1. Heat Period

Mulai dari awal
                                    

'Aku juga tidak ingin pergi terlalu lama, tapi ini benar-benar penting. Paling tidak kau kirim pesan singkat padaku. Aku sangat merindukanmu.'

"Ung, maaf."

'Hanya itu? Ada apa denganmu? Kenapa kau jadi sangat dingin seperti ini? Kau punya kekasih lain selama aku tidak ada?'

"Memang aku harus apa? Sudahlah Kak, aku sangat lelah. Berhenti menjadi kekanakan dan over protective padaku."

'Apa yang kau bicarakan? Aku seperti ini karena tidak ingin kejadian dulu terulang. Orang tuamu mempercayaiku untuk menjagamu. Tentu aku khawatir saat tidak bisa bersamamu seperti ini. Paling tidak beri aku kabar dua hari sekali jika kau sibuk.'

Jaemin mendengarnya dengan mata tertutup dan wajah yang lesu.

"Ya yaa baiklah. Sudah ya aku tutup, aku sangat lelah. Bye." lalu mematikannya begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Jaehyun. Begitulah, yang terlihat sangat perhatian hanyalah Jaehyun walaupun ia seorang alpha. Jaemin tidak begitu peduli dengan hubungan mereka. Karena memang alasan Jaemin menerima Jaehyun hanya karena nyaman bukan cinta.

Dengan langkah lemas Jaemin berjalan menuju parkiran. Mengendarai mobil sendiri di jam malam seperti ini sedikit berbahaya untuk omega dominan yang memiliki feromon lebih manis dari omega biasa. Terlebih Jaehyun sudah tidak bersamanya sejak 1 bulan lalu. Feromon Jaehyun mungkin sudah hilang.

Di tengah perjalanan, tubuhnya menjadi tidak nyaman. Keringat mulai keluar dan nafasnya memberat. Oh tidak! Jaemin melupakan jadwal heat-nya.

"Shit!" umpatnya saat ia ingat ia lupa membawa obat yang kini ada di dalam laci ruang kerja. Pantas saja hari ini emosinya begitu tidak stabil, penciumannya juga sangat sensitif dengan feromon alpha lain. Karena tidak ingin ada hal buruk, Jaemin memasukkan mobilnya ke dalam jalan komplek yang cukup sepi. Dia tidak ingin feromonnnya sampai tercium ke luar.

"Ahh~ kenapa harus sekarang shh.." keluh Jaemin yang kini masih berusaha untuk tetap sadar. Ia segera menghubungi Renjun untuk meminta bantuan.

"Jun... b-bantu aku hhh~"

'Jaemin? Kau kenapa?'

"Aku sepertinya heat. Aku tidak kuat untuk lanjut menyetir. Hnhh.. sangat tidak nyaman."

'Oke oke sekarang kau di mana? Biar aku menyusulmu.' Jaemin langsung melihat sekeliling untuk memastikan keberadaannya.

"Aku di pinggir jalan padat penduduk. Ada-- /Bip! Bip!/ Arghh! Sial!!!"

Ponsel Jaemin tiba-tiba mati karena kehabisan daya. Ia sudah sangat tidak kuat untuk bertahan hingga terus menampari wajahnya agar tetap tersadar. Seharusnya Jaemin tetap ada di dalam mobil, namun karena sudah tidak fokus ia memilih untuk keluar. Ia mencari tempat sembunyi di dalam gang yang agak kecil. Ini sudah terlalu malam hingga jalanan sudah kosong.

Nafasnya semakin memberat, keringat terus mengalir di tambah lubangnya mengeluarkan cairan hingga terasa sangat basah. Jaemin menghentikan langkah di dalam jalan buntu tempat penyimpanan tong-tong sampah. Ia berpikir mungkin bau sampah ini bisa menutupi feromonnya. Ia duduk meringkuk di pojokan sambil sesekali merintih dan mendesah. Perutnya terasa kram dan nafasnya begitu berat, ia rasa tidak kuat lagi untuk menahan diri hingga kini insting omeganya yang lebih mendominasi.

Tak jauh dari tempat Jaemin, seorang pria muda dengan pakaian sekolah menengah menyerngitkan kening kala mencium bau manis yang sangat menyengat. Telinganya juga mendengar suara beberapa pria alpha mendekati aroma feromon itu.

'Omega gila mana yang tengah heat berkeliaran di jalanan?' pikir anak itu lalu berusaha mencari keberadaan omega tersebut dengan penciumannya yang tajam. Syukurlah ia berhasil menemukan omega yang kini meringkuk di dalam gang dengan tubuh bergetar.

Bittersweet [ABO] √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang