"Kamu kenapa sih el? Papa kan cuma-"

"Udah-udah. Pa, kak, Andra bakal berusaha kok nanti. Kalian semua pokoknya doain Andra aja, ya?" sekat Andra sebelum berdebatan papanya dan Nuel semakin besar.

Sedangkan di lain tempat, Randy sedang menyantap sarapannya. Sendirian. Memang sudah menjadi rutinitasnya, tapi setiap ia akan menjalani sebuah aktivitas khusus seperti sekarang ini, ia sangat merasakan sepi.

"Pasti nanti pada di anterin ortu, disemangatin segala macem. Sedangkan gue? Nyokap bokap aja cuma iya-iya doang," ucap Randy meratapi keadaannya.

Kemudian ia menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, "Nggak, gue harus bersyukur seenggaknya gue masih punya orang tua."

***

Andra sudah sampai di sekolah. Keadaan sekolah masih sepi karena jam masih menunjukkan pukul 5.30, tapi ternyata Fathan, Satya, Budi, Rosa, dan Tania sudah datang. Mereka memang sengaja datang lebih awal juga agar bisa bertemu dengan Andra, terutama Fathan.

"Pokoknya nanti disana harus sering ngechat ya ndra, gamau tau lo harus ngabarin kita gimana keadaan disana," celoteh Rosa.

"Iya, jangan sampe lupa," tambah Tania.

"Wah, kapan ya gue bisa ikut olimpiade kaya lo? Ngga kebayang deh ntar kalo sampe lo nikah sama Fathan anak lo berdua bakal sepinter apaan," ucap Budi asal.

"Yang pasti ngga kaya lo," sahut Satya.

"Masih pagi udah nambah dosa aja lo sat."

"Loh, kenyataan."

"Bacot lo berdua," sinis Fathan.

Andra bahkan sampai tidak sempat merespon perkataan mereka satu persatu. Tapi ia senang karena mempunyai teman-teman yang beragam sifatnya.

"Yaudah ndra, semangat ya. Kita pasti doain lo kok dari sini," ucap Rosa tiba-tiba.

"Oiya, hampir lupa. Kemaren gue sama Rosa beli ini supaya lo semangat."

Tania tiba-tiba menyodorkan sekantung cokelat yang sangat banyak, mereka juga menuliskan note kecil disana. "SEMANGAT YA NDRA. SAYANG ANDRA❤️."

"Ya ampun kalian lucu banget sih."

Andra kemudian memeluk kedua temannya itu, ia merasa sangat beruntung mempunyai teman seperti mereka.

"Mau peluk juga," sahut Budi.

"Heh!" cegah Fathan dan Satya bersamaan.

Fathan sebenarnya tidak mau merusak suasana haru di depannya ini, tapi ia juga memerlukan waktu untuk bisa bicara dengan Andra.

"Gantian, gue juga mau ngomong sama Andra berdua."

Mereka semua langsung menoleh ke asal suara. Sontak Andra, Rosa, dan Tania langsung melepaskan pelukan mereka.

"Yaudah ndra, ati-ati ya. Jangan lupa cerita nanti disana ngapain aja," ucap Rosa.

"Iya, SEMANGAT!!" tambah Tania.

Andra mengangguk dan tersenyum, "Makasi ya."

"Yaudah yuk."

Fathan langsung mengambil alih pacarnya itu. Ia membawa Andra sedikit menjauh dari teman-temannya agar bisa lebih leluasa.

"Aku.. ngga ngasih makanan apa-apa ke kamu," lirih Fathan dengan wajah bersalah.

"Ehh apaansih, emangnya harus? Kamu juga kan udah sering ngasih aku makanan," bantah Andra.

"Tapi itu temen-temen kamu ngasih, masa aku-"

"Sstt," Andra menempelkan satu jarinya di depan bibir Fathan.

Only You [Sequel of My Bad Boy Senior]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora