Ia meminta Ghazy untuk bertanya ke Arlin untuk mencari kontak Angga. Setelah ketemu, Rizwan langsung menelfon Angga.
"Assalamualaikum hallo?" Seseorang yang dia harapkan pun mengangkat telfon Rizwan.
"Wa'alaikumussalam,lo dimana? Safa mana???" Tanya Rizwan to the point
"Safa?di rumahnya lah,kan gue anterin dia sampe rumah.." jelas Angga.
"Emangnya ada apa?" Sambung Angga.
"Gak papa, thanks bro" jawab Rizwan langsung mematikan telfon tersebut.
Mencari Safa terus menerus tak membuat Rizwan putus harapan,ia akan terus mencari gadis pembawa masalah itu.
Ia menelusuri jalanan yang sepi, berharap ada petunjuk. Ketika melajukan mobilnya dengan perlahan, tiba-tiba seorang gadis menyebrang asal, alhasil ia tertabrak.
Bruk!
"Astagfirullah.." Rizwan langsung turun dari mobil.
"Astagfirullah,mba? Maaf mba.." kata Rizwan sambil duduk mensejajarkan tubuhnya dengan seseorang tersebut.
"Safa???" Rizwan terkejut melihat orang yang ditabrak tersebut.
"Rizwan...tolong aku.." Safa langsung memeluk Rizwan sambil menangis. Rizwan terdiam sejenak,ini.. pertamakali nya ia berpelukan dengan seorang perempuan. Rizwan berusaha menyadarkan dirinya agar setan tak berhasil menghasutnya.
"Lo kenapa? Kenapa lo bisa disini.." tanya Rizwan melepaskan pelukan Safa.
"Bawa aku pergi Rizwan..bawa aku pergi dari sini..hiks..hiks..ayo..hiks" kata Safa memohon sambil memegang lengan Rizwan. Rizwan menatap kondisi Safa, kacau. Rizwan langsung menuntun Safa masuk ke dalam mobil. Kali ini, Safa duduk di samping pengemudi.
Rizwan memutari mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa keluar dari jalanan gelap tersebut.
Selama didalam mobil,Safa terus menerus menangis.
Setelah berada di jalan raya yang ramai, Rizwan menepikan mobilnya. Ia menatap Safa yang masih menangis. Ia meraih kotak tisu kemudian memberikannya kepada Safa
"Jangan takut,ada Allah yang selalu melindungi hamba-nya.." lirih Rizwan.
Tiba-tiba tangan Rizwan terulur untuk merapikan hijab yang dikenakan Safa karena rambutnya sedikit keluar dari batas.
Safa sempat menghentikan tangisnya ketika Rizwan merapikan jilbabnya.
" Malam ini nginep di rumah gue ya,ada Fathan disana juga kok. Tapi..." Jeda sekian detik.
"Gue mau lo sembunyiin masalah ini dari Fathan. Kalo lo kasi tahu Fathan,dia bakalan ga bisa tenang, mengingat dia semester akhir menjadi mahasiswa. Gue akan bantu siapa dibalik semua ini..lo tenang aja." Jelas Rizwan.
"Gue takut..gue takut orang-orang itu akan mengincar gue.." kata Safa
"Hey..jangan takut...ada..gue disini.. please jangan nangis,gue benci liat lo nangis Saf.." lirih Rizwan sambil menatap Safa sendu.
Rizwan mengambil handphone nya dari saku celananya dan menelfon Arsyad.
"Assalamualaikum Syad,Fathan mana?" Tanya Rizwan.
"Ni lagi main PS. Dia mau pulang.."
"Suruh dia nginep,kamu hasut dia aja. Safa bakalan nginep juga di rumah,kasi tahu Bunda sama Abi. Kasi tahu seisi rumah sekalian."
"Masak Syad disuruh ngehasut anak orang sih..."
"Ya iyalah,kamu kan udah biasa ngehasut. Kamu kan sodaranya setan.."
"Dasar abang ga ada akhlak!! Cepetan pulang!!! Mau jadi bang Toyib apa yang gak pulang-pulang? Dari siang sampe malam keluyuran terus..." Omel Arsyad di seberang sana.
"Kamu sejak kapan jadi bunda nya Abang,hm? Omelin abang kayak gini. Awas ya kamu,abang ga buatin lahmacun nanti.." ancam Rizwan.
"Hehe canda,Yaudah cepetan pulang. Adik abang yang ganteng kayak pangeran ini menunggu kehadiran abangnya yang jutek bin judes. Assalamualaikum!" Arsyad langsung mematikan panggilan secara sepihak.
"Kita pulang sekarang.." kata Rizwan sambil meletakkan handphone nya.
"Ke rumah kamu?" Tanya Safa lagi. Rizwan terkekeh,ia merasa di spesialkan jika ia dipanggil dengan sebutan 'kamu', bukan 'lo'
"Iya,pulang ke rumah aku. Biar kamu selamat. Oke aku kamu hahahaha" kekeh Rizwan.
"Ih nyebelin banget sih lo!!!!" Ucap Safa geram.
"Tuh,tadi aku kamu,sekarang lo gue. Besok panggil gue 'sayang' ya. " Kata Rizwan masih terkekeh.
"Nyebelin!!!!" Geram Safa.
"Ulululu,mukanya kok merah si..abis makan apaan,hm?" Tanya Rizwan masih meledek.
"Udah,ayo pulang" kata Safa tak ingin berdebat.
"Iya sayang,pulang kerumah aku kan? Atau pulang kerumah kita?" Kata Rizwan sambil melajukan mobilnya.
"Rizwan!!!!!!!!!!" Teriak Safa di dalam mobil
"Iya sayang,kenapa?udah dong kangennya,kan udah ketemu aku..." Jawab Rizwan santai dengan kata-kata nya yang sedikit meledek.
"Nyebelin nyebelin nyebelin!!!!tau gini gue lebih baik ada disana daripada satu mobil sama lo!" Umpat Safa
"Yakin?kalo yakin,gue puter balik nih mobil.." kata Rizwan santai.
"Gak gak bercanda,gausah..." Kata Safa takut.
Akhirnya Rizwan berhasil menghibur Safa dengan sedikit lawakan darinya.
Sesampainya di rumah, Rizwan memarkir kan mobilnya di garasi. "Ini lo ga salah rumah kan?" Ucap Safa memastikan. Masalahnya rumah Rizwan seperti istana di mata Safa.
"Gak lah,yakali gue bawa lo kerumah orang lain,ga ada akhlak banget gue."
Kruk..kruk..
Suara perut Safa berbunyi menandakan sang pemiliknya lapar. Rizwan yang mendengarnya hanya bisa terkekeh pelan. Wajah Safa berubah menjadi merah layaknya kepiting rebus.
"Haha,gue masakin lo menu turki. Perut lo bakalan terpesona sama masakan gue." Kata Rizwan
"Rizwan..." panggil Safa ketika Rizwan hendak keluar.
"Jangan tinggalin gue.."
2020 kata
Ghazy kalo senyum tu manisnya kek gula :v. Culik aku dong....🤣

VOUS LISEZ
You Are Not Alone {END}
Roman pour AdolescentsMenjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
☕ Afraid ☕
Depuis le début
