Twenty Four

1.1K 141 6
                                    

"Seokjin???"

Jaehwan terkejut menatap Seokjin yang sedang berdiri di depan pintunya. Sudah pukul 11 malam, Jaehwan baru saja selesai mandi dan akan bersiap untuk tidur sebentar lagi. Seokjin tersenyum sambil mengikuti Jaehwan yang sedang berjalan menuju ruang tamu.

"Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau tinggal di unitmu? Kenapa tidak bilang?" Tanya Jaehwan sambil menatap Seokjin yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Aku tiba tadi sore dengan Namjoon. Namjoon sedang tidur, dia kelelahan karna baru kembali mengambil barangnya di apartemen."

"Barang? Barang apa?"

"Aku cuti seminggu, Namjoon akan tinggal bersamaku selama seminggu, jadi dia mengambil beberapa baju dari apartemennya." Jawab Seokjin.

Jaehwan mengangguk sambil mengambil sebotol lemon tea dari kulkas.

"Kau sudah bilang pada Jaksa Kim akan kesini? Sudah kubilang jangan menemuiku sembarangan disini. Kalau Jaksa Kim marah aku yang bersalah disini." Kata Jaehwan sambil meletakkan sebotol lemon tea ke atas meja.

"Sudahlah, tidak masalah. Kau sibuk akhir-akhir ini? Bagaimana kabar Mingyu?"

"Mingyu baik-baik saja. Bulan depan mungkin terapinya selesai dan akan kembali bekerja. Sebaiknya dia cepat pulang, aku pusing menangani perusahaannya."

"Ternyata ada juga yang tidak bisa kau lakukan?" Jawab Seokjin sambil terkekeh pelan.

"Kau dan Jaksa Kim bagaimana? Dia sudah melamarmu kan? Kalau belum aku akan buat perhitungan dengannya." Kata Jaehwan dengan serius, disambut gelak tawa oleh Seokjin.

"Sudah, karna itu aku kesini. Kami akan mengunjungi orang tuanya besok." Jawab Seokjin.

"Baguslah kalau begitu."

"Kau bagaimana? Sudah dapat pacar? Jangan terlalu lama dan terlalu serius dengan pekerjaan, nanti kau jadi bujang lapuk."

Jaehwan berdecak sebal sambil mengusak rambut Seokjin, "Hoohhh.. Kau jadi sombong karna akan menikah sebentar lagi huh?"

Seokjin tersenyum lebar, "Kalau terlalu lama melajang, aku akan menjodohkanmu dengan temanku."

Suara bel pintu mengalihkan fokus keduanya, Seokjin langsung menatap Jaehwan ragu, seolah bertanya siapa yang bertamu di apartemennya malam-malam begini?

"Siapa yang datang jam segini? Kau bilang tak ada yang tau tempat tinggalmu kecuali orang terdekat? Apa jangan-jangan itu pacar gelapmu?" Tanya Seokjin penasaran.

"Jangan bicara yang aneh-aneh. Aku periksa dulu." Kata Jaehwan yang merasa aneh karna semakin lama suara bel semakin cepat. Orang yang tak sabaran, pikir Jaehwan.

Sementara Seokjin tersenyum jahil, dia yakin itu adalah kekasih Jaehwan. Siapa lagi yang bertamu malam-malam begini? Mungkin Seokjin akan sedikit bermain-main, mungkin dia akan menggoda kekasih Jaehwan dan membuatnya cemburu. Seokjin tak bisa menyembunyikan senyumannya hanya dengan memikirkan hal itu, namun senyumannya harus sirna ketika melihat Namjoon yang sedang berjalan dibelakang Jaehwan masih menggunakan piyamanya. Wajah Namjoon terlihat sedikit kesal, membuat Seokjin panik bukan main.

"Namjoon? Ku kira kau sudah tidur?"

"Ya, tadinya. Aku bangun tapi kau tak ada, ternyata kau ada disini seperti dugaanku." Jawab Namjoon.

Seokjin hanya tersenyum canggung, dia tak menyangka Namjoon akan terbangun dan mencarinya.

"Kau harus menegur pacarmu ini jaksa Kim supaya tidak sering mengunjungi pria lajang sepertiku,"

"Ken!!" Teriak Seokjin sambil melayangkan bantal sofa ke arah wajah Jaehwan.

Namjoon menghela napas, entah sudah berapa kali dia menegur Seokjin agar tak sering mengganggu Jaehwan namun Namjoon juga harus mengerti bahwa Seokjin dan Jaehwan itu sangat dekat dan tak bisa dipisahkan.

I WANT YOU, Kim Namjoon! BOOK 2Where stories live. Discover now