Bagian satu

472 166 166
                                    


"Dulu hanya aku pusat dunia mu. Tapi sekarang, aku bahkan tak terlihat di tepi matamu. "

*visual by

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*visual by. @ehan777_ on Instagram.


°°°

Awal semester baru saja dimulai, matahari yang sedikit lebih terik dari pagi-pagi biasanya seakan turut siap menemani hari baru para murid SMANDA.

Dan ajaibnya jam setengah tujuh tepat para murid sudah banyak yang sudah tiba di sekolah, banyak dari mereka yang sudah bercerita-cerita didepan kelas, berjalan menuju perpustakaan, dan  yang paling banyak berkumpul di opsi terakhir, kantin.

“Minggir,” Suara berat itu membuat Via dan Rama yang sedang makan di meja tengah menoleh. “Gue mau sarapan bareng Via,” Lanjutnya membuat Rama memutar bola matanya jengah.

“Gue duluan ngajak Via makan, lo pergi aja sana makan sendirian di pojokkan, atau engga lo bisa makan semeja sama Aisyah yang dari tadi lambai-lambai in tangan ke arah lo.” Ucap Rama membuat Reyhan menoleh sekilas ke arah meja tempat Aisyah, yang sukses membuat penghuni meja teriak histeris.

“Gue mau makan sama Via.” Ucap Reyhan lagi dengan penuh penekanan.

“Lo ngga bisa maksa Reyhan,” Jawab Rama remeh, lalu beralih menatap Via yang dari tadi tak berkutik. ‘’Kamu mau makan sama siapa Via? Sama Rama apa sama Reyhan?” Lanjutnya mengajukan pertanyaan.

Via terdiam, menatap mata Reyhan yang sedang menatapnya sendu. “Kamu pergi makan sendiri aja Rey, Kak Rama lebih dulu ngajakin aku makan bareng.” Jawab Via sambil membuang muka.

“See? Lo denger sendiri kan? Dia mau makan sama gue, lo pergi sana.” Usir Rama lalu mendorong bahu Reyhan agar menjauh, namun tak di indah kan oleh Reyhan.

“Kita perlu ngobrol Via, aku kangen.” Ucap Reyhan lagi membuat Via kembali menatap mata laki-laki itu.

“Makan bareng aku, ya?” Tanya Reyhan lembut.

Tringgg.

“ Besok-besok aja Rey ngobrolnya, Udah masuk jam pertama.” Via tersenyum lalu menatap Rama, “Ayo Kak ke kelas.”

Rama mengangguk menyetujui, baru dua langkah kedua nya Reyhan menahan tangan Via. “Bisa bareng aku kan? Kita sekelas Via, sedangkan kak Rama ngga.”

Namun, hitungan detik berikutnya genggaman itu terlepas. Bukan Via yang melepaskan melainkan Rama, “Gue yang ngajak Via ngantin, jadi ya harus gue juga yang nganterin dia ke kelas.” Ucap Rama, membuat Via tersenyum, “Bener kata kak Rama.” Perkataan telak Via membuat Reyhan menegakkan tubuhnya.

Reyhan menghembuskan napasnya gusar sembari membiar kan kekasihnya itu berjalan menjauh pergi meninggalkan dirinya sendiri di tengah lalulalang para murid pagi itu.

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

“Kerjakan soal nomor 1 sampai 10 di buku tugas, kumpulkan besok pagi sebelum bel jam pertama.” Perintah Bu Ike kepada murid kelas sebelas Mipa satu, membuat semua murid mendesah lelah.

“Sedia, beri salam kepada Ibu guru.” Perintah ketua kelas.

Terima kasih, Bu” Ucap seluruh siswa lalu semuanya sibuk membereskan bukunya.

“Han, bareng ya bikin tugasnya? Gue belum beli Lks.” Teriakan dari depannya membuat Reyhan menoleh lalu disambut cengiran menjengkelkan Aldo. “Boleh kan, bro?” Tanya nya lagi membuat Reyhan mengangguk.

Setelahnya, Reyhan kembali menumpu kan kepalanya di meja, kembali menatap Via yang sedang membereskan bukunya di sebrang sana. Sebenarnya, mulai jam pertama pelajaran sampai jam terakhir, dari pada memperhatikan guru, Reyhan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menatap Via.

“Gimana mau dapet nilai sempurna kaya yang bokap lo mau, kalo lo nya aja sepanjang jam pelajaran natap Via mulu.” Tutur Aldo sukses membuat kepala Reyhan pening dan pemuda itu segera menegapkan tubuhnya.

Reyhan menatap Aldo kesal, lalu ikut membereskan buku-bukunya. “Jam 3, langsung naik ke kamar gue.” Ucap Reyhan membuat Aldo memberi hormat. “Siap Komandan.” Jawabnya lantang.

“Sok asik lo,” Kata Reyhan sambil memukul perut Aldo pelan lalu berlalu keluar.

“Vi...” Teriakan Reyhan terhenti ketika melihat Rama sedang mengacak-ngacak lembut puncak kepala Via didepan pintu. Via terlihat tersenyum disana, senyuman yang biasanya tertuju untuknya.

Bahkan, Rama sempat melirik ke arahnya sekilas, sebelum pemuda itu menarik tangan Via menjauh dari sana. Ya, Via tidak meliriknya barangkali sedetik.

"Hati-hati Via, kalo sampe rumah kabarin aku ya. " Monolog Reyhan sambil mengembangkan senyuman.

“Akbar!” Sapa seseorang dari belakangnya, membuat Reyhan mengurungkan langkahnya.

Reyhan menatap Futaba disana, lalu ia membalas senyuman dari gadis imut itu.

“Reyhan.” Tekan Reyhan membuat Futaba membulatkan mulutnya membentuk huruf ‘o’.

“Gue pikir Akbar,” Ucapnya tersenyum malu. “Eh, Ikut gue yuk? Gue kangen Akbar.” Lanjut Futaba setelahnya.

Reyhan membuang napas kasar lalu memutar bola matanya jengah, “Dasar bucin.”

Tapi tetap juga ia mengekor mengikuti langkah gadis didepannya, gadis yang merupakan pujaan hati dari seorang Akbar.

°°°

See u chapter selanjutnya! 🔥
Jangan lupa like dan komen 😡

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang