-12-

148 39 2
                                    

    Pagi itu, yang jelas kelihatan beda dari pagi-pagi sebelumnya bagi Livy adalah kursi meja makan yang terisi satu lagi, serta presensi seorang gadis yang katanya adalah adik sepupu Wonwoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


    Pagi itu, yang jelas kelihatan beda dari pagi-pagi sebelumnya bagi Livy adalah kursi meja makan yang terisi satu lagi, serta presensi seorang gadis yang katanya adalah adik sepupu Wonwoo.

Sialnya, mereka kelihatan dekat sekali sampai ciptakan situasi di mana Livy bagaikan makhluk gaib di depan mereka. Alur pembicaraan kakak beradik itu, Livy tidak paham. Tawa-tawa yang ke luar dari mulut mereka, Livy tidak tahu bagaimana rasanya.

Jadi gadis Seo itu cuma melanjutkan kegiatan makannya seperti biasa. Kalau Wonwoo dan Yerim bisa asik berdua, maka Livy akan asik dengan makanannya sendiri. Kalau ia tidak kasat mata oleh Wonwoo dan Yerim, maka Livy tinggal membalikkan situasi—Wonwoo dan Yerim tidak kasat mata olehnya.

Tapi yang sebenarnya Livy lakukan bukan fokus pada makanan, melainkan asik tenggelam dalam pikirannya sendiri sampai gadis itu mendapat tatapan heran dari Wonwoo dan Yerim tanpa ia sendiri sadari.

Livy baru tersentak pelan ketika Wonwoo menepuk lengannya sambil panggil nama gadis itu. "Ya?"

Wonwoo menunjuk ke arah piring Livy dengan dagunya. "Kau sedang apa?"

Dalam sepersekian sekon itu, Livy dilanda malu tiada tara ketika sadar kalau makanan di piringnya sudah tandas sedari tadi, dan Livy cuma menyendok udara kosong ke dalam mulutnya sejak beberapa saat lalu.

Gadis Seo itu dapati Yerim tertawa kecil begitu sadar akan reaksi bingung dan malunya. Kemudian, suara kecil milik Yerim terdengar. "Unnie, aku akan meninggalkanmu dengan Oppaku. Aku harus berangkat sekolah sekarang," katanya, lantas berdiri dari duduk.

Wonwoo menyusul berdiri. "Biar kuantar."

Namun, niat baik lelaki itu ditolak halus oleh adik sepupunya. "Aku bisa sendiri, Oppa. Aku sudah merepotkanmu sejak semalam, setidaknya biarkan aku berangkat sekolah sendiri."

Menyerah dengan permintaan adiknya, akhirnya Wonwoo mengangguk setuju. "Hati-hati," katanya, direspons senyuman kecil oleh Yerim sebelum gadis itu benaran menghilang dari hadapan mereka.

Selepas kepergian Yerim, suasana di antara Wonwoo dan Livy justru jadi makin canggung. Si gadis Seo masih malu karena kebodohannya tadi, dan Wonwoo bisa melihat itu di wajah Livy. Makanya, ia tidak berani bicara apa-apa lagi.

Tapi kalau dibiarkan diam-diaman seperti itu juga tidak baik 'kan?

"Ekhem." Pada akhirnya, Wonwoo putuskan buat berdehem kecil, lalu bicara lagi, "Apa rencanamu hari ini?"

Livy menjawab pertanyaan Wonwoo tanpa menatap mata lelaki itu. "Entah. Aku tidak punya rencana."

"Baiklah, kalau begitu jangan ke luar rumah."

Mendengar hal itu, refleks sebabkan Livy menatap Wonwoo dengan pandangan tidak terima. "Mana bisa begitu? Aku harus menyelidiki kasus orang tuaku!"

𝓶𝓸𝓻𝓽𝓪𝓵𝓪。Where stories live. Discover now