Part 39

2.6K 281 9
                                    

"Quinza kemana sih? Tiba-tiba langsung pergi." Ucap Keyla sambil mencari-cari Quinza.

Keyla pun berjalan menuju ke arah belakang panggung dan melihat Quinza yang sedang berjalan. "Quin—" Keyla berhenti memanggil Quinza karena melihat mata Quinza yang berkaca-kaca dan melihat seseorang yang sangat ia kenal berjalan di belakang Quinza.

"Haechan?"

~~~

Quinza berhenti dan menarik nafasnya, kemudian berbalik ke arah Haechan. Ia tersenyum ke arah Haechan

"Za--"

"Chan, boleh aku yang ngomong duluan?" Potong Quinza masih tersenyum. Tentu saja senyumnya saat ini bukan menunjukkan kebahagiaan bukan?

Haechan pun mengangguk mempersilahkan Quinza berbicara dahulu.

Lo bisa Quinza, ucap Quinza dalam hati menyemangati dirinya sendiri

"Aku seneng banget bisa jadi pacar kamu, walaupun kita harus pacaran backstreet." Ucap Quinza sambil menatap mata Haechan. "Aku ga pernah nyesal ngeberaniin diri aku untuk nembak kamu waktu itu."

"Sebenarnya aku juga kaget kamu mau nerima aku. Kita bahkan gak sedekat itu, kita belum saling kenal banget satu sama lain. Pas kita pacaran, aku tuh berusaha banget biar lebih mengenal kamu."

"Aku pengen banget tau siapa aja teman-teman kamu, tapi gimana aku bisa tau, bahkan temanmu gak ada yang tau kalau kita punya hubungan."

"Aku senang ngelihat senyum kamu, Chan, walau kamu ga pernah nunjukin itu di depan aku. Tapi aku selalu senang ngelihat kamu senyum, ketawa ke teman-teman kamu."

"Dulu, aku pikir gaya pacaranmu memang kayak gini, ga suka diumbar. Aku juga sempat mikir, apa Haechan malu punya pacar kayak aku, makanya dia maunya cuman backstreet." Haechan menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Quinza

"Tapi aku yakini diri aku buat mikir positif, ngapain kamu terima aku kalau kamu malu punya pacar kayak aku. Aku selalu berusaha yakinin diri aku, kalau kamu juga suka sama aku."

Quinza kemudian tertawa miris. "Pede banget ya aku."

Haechan hanya bisa diam mendengar Quinza sambil menatapnya. "Tapi akhirnya aku tau alasan kamu minta hubungan kita harus backstreet, dan yang pasti, aku tau kamu gak punya perasaan sama sekali buat aku."

Haechan berusaha memegang tangan Quinza, tetapi Quinza segera menarik tangannya. "Chan, aku sudah tau dari lama. Aku liat sendiri, kamu sama Keyla di taman. Aku nanya ke Jaemin, makanya Jaemin bisa tau juga. Aku datang ke apartemen pas kamu sakit, ternyata ada Keyla yang udah ngurus kamu."

"Jaemin, Jeno, Renjun, mereka semua sudah suruh aku buat putusin kamu. Tapi aku ga bisa, Chan. Aku bener-bener sayang sama kamu."

"Gatau kenapa aku percaya diri banget kalau aku bisa luluhin hati kamu."

"Harusnya perlakuan kamu ke aku, ngebuat perasaan ku hilang, tapi ternyata enggak, anehnya aku malah makin sayang sama kamu."

"Tapi, hari ini aku tau, kalau aku harus mundur. Keyla baik banget. Aku merasa bersalah banget harus hadir di kisah kalian. Harusnya aku memang gak hadir, biar kalian bisa melanjutkan kisah kalian." Ucap Quinza sambil menunduk karena air matanya sudah tidak bisa ditahan.

"Jangan nangis, Za." Haechan mengulurkan tangannya ke arah pipi Quinza yang langsung dihindari Quinza.

"Makasih ya, Chan, buat tiga bulannya." Ucap Quinza sambil mengangkat kepalanya dan tersenyum ke arah Haechan, kemudian berjalan meninggalkan Haechan yang terdiam tanpa bisa mengejar Quinza.

~~~

"Makasih ya, Chan, buat tiga bulannya."

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang mengikuti mereka, dan mendengar semua percakapan mereka.

Ya. Keyla dari tadi mengikuti mereka dan mendengar percakapan mereka dari awal sampai akhir.

Ia mengingat lagi waktu dimana Haechan sakit dan mengirimkan dia pesan.

'Za'

Jadi, dia bukan typo, dia memang ingin menghubungi Quinza saat itu.

Pantas dia nanya kenapa aku bisa datang

Ia pun berbalik dengan air matanya dan menemukan seseorang yang sedari tadi juga berada dibelakangnya.

Lelaki itu segera memeluk Keyla yang sudah menangis.

"Gue jahat ya, Njun?" Tanyanya sambil terisak. Renjun pun menggelengkan kepalanya menanggapi.

"Bisa-bisanya gue disana ngarep dan percaya Haechan bakal nungguin gue. Bodoh banget sih gue, mana mungkin orang mau nunggu bertahun-tahun tanpa kejelasan."

"Gue balik dengan pikiran gue pasti bisa balikan sama Haechan. Gue gatau diri banget, Njun. Padahal selama ini dia udah jadi punya orang lain. Gue jahat banget."

"Bukan lo yang jahat. Haechan yang jahat, Key." Ucap Renjun sambil menepuk pelan punggung Keyla, menenangkan.

~~~

"Sekarang lo mau gimana?" Tanya Renjun setelah melihat Keyla sudah lebih tenang.

Keyla pun melihat ke arah Renjun. "Gue, gatau. Kenapa sih gue harus balik kesini?"

"Udah dibilangin bukan salah lo."

"Kayaknya gue bakal omongin ini ke Haechan."  Lanjut Keyla.

Renjun pun menghela nafasnya. "Good luck. Keputusan ditangan lo. Pikirin matang-matang semua keputusan lo. Jangan sampe salah keputusan."

Keyla mengangguk mendengar perkataan Renjun. "Kok lo bisa ada disitu tadi?" Tanya Keyla

"Disuruh Jaemin."

"Ngapain Jaemin suruh lo liatin mereka?"

"Kepo aja lo."

"Lah—" Perkataan Keyla terhenti karena handphonenya berbunyi menandakan ada yang menelfonnya. Keyla pun menghela nafasnya saat melihat nama orang yang menghubunginya itu.

"Halo?" Ucap Keyla setelah mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu dimana, Key?" Tanya orang disebrang sana

"Ini lagi keliling? Kenapa?"

"Ayo pulang, aku tunggu di parkiran ya."

"Oke." Ucap Keyla kemudian mematikan panggilan tersebut.

"Haechan?" Tanya Renjun.

"Iya. Gue pergi dulu ya, Njun," Pamit Keyla

Renjun pun mengangguk. "Pilih sesuai hati lo."

Setelah mengiyakan perkataan Renjun, Keyla segera pergi dan melambaikan tangannya ke arah Renjun

Flashback

"Njun, gue boleh minta tolong?"

Perkataan Jaemin membuat Renjun mengerutkan dahinya. "Tolong apa?"

"Ikutin Quinza sama Haechan. Pastiin Haechan ga bakal ngapa-ngapain Quinza."

Renjun makin bingung mendengar ucapan Jaemin. "Kenapa gak lo aja?"

Jaemin pun menghela nafas. "Gue ga yakin bisa nahan emosi gue buat ga nonjok Haechan kalo ngeliat Quinza nangis."

Flashback Off

Renjun pun akhirnya mengiyakan permintaan Jaemin dan diam-diam mengikuti Haechan dan Quinza. Tanpa ia duga, ia malah melihat Keyla yang juga mengikuti mereka dari belakang.

Karma lo sudah datang, Chan.

Ucap Renjun dalam hati, kemudian menghela nafas, sejujurnya ia merasa kasian juga dengan sahabatnya itu.

VOTE KOMENNYA YAWW❤️❤️

Backstreet | Lee HaechanWhere stories live. Discover now