“Iya-iya,nanti aku kasi tahu..mm kamu mau dianterin?” tanya Syakila khawatir
“Engga,aku bisa sendiri kok” kata Safa lalu pergi begitu saja
Ketika keluar dari cafe, Safa langsung melangkahkan kakinya entah kemana. Awan terlihat mendung dan suara gemuruh membuat dirinya semakin takut.
Ia mengabaikan suara gemuruh itu dan melanjutkan perjalanannya entah kemana.
Duar!!!!!
Tiba-tiba suara petir menyambar membuat Safa langsung berjongkok dan menunduk “Ibu!!!...”
“Safa!!!!!!” teriak Rizwan yang baru saja terbangun dari tidurnya. Rizwan tertidur di ruangannya karena pikirannya semakin kacau. Nafas Rizwan tercekat, Rizwan beristighfar berkali-kali agar hatinya bisa tenang. Keringat dingin membasahi pelipis Rizwan dan hatinya...entah kenapa pikirannya tertuju pada Safa.
Rizwan langsung bangkit dari tempat duduk nya dan keluar dari ruangannya.
Ia mengecek keberadaan Safa di ruang pegawai namun tak ada, Rizwan kembali mencari keberadaan Safa di mesin penggiling kopi namun tak ada juga.
“Sya,liat Safa gak?” tanya Rizwan
“Safa barusan pergi mas” jawab Syakila
“Pe-pergi? Kemana?”
“Loh? Katanya dia tadi ke ruangan mas,tapi mas tidur. Dia mau izin pulang lebih awal,mau beli obat. Karena buru-buru dia minta tolong ke saya buat sampein ke mas.” jelas Syakila.
Rizwan tahu,Safa berbohong karena ia tak ingin Rizwan tahu kepergiannya.
“Oke thanks” kata Rizwan sambil sedikit berlari menuju pintu keluar.
“Hujan...” lirih Rizwan ketika melihat butiran-butiran air yang turun dari langit. Rizwan langsung ke parkiran lalu masuk ke dalam mobil,selama di perjalanan,ia mencoba menghubungi Safa berkali-kali namun handphone Safa tidak aktif
“Ya Allah Saf...lo kemana sih...” lirih Rizwan sambil melirik jalanan yang agak sepi karena hujan turun cukup deras.
Di sisi lain,Safa tengah duduk di tengah-tengah taman ditemani guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Safa berjongkok lalu menenggelamkan kepalanya diatas tangannya.
Safa kecewa,kecewa dengan Rizwan. Orang yang ia cintai beberapa hari yang lalu berjanji akan selalu ada di sisinya,akan menjaganya dan akan berjanji tidak akan pernah membiarkan Safa melihat insiden perkelahian.
“Kenapa Rizwan?..kenapa kamu jahat...”
Lirih Safa pelan.
Rizwan berusaha mencari keberadaan Safa,ia tak bisa mencari keberadaan Safa jikalau handphone Safa susah untuk di hubungi. Dia ingin meminta tolong kepada Ghazy atau yang lain namun,ini urusannya sendiri. Bunda pernah berkata “Berani berbuat,berani bertanggung jawab” dan ini perbuatan Rizwan dan dia harus bertanggung jawab bagaimanapun hasilnya.
Tiba-tiba Rizwan mengingat satu tempat yang sering dikunjungi Safa,dan seketika ia langsung membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi ke tempat tersebut. Rizwan bebas melajukan mobilnya karena jalanan tidak terlalu ramai.
Ketika sudah sampai, Rizwan melihat sosok perempuan yang tengah berjongkok di atas tanah yang basah dan diguyur hujan. Tanpa pikir panjang, Rizwan langsung turun dan melepaskan jaketnya untuk dijadikan penghangat untuk Safa nantinya.
Rizwan hendak memanggil Safa namun seseorang telah mendahuluinya
“Safa!!” teriak Angga sambil berlari membawakan payung untuk Safa. Rizwan melihat Safa mengangkat wajahnya dan berdiri menghadap Angga.
Dan,adegan yang Rizwan benci pun ia harus lihat dengan mata telanjang,ia melihat Safa yang refleks memeluk Angga,membuat Rizwan mengurungkan niatnya untuk memberikan Safa jaketnya. Rizwan membiarkan guyuran hujan membasahi tubuhnya dan ia menatap miris kedua orang tersebut. Ini yang dinamakan cinta? Padahal Rizwan berjanji ingin menghalalkan Safa karena ia pernah memeluk Safa tanpa sengaja,ia ingin hanya Rizwan lah satu-satunya yang dipeluk oleh Safa dan Rizwan akan mempertanggungjawabkan nya dengan menghalalkan Safa.
YOU ARE READING
You Are Not Alone {END}
Teen FictionMenjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
☕Unhappy☕
Start from the beginning
