A Long Sleepless Night | NCT Ships Oneshots

[ johndo ] the sea

title : the sea
pairing : johnny x doyoung (johndo)
rating : pg-13
words count : (around) 2K
genre : romance, fanfiction
tags : fluff johndo, confession, college au

summary : tidak tahu di mana, johnny dan doyoung memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai yang kosong di dekat tempat mereka berhenti. bulan purnama, riak ombak, dan setiap butir pasir di pantai itu akan jadi saksi bisu aksi impromptu johnny malam itu.

-----

Suasana pantai di malam hari belum pernah Johnny lihat secara langsung seumur hidupnya. Walaupun untuk ke pantai dari rumahnya di Chicago tidaklah jauh, ke pantai saat malam hari bukanlah pilihannya sama sekali. Suara deru ombak yang terdengar lebih kencang daripada saat siang, suara angin laut yang berhembus, air yang memantulkan cahaya bulan purnama malam itu, semuanya baru pertama kali Johnny lihat saat ini. Semuanya terdengar lebih kencang, namun sekaligus menenangkan. Tak ada kapal nelayan, tak ada sampah, pantai ini sempurna.

"Johnny!" teriak seseorang, mengalihkan perhatian Johnny dari garis horizon yang samar terlihat.

Johnny menoleh, mendapati Doyoung yang sedang melambaikan tangan ke arahnya lalu merentangkan tangannya, menghadap ke arah laut. Entah apa maksudnya. Mungkin ia ingin merasakan angin laut? Johnny tak peduli. Doyoung lalu menoleh ke arah Johnny, tersenyum sangat lebar sehingga gusi merah mudanya terlihat. Deretan gigi rapinya juga terpampang. Doyoung jelas-jelas sangat bahagia dengan rencana dadakan mereka ini, senyumnya tidak lepas dari wajahnya bahkan sejak Doyoung melihat laut dari kejauhan.

Berawal dari tersesatnya mereka di suatu kota yang tidak mereka tahu, sebuah kota pinggir laut yang tidak pernah mereka lewati sebelumnya. Dengan daya baterai ponsel mereka yang sudah sangat lemah, mereka tak tahu harus ke mana. GPS mereka kini sudah sekarat. Tak ada yang tahu mereka ada di mana sekarang, baik Johnny maupun Doyoung. Dan melihat sebuah pantai yang kosong dan sepi membuat Doyoung menyuruh Johnny berhenti, meminggirkan mobilnya, dan berjalan-jalan di pantai.

Dari kejauhan, Doyoung terlihat sedang membuka sepatu sneakers putih yang baru ia beli bulan lalu, membiarkan kakinya menginjak pasir pantai secara langsung. Celana jeans yang ia pakai digulung hingga setengah betis. Doyoung pun berjalan mendekati air laut yang hampir pasang itu, berlari menjauhi begitu air mendekati pesisit pantai. Rambut Doyoung yang tertiup angin jadi berantakan, namun laki-laki itu nampak tidak peduli lagi. Ia sibuk bermain di sana, bahagia.

Sinar bulan yang lembut memancar mengenai mereka berdua, namun efek yang diberikannya pada Doyoung membuat Johnny tertegun. Setiap detil wajah laki-laki itu, mulai dari atas hingga bawah, seolah bercahaya, sama seperti cahaya bulan yang membawa pasang air laut itu. Ditambah lagi senyum lebar yang masih belum luntur dari wajah Doyoung. Kembali lagi Johnny diingatkan, bahwa laki-laki yang sedang bersamanya itu memang seindah itu. Tak heran, kenapa ia rela pergi ke luar kota, di saat ia bisa diam di apartemennya, menyelesaikan tugas-tugasnya.

Dengan langkah yang sengaja dilambat-lambatkan, Johnny berjalan ke arah Doyoung yang kini duduk di atas pasir dengan kaki telanjang, menikmati angin laut yang berhembus menerpa wajahnya. Beberapa kali Doyoung harus merapikan rambutnya lagi. Tapi senyum masih tertera pada wajahnya. Begitu Johnny sudah dekat, ia lalu ikut duduk. Tak memedulikan pasir yang akan menempel di bagian belakang celananya. Melihat ke arah yang sama dengan Doyoung, ke arah bulan purnama yang bersinar cukup terang, air laut yang agak beriak karena angin, ombak yang terpecah saat menembus batu karang besar. Ternyata, pantai tidak hanya indah saat siang hari.

"Ternyata ada untungnya juga kita kesasar," ujar Doyoung sambil tertawa kecil. Matanya tak lepas dari air laut yang memantulkan cahaya bulan itu.

"Iya. Jarang banget aku liat pemandangan pantai malem-malem," balas Johnny, melirik ke arah Doyoung yang masih berseri-seri.