Chap 12

372 34 1
                                    



VOTE BEFORE YOU READ ~ THANKS











Warning!! Typo. Gaje.











Tolong baca Note dibawah cerita ini ya~











Nine berlari, tanpa sadar melepaskan diri dari pelukan Joong, dia berlari penuh air mata, ke kamar perawatan Ben, kerinduannya membuncah, rasa syukurnya tak tertahankan.


Ketika sampai di depan pintu perawatan nafasnya terengah, dia berhenti karena pintu itu masih di tutup rapat, suster Fern tergopoh-gopoh mengejarnya,


"Nine, jangan masuk dulu, dokter baru menstabilkan kondisinya."


Penantian itu terasa begitu lama, sampai kemudian Nine diijinkan masuk, hanya lima menit untuk sekedar menengok Ben, setelah itu dokter harus mengevaluasi kondisinya Ben lagi.


Dadanya sesak tak tertahankan ketika mata itu balas menatapnya, mata yang selama ini terpejam, tertidur dalam damai, membuat Nine menanti, mata itu sekarang terbuka, hidup, dan balas menatapnya,


"Ben,"


suara Nine serak oleh emosi, dan tangisnya meledak, dia menghampiri tepi ranjang, ke arah Ben yang masih terbaring, pucat dengan alat-alat penunjang kehidupan yang masih menopangnya, tapi hidup dan membuka mata.


Nine meraih tangan Ben dan menciumnya, lalu menangis.


"Ben."


Banyak yang ingin Nine ungkapkan, dia ingin mengucap syukur karena Ben akhirnya bangun, dia ingin merajuk karena Ben memilih waktu yang begitu lama untuk terbangun, dia ingin menangis kuat-kuat, tapi semua emosi menyebabkan suaranya tercekat di tenggorokan.


Air mata tampak menetes dari pipi Ben, lelaki itu mencoba berbicara, tetapi tampak begitu susah payah,

A Romantic Story About Nine  //JoongNine //ChenNine //CheNine //J9Where stories live. Discover now