Aww sakit Pak'
'Habisnya gemas' kata Bapak.

'Anak Bapak yang cantik, anak bapak yang baik, anak bapak yang paling bapak sayangi'
Kata Bapak sambil mengusap kepalaku.
'Aku sayang Bapak' ucapku.

'Berarti kamu mau disini selama 3bulan?'
'Iya Pak'
'Yasudah nikmati waktunya, kalau rindu ya telpon saja' goda Bapak.
'Bapak ih'

Bapak tertawa.
'Sekarang enak, kangen tinggal telpon, chat, videocall, dulu bapak ga bisa kaya gitu, kirim-kiriman surat yang ga tau dibalas kapan'
Cerita Bapak membuatku terkekeh.

Mungkin karena dimarahin Bapak, minggu-minggu selanjutnya Ibuk tak menanyakan tentang Kak Yohan lagi.

Sudah dua bulan aku di Solo dan aku sama sekali tak menyentuh HPku.

🥀MAWAR🥀 [COMPLETE]Where stories live. Discover now