Chapter 13•• A New Job

Start from the beginning
                                    

“Kenapa kamu bangun?” tanya Bella kepada Starla yang menghampiri nya.

“Maafkan aku Bella,karena aku,kau harus bekerja sekeras ini” Starla mengusap rambut gadis disampingnya yang terus bekerja tak kenal waktu.

“Tidak apa-apa,aku tidak keberatan kok. Jangan pernah menyalahkan dirimu oke” Bella menatap kedua bola mata milik wanita tua ini,hatinya terasa tergores ketika ia menangis atau bersedih demi tuhan dia sangat menyayangi Starla melebihi apapun itu.

“Yasudah aku berangkat dulu” tutur Bella menghapus air matanya sendiri.

“Beristirahatlah satu hari kamu kecapean,wajahmu begitu pucat sayang” usul Starla.

“Tenang saja,aku baik-baik saja kok” ucap Bella seraya menghapus keringat dingin di keningnya.

Bella melanjutkan hari-harinya dengan bekerja disebuah cafe sebagai pelayan,tidak besar memang upah yang ia terima tapi setidaknya ia memiliki penghasilan untuk membeli beberapa bahan makanan dan kebutuhan lainnya.

Walaupun baru beberapa hari Bella bekerja disini,namun sikap kerjakeras nya sangat menonjol dibandingkan pegawai lainnya disana. Mungkin jika bukan karena Marcel ia tidak tau akan kemana dan bagaimana? Hingga pria itu datang membantunya memberikannya rumah studio dan pekerjaan ini,dia memang teman sekaligus boss yang sangat baik. Iya,ini adalah cafe milik Marcel,teman sewaktu di bangku SMA dulu hingga sekarang.

“Selamat pagi!” seru Marcel melambaikan tangan kepada para pegawainya. Well ini masih pagi dan masih belum ada pelanggan sama sekali.

“Pagi boss!” ucap mereka serentak. Marcel mengacungkan jempolnya kepada semua kemudian pria itu berjalan mendekati Bella yang sedang membereskan beberapa kursi dan meja.

“Hai gadis cantik,ini untukmu!” rayu Marcel dengan menyelipkan bunga di telinga kanan gadis itu.

“Marcel,apa yang kau lakukan?” Rutuk Bella setengah berbisik pada pria itu,ia takut jika sikap manis Marcel kepadanya akan membuat kesalahpahaman bagi para pegawai lainnya.

“Kenapa? Kamu cantik kok” ujar Marcel acuh tak acuh.

“Kau memang player yang sangat handal untuk meluluhkan hati wanita” Bella tersenyum tanpa melihat wajah Marcel dan tetap fokus pada pekerjaan nya,“ Aku hanya melakukan itu padamu” ucap Marcel seraya menampakkan wajah sedih yang dibuat-buat.

“Ayolah Marcel,aku sedang bekerja jangan menggoda ku terus. Ingat kau sudah punya pacar”

“Oh iya aku lupa” Marcel menepuk jidatnya dan tertawa.

“Bel,bagaimana dengan nenek—eum maksudku Starla,sudah baikan?” Lanjut Marcel dengan tampang serius. Bella menghentikan aktifitasnya dan duduk dikursi menghadap Marcel.

“Dia baik-baik saja,tapi dokter mendiagnosa Starla memiliki kanker hati dan itu sudah stadium empat”  Bella menghapus air matanya yang tidak tau kapan ia turun di pipinya.

Marcel yang melihat kesedihan Bella ikut merasakannya,kemudian ia mengusap pundak wanita itu untuk menguatkan,“Maafkan aku telah membuat mu menangis. Oh ya,aku punya hadiah untukmu” Marcel membuka tas kampus nya dan memberikan secarik kertas disana.

“Aku tau kamu sangat pintar di bidang tersebut. Kamu pasti diterima disana dan gajinya juga cukup besar” Marcel membuka amplop tersebut yang merupakan bukti peserta seleksi dari departemen keuangan disuatu perusahaan terkenal di Washington.

Bella membulatkan matanya membaca surat tersebut yang menyatakan bahwa dia diterima di seleksi tersebut. “Benarkah ini Marcel? Ohh,kamu sangat baik” hari gembira dari Isabella tanpa sadar gadis itu memeluk Marcel hingga membuat para pegawai lainnya berbisik-bisik membicarakan tentang mereka berdua.

“Tentu saja,dan untuk hari ini kau pulang saja dan persiapkan semuanya bukan kah disana tertulis pelaksanaanya Kamis nanti?” ucap Marcel.

“Terimakasih Marcel,aku berhutang banyak padamu” tutur Bella kembali memeluk pria itu,ia tidak peduli karena perasaanya pada Marcel tidak lebih dari seorang sahabat. Kemudian setelah itu,Bella bergegas pergi dan kembali kerumahnya untuk memberitahukannya pada Starla kabar gembira ini.

“Maafkan aku Bella,ini yang terbaik untuk mu” gumam Marcel melihat kepergian gadis itu,tak lama kemudian dering telponnya menyala.

“Semuanya baik sayang” Ujarnya seraya tersenyum manis. Oh itu pasti kekasihnya yang dimaksud Bella tadi.

Tidak lama kemudian Bella sudah datang dirumah nya itu,ia mengetuk pintu dan masuk sembari menutup payung nya dan meletakannya dibelakang pintu.

“Aku pulang!” serunya. Matanya mencari-cari keberadaan Starla hingga aroma wangi mengusik indra penciumannya, Bella tersenyum dan berjalan kearah dapur yang hanya disekat oleh sekat kayu pemisah antar ruangan.

“Bella kenapa kamu sudah pulang? Apa kamu sakit?” tanya Starla mulai khawatir,wanita itu kemudian mematikan kompornya dan meraih tangan Bella dan duduk di sebuah sofa kecil disana.

“Aku tidak apa-apa” tutur Bella mengusap lembut punggung tangan Starla.

“Tapi bagaimana dengan Starla,aku tidak bisa meninggalkannya sendiri” keluh Bella dan kembali murung. Benar,ini memang pilihan sulit di satu sisi jika dia diterima bekerja disana,dia bisa mengumpulkan pundi-pundi uang untuk pengobatan Starla,tapi jika ia pergi bagaimana Starla,dia hanya wanita sebatang kara seperti dirinya di kondisi seperti ini,dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

“Kenapa?” tanya Starla membuyarkan lamunan Bella.

“Sebenarnya aku ada tawaran pekerjaan di Washington, masih seleksi lebih tepatnya tapi jika aku terpilih gajinya cukup besar untuk pengobatanmu”  Dengan tatapan lembut Starla membalas genggaman tangan Bella,“Pergilah dan raihlah semuanya untukmu sendiri jangan khawatir kan aku. Aku sudah memiliki banyak teman dilingkungan ini dan aku akan baik-baik saja Bella” Bella yang tadinya murung akan kegalauan hatinya kembali menyunggingkan senyuman hangatnya ketika wanita dihadapannya ini tersenyum walaupun ia tau tubuhnya begitu lemah saat ini dan membutuhkan pengobatan yang maksimal.

“Aku janji aku tidak akan meninggalkan mu,aku akan bersamamu karena kamu adalah ibuku sekaligus duniaku yang kupunya saat ini” Bella menarik bahu Starla dan memeluknya,ia menumpahkan air matanya disana, sangat berat memang tapi disini Starla lebih terjaga karena ada Marcel yang membantunya dan tetangga yang baik yang ia kenal.



   Edgar menghempaskan pegawai wanitanya di sofa setelah ia melakukan hubungan satu kalinya bersama wanita bernama Sophia pegawai dibagian divisi keuangan dikantornya.

“Aku tidak suka berhubungan tanpa pengaman,lain kali kau harus ingat itu!” ucap Edgar dengan santai nya Pria itu kemudian duduk di kursi kebesarannya dan bertingkah seolah-olah melakukan hubungan badan di kantor itu sudah biasa. Hemm,,well memang sudah biasa,kenapa harus heran? Sultan gituloh,mau di air,mau di darat,mau di udara sekalipun bodoamat yang penting ia terpuaskan,bukan begitu sodara-sodara?

“Baik tuan” tutur Sophia dengan nada sensualnya. Seperti wanita lainnya Sophia tanpa rasa malu sedikitpun beranjak dari kursinya tanpa sehelai benangpun ditubuhnya dan duduk di pangkuan Edgar.

“Satu kali lagi?” Ajak Sophia untuk melakukan itu kembali.

“Hanya karena kau tidak mengeluarkan desahan di mulutmu, bukan berarti kau bisa menggodaku seperti ini. LEPAS!” Tegas Edgar di akhir kata hingga membuat wanita itu ketakutan dan cepat-cepat turun di pangkuan pria berkedok dewa ini,ia langsung memakai pakaiannya dan mengambil map nya tersebut dan pamit.

“Hanya dia yang bermain denganku tanpa pengaman sedikitpun” gumam Edgar menerawang seseorang dikepalanya.

“Mike aku harap kau cepat mengantarkan wanita itu padaku”

➖➖➖➖➖
TBC~
Part 13//15.9.20
Like dan Komen ya makasih....
Selamat malamm....❤️

DON'T GO FROM ME! [Edgar Story]Where stories live. Discover now