Better?

220 31 3
                                    

Pada hari Sabtu di Stasiun pagi ini, Nayeon tiada henti merutuki dirinya sendiri. Pun perempuan itu masih mendengar Daeri-nim Unnie yang menggerutu, "Im Nayeon, saya tidak tahu bagaimana jadinya kalau kita tidak sampai tepat waktu."

Hingar-bingar di Stasiun membuat ucapan Daeri-nin Unnie samar terdengar di telinga Nayeon. Ditambah mereka berdua yang kini tergesa, dengan tas yang dibawa masing-masing. Lantas di tengah nafasnya yang memburu, Nayeon menyadari alasan yang membuat dirinya dan Daeri-nin Unnie berada di posisi ini, "maaf Unnie, ini memang salahku."

Nayeon semakin merutuki dirinya saat mengingat bahwa hal yang ia lihat pertama kali ketika membuka matanya pagi ini, ialah jam di layar handphone nya yang menunjukkan pukul delapan pagi. Kemudian Nayeon mengingat lagi apa yang terjadi sebelumnya — "Nay, sebentar aja, sih! Untuk ngerayain comeback kita sebentar lagi." — itu yang Nayeon dengar sebelum dirinya menerima ajakan Jihyo dan member TWICE lainnya untuk menghabiskan malam kemarin dengan beberapa botol minuman yang Jihyo bawa pulang.

Lalu yang Nayeon ingat setelahnya, ialah dirinya yang duduk bersama member lain sambil menikmati "pesta" kecil di dorm mereka. Berharap disetiap gelas yang Nayeon teguk, dapat membuat rasa yang rumit di dalam dirinya menghilang.

Perempuan itu kini masih tertatih dengan perutnya yang belum terisi apapun. Sebenarnya tadi Nayeon ingin mampir sebentar di minimarket yang ia lewati. Namun ia hanya bisa menelan salivanya saat menyadari bahwa tidak ada waktu yang tersisa, untuk sekadar membeli roti di minimarket itu.

Nayeon melirik jam yang melingkar di tangannya, pukul 08.53 — sekitar tujuh menit lagi sebelum keretanya berangkat. Daeri-nim Unnie sudah berkali-kali menerima panggilan telfon dan menjawabnya dengan, "ya, saya dan Im Nayeon akan tiba tepat waktu." Jadi Nayeon berharap ia bisa menepati ucapan Daeri-nim Unnie nya itu.

Menit selanjutnya, Nayeon berhasil menemukan gerbong mana yang harus ia duduki. Gerbong nomor 09, yang berada tepat di depannya saat ini.

Nayeon baru saja menyerahkan tas bajunya pada salah satu crew ketika Daeri-nim Unnie mengatakan sesuatu, "Im Nayeon, saya duduk tidak jauh dari tempat dudukmu. Kalau kau perlu sesuatu infokan ke saya, ya!"

Nayeon mengernyit heran, "eh? Bukannya kita duduk bersebelahan, Unnie?"

Daeri-nim Unnie menggeleng, "tidak. Kau duduk dengan Lim Jaebeom. Aku duduk bersama crew yang lain."

Lantas manik mata Nayeon membulat, yang benar saja?!

"Tapi Unnie —"

"Sudahlah, Nayeon! bukan aku yang memesan tiket ini. Lagipula 17 jam perjalanan ini akan dipotong dengan waktu syuting. Jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan," ucap Daeri-nim Unnie. Ia tahu betul bahwa Nayeon dan Jaebeom sama sekali tidak dekat selain di depan kamera. Jadi Daeri-nim Unnie sangat mengerti apa yang Nayeon khawatirkan saat ini.

Nayeon menghela nafas dan mengangguk pelan. Saat Daeri-nim Unnie sudah masuk ke gerbong terlebih dahulu, Nayeon berbisik pada dirinya sendiri, "ya, memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Im Nayeon." Lantas Nayeon masuk ke dalam gerbong itu sambil membawa tas kecilnya. Mencari tempat duduk dengan nomor 22, yang tak perlu waktu lama bagi Nayeon menemukan tempat duduknya. Bukan karena kondisi gerbong yang lenggang, ataupun nomor yang tertulis di tiap-tiap kursi. Dari kejauhan pun, Nayeon bisa menemukannya dengan tepat — berkat sosok laki-laki dengan pakaian abu-abu, yang tengah duduk sambil menunduk ditempatnya. Di samping kursi Nayeon.

Perempuan itu kemudian melangkahkan kakinya. Entah berapa gelas yang sudah Nayeon minum kemarin. Yang jelas "pesta" kecilnya dengan para member semalam, membuat pundak perempuan itu terasa ringan. Rasanya seperti benang kerumitan di dalam dirinya perlahan terurai.

Till I Met You.Where stories live. Discover now