“Sudah sejak lama aku selalu berpikir untuk mengakhiri hidupku. Bahkan sebelum aku menginjak usia remaja. Terlebih ketika aku sudah paham bagaimana hubungan Ibu dan Ayahku yang tidak seperti orang tua teman-temanku, juga kenyataan masa lalu yang awalnya mereka selalu sembunyikan dariku.” Jaehyun melanjutkan.
“Lalu... Tuhan kemudian mengirim Taeyong untukku. Taeyong menjadi satu-satunya alasan ku untuk tetap hidup,” Wendy mengusap pelan bahu Jaehyun yang bergetar hebat. Lelaki berlesung pipi itu menutupi kedua matanya dengan salah satu lengan sembari terisak.
“Tapi aku tidak akan bisa bersama Taeyong lagi, Nuna. Harapanku sudah pupus. Tuan Lee bahkan tidak akan membiarkan kedua mataku ini menatap wajah Taeyong lagi,” sambungnya.
“Jaehyun, aku yakin kau masih bisa melihatnya.” Wendy mencoba meyakinkan meski ia masih belum tahu apa yang dilakukan Tuan Lee hingga Jaehyun berkata demikian.
“Aku pernah menjadi saksi bagaimana kau rela datang ke Amerika diam-diam hanya untuk mengamati Taeyong dari kejauhan,” Wendy melanjutkan, “Aku juga tahu bahwa sejak Taeyong kembali ke Korea, kalian berdua sering menyempatkan waktu untuk bersama.”
Wendy menghela napas, “Mungkin memang tidak mudah untuk meluluhkan hati Ibumu dan Tuan Lee agar kau dan Taeyong bisa bersama secara terang-terangan, tapi—”
“Jung Jaehyun!”
Belum sempat Wendy menyelesaikan kalimat penenangnya untuk sang wakil CEO J Nations, sebuah suara melengking yang berasal dari pintu ruang rawat seketika mencuri atensinya. Ia dan Jaehyun pun mengalihkan pandangan ke arah sosok wanita paruh baya yang tengah berdiri di sana.
“Ibu...”
Jaehyun bergumam kala kedua netra nya berpapasan dengan sorot mata Nyonya Jung yang sangat jelas tengah berapi-api. Ia kemudian melirik Wendy sejenak dengan tatapan berisi makna tersirat, seolah mengucap kalimat “Kenapa Ibuku bisa ada disini?” namun wanita yang lebih tua darinya itu hanya membalas dengan gelengan pelan bersama tatapan tak kalah kaget darinya.
Nyonya Jung sendiri masih tak melepas tatapan tajam nya dari Jaehyun sembari menghampiri sang anak. Saat langkah kakinya terhenti tepat di samping ranjang rawat, ia lantas berucap, “Wendy, bantu Jaehyun bangun. Sekarang.”
“Tapi, Bi. Jaehyun masih—”
“Ini perintah, bukan pilihan yang bisa kau bantah.” balas si wanita paruh baya yang membuat Wendy mau tak mau menuruti kemauannya.
Jaehyun yang masih tak paham akan tingkah Ibunya ikut tunduk. Ia berusaha bangkit dari posisinya dengan bantuan Wendy; menjadi duduk di atas ranjang. Menghela napasnya pelan, Jaehyun pun hendak bertanya perihal kedatang si wanita paruh baya. Namun sebelum suaranya terbebas, Nyonya Jung lebih dahulu mendaratkan tamparan keras di pipi kiri nya. Wendy yang menyaksikan hal itu seketika bungkam bersama rasa terkejut. Pasalnya baru kali ini Nyonya Jung menyentuh wajah anaknya dengan kekerasan.
“Sudah berapa kali Ibu memperingatkan mu agar kau berhenti menemui anak dari wanita itu?”
Wendy dan Jaehyun membisu mendengar penuturan Nyonya Jung. Keduanya berbagi tatapan sejenak dengan pandangan yang jelas-jelas menggambarkan betapa shock nya mereka. Sebab Wendy sama sekali tidak memberitahu Nyonya Jung bahwa Jaehyun ada di rumah sakit; sesuai dengan perintah wakil CEO J Nations itu. Terlebih untuk berkata pada si wanita paruh baya bahwa Jaehyun telah menemui Taeyong.
“Ini terakhir kalinya Ibu memperingatkan mu, Jaehyun. Jika kau masih berani menemui anak dari selingkuhan Ayahmu, kau akan melihatku mengakhiri hidupku sendiri di depan matamu.”
“Ibu...”
“Ibu tidak bercanda,” kata Nyonya Jung lalu menoleh pada Wendy, “Dan kau... Kemasi barang-barangmu dari kantor anakku. Mulai hari ini kau di pecat.”
YOU ARE READING
Hidden | Jaeyong ✓
Fanfiction❝You and I both have to hide❞ M/M | HURT/COMFORT | VIOLENCE | MATURE | SMUT | 21+ Taeyong dan Jaehyun harus menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga masing-masing juga publik. Jung dan Lee famili terkenal tidak akur sejak perusahaan Heaven Enter...
Chapter 20: The Real Devastation
Start from the beginning
