01 - My Page

10.9K 1.4K 254
                                    

Matahari sudah menggantung tinggi, ketika Jaemin baru saja menapakkan kaki pada trotoar depan gerbang kampus. Hari ini ia tidak memiliki kelas pagi, dan sengaja berangkat agak siang agar bisa tidur sedikit lebih lama dari biasanya.

Masih tersisa waktu lebih dari dua jam untuk menuju kelasnya -selesai jam makan siang nanti. Jadi dia menuju perpustakaan, berniat mengerjakan beberapa lembar tugas laporan yang dikumpulkan minggu depan. Ini sudah menjadi kebiasannya, sebisa mungkin ia menyelesaikan tugasnya dengan cepat, mengingat ia tidak memiliki banyak waktu, sebab sepulang kelas dan akhir pekannya ia habiskan untuk bekerja.

Ini masih jam kelas, awalnya ia berencana untuk membeli kopi favoritnya di cafe kampus yang sepi, lalu menghabiskannya di taman sebelum menuju perpustakaan. namun ia mengurungkan niatnya, setelah melihat segerombolan pemuda yang ia temui kemarin sore sedang nongkrong di dalam. ia akhirnya berbalik dan berakhir membeli sebuah kopi kemasan pada vending machine depan perpustakaan, kemudian menuju lantai 3 pada gedung itu, tempat favoritnya karena disana menyediakan ruang-ruang khusus berpintu kaca untuk mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas kelompok.

Ia memasuki sebuah ruangan kecil yang berisi 4 buah kursi lalu menutup pintunya. Alih-alih menyalakan pendingin ruangan, ia justru membuka jendela, dan membiarkan terik matahari musim panas memasuki ruangan.

Oh musim panas, Jaemin sangat menyukai musim panas diawal Agustus seperti ini. Dulu, ia sering pergi jalan-jalan dengan sang bunda hingga larut sore dan menghabiskan waktu ditaman dengan membeli banyak sekali eskrim dan coklat. Terkadang, sekelebat memori pada masa kecilnya tiba-tiba saja muncul ketika ia menatap hamparan taman yang diterangi matahari, itu sebabnya ia sangat menyukai musim panas. Karena musim panas mengingatkannya pada kehangatan sang bunda.

"Nana kangen..." ia bergumam kecil, menghela napas berat kemudian mulai mengerjakan laporannya dalam diam.

Baru setengah jam berlalu, Jaemin memutuskan pergi keluar ruangan untuk mencari beberapa materi tambahan. Ia berjalan pelan dengan fokus irish yang menyapu deretan buku yang berjajar pada rak.

Lima menit berlalu saat ia hendak mengambil sebuah buku bersampul merah tepat diatas kepalanya, tiba-tiba saja sebuah tangan secara kebetulan ikut terjulur untuk mengambil buku yang sama.

Jaemin menoleh, dan seorang pemuda tinggi bersurai gelap berdiri disebelahnya.

Jaemin tertegun.

Mark. pemuda itu adalah Mark -yang kini juga tengah melihat kearahnya.

Tatapan hazel keduanya saling bertemu, membuat pria yang lebih kecil terdiam kaku. Jaemin nyaris luruh menatap wajah tampan itu, namun sekuat tenaga ia tahan.

"Sayang aku udah nemuin bukunya-" suara Haechan tertahan. Melihat pemandangan tidak biasa dihadapannya, membuat wajahnya perlahan mengeras-

-kemudian berjalan mendekat.

Jaemin yang sadar akan situasi ini dengan segera menarik tangannya, lalu berjalan mundur. Ia membalas Tatapan Haechan yang keras dengan takut-takut. Haechan tetap berjalan mendekat, melewati Mark, dan berhenti tepat didepan Jaemin. Ia mengunci tatapannya pada seorang pemuda yang setengah menunduk itu, lalu-

'PLAKK'

-sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jaemin, hingga membuatnya tersungkur jatuh.

Mark sedikit tersentak akan tindakan pacarnya, kemudian meraih tangan Haechan untuk menariknya pergi. Haechan sempat berseru "Jangan pernah ganggu pacarku, kau jalang murahan!" sebelum akhirnya benar-benar berhasil ditarik pergi dari ruangan besar itu oleh Mark, daripada menimbulkan keributan yang lebih besar. Meskipun begitu, tetap saja orang-orang yang mendengar teriakan Haechan dan suara tamparan yang keras mulai mencari arah sumber suara. Namun ketika mereka melihat sosok Jaemin yang tersungkur di lantai dalam keadaan yang menyedihkan, mereka justru berdecih dan melemparkan umpatan pelan.

Frozen Rose [NoMin]Where stories live. Discover now