Part 16

2K 158 2
                                    

"Semoga bahagia selalu menyertai keikhlasan dan keridhoanmu untuk melepasku, Mas."

"Kita memang tidak berjodoh karena nama yang berada digenggaman Ilahi bukanlah kamu, dek."

Afif Al-Fateeh Ramdan

💝💝💝

Tepat hari ini, Aqilah dan Gibran sah menjadi sepasang suami istri. Gibran mengucapkan akad dengan sangat lantang membuat siapa pun yang mendengarnya berdecak kagum. Seorang Gibran Ghifari Said Asla, si Mr. CEO yang terkenal angkuh dan perfeksionis melepas masa lajangnya hari ini. Bahkan air mata terharu Gibran pun keluar. Tidak menyangka bahwa ia akan mengemban tanggung jawab yang sangat besar itu dan berhasil menikah wanita yang ia cintai.

Air mata Aqilah lolos begitu saja. Seharusnya hari ini ia bahagia. Tapi ia tidak bisa membohongi diri sendiri jika ia tidak bahagia dengan pernikahannya. Senyuman yang ia tunjukkan kepada semua orang adalah senyuman yang ia paksakan. Ia berusaha memperlihatkan bahwa ia sangat bahagia dengan pernikahannya.

Para media dan wartawan tersebar di seluruh aula hotel yang menjadi tempat resepsi pernikahannya. Semua rekan kerja dan pengusaha di Indonesia maupun di luar Indonesia datang di pernikahan Gibran dan Aqilah. Bahkan pernikahannya di tayangkan di stasiun televisi sehingga seluruh Masyarakat di Indonesia menyaksikannya.

Di lain tempat, Afif yang berjalan menuju kantin tidak sengaja mendengar perbincangan para suster yang menyaksikan berita mengenai pernikahan sang pengusaha ternama di Indonesia.

"Istrinya CEO GG Asla cantik banget. Katanya dokter bedah."

"Ohh yahh? Aku malah denger kalo istrinya itu cinta pertamanya si Mr. CEO waktu masih SMP. Bener-bener yahh, jodoh nggak akan kemana."

Dengan rasa penasarannya, Afif ikut menyaksikan tayangan berita yang ada di televisi tepat di belakangnya. Pria itu terkejut bukan main ketika melihat wanita yang bersanding dengan Mr. CEO yang digosipkan banyak orang di rumah sakit adalah calon istrinya.

Ia berlari menuju kamar inapnya. Meskipun saat berjalan pun ia masih tergontai-gontai. Dadanya sesak karena sakit hati hingga tidak sengaja mata menangkap sebuah kotak di atas meja. Kotak berwarna hijau yang entah kenapa membuat hatinya semakin resah.

Perlahan, ia mengambil kotak itu dan membukanya. Sontak Afif terkejut melihat hadiah yang ia berikan sekaligus yang akan ia jadikan mahar untuk Aqilah yang disimpan oleh Hasan. Hadiah dan mahar yang ia beli di Mesir dikembalikan oleh keluarga Aqilah dan ditemukan sebuah surat di bawahnya.

Assalamu'alaikum, Mas Afif...

Manusia tempatnya berencana dan berharap. Namun, Allah yang berhak dalam mewujudkannya. Sepertinya kita tidak berjodoh, Mas.

Siapa yang tidak menginginkan pria santun sepertimu. Matahari pun nyaman jika bersamamu. Siapa yang tidak menginginkan pria yang berbakti dan taat pada Allah sepertimu. Seluruh alam pun aku rasa menginginkannya. Aku pun ingin. Tapi semuanya terlarang lagi untukku. Takdir kita berakhir seperti ini. Diantara kita sudah memiliki sekat yang sulit untuk diruntuhkan. Do'aku disepertiga malam pun telah berubah. Do'a yang dulu aku panjatkan untuk kelancaran rencana baik kita, untuk menyatukan cinta yang dilandasi ridho-Nya, kini tidak lagi.

Doaku kini berubah, semoga Mas Afif dipertemukan dengan wanita yang jauh lebih baik dari wanita yang Mas cintai saat ini. Semoga bahagia selalu menyertai keikhlasan dan keridhoanmu untuk melepasku, Mas.

Wasiat Aqilah [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang