Rizwan langsung naik menuju kamarnya dan langsung membersihkan badannya. Ketika selesai mandi, Rizwan langsung mengenakan baju santainya dan hendak turun namun handphone nya kembali berdering. Nomor yang tak dikenalinya itu menelfon dirinya.

" Assalamualaikum Hallo? " Kata Rizwan mengucapkan salam terlebih dahulu

" Apa-apaan ha lo! Mau jemput gue segala! Ngapain sih bilang ke Saddam kalo lo mau jemput gue ha!!! " Ucap seseorang dari seberang sana. Rizwan langsung menjauhkan handphone nya dari telinganya. Kini Rizwan sudah tahu,siapa yang punya nomer tersebut. Safa..

" Gila lo! Ga ada sopan-sopannya. Eh kurcaci,denger ya baik-baik. Gue GA PERNAH BILANG KE SADDAM KALO BAKALAN JEMPUT LO! DIA YANG MINTA GUE JEMPUT LO KARENA LO ITU CALON GUE! PAHAM! " Kata Rizwan dengan nada penekanan dan langsung mematikan telfon itu secara sepihak.

" Kesel banget gue sama tuh cewek,kalo gue bantai baru tau rasa lo " kata Rizwan penuh emosi dan memasukkan handphone nya ke dalam saku celana jeans-nya

Keluarga Adnan kini sedang sarapan bersama,hanya percakapan ringan yang menemani mereka.
" Abi,bunda...nanti sore Rizwan mau ke Surabaya Carnaval sama temen forum amal. " Kata Rizwan

" Forum amal?bukannya kamu ga pernah ikut seperti itu? Ya maksud abang kan kamu ga pernah kuliah di Indonesia. ", Sambung Bang Rasyid

" Diajak sama temennya Safa " celetuk Rizwan,semuanya mengentikan aktivitas makannya. Gara-gara Rizwan menyebut nama perempuan,semuanya langsung terpana dan menghentikan aktivitasnya.

Rizwan yang paham mengapa mereka semua seperti itu,kembali angkat suara
" Rizwan cuman bantu dia aja " kata Rizwan,dan semuanya kembali makan dengan khidmat.

Setelah makan, Rizwan langsung berangkat menuju cafe. Sesampainya di depan rumahnya, Rizwan berpapasan dengan Ghazy.

" Angry bird,mau kemana lo? " Tanya Ghazy

" Cafe " jawab Rizwan singkat.

" Ikut!!!! " Rizwan hanya pasrah saja,jika ia menyanggah perkataan Ghazy,maka perdebatan mereka tak akan pernah sampai ujung.

Rizwan dan Ghazy pergi ke cafe menggunakan mobil masing-masing. Sesampainya di cafe, Rizwan dan Ghazy langsung duduk di bangku yang tersedia.

Rizwan memijit pelipisnya karena ia harus bagaimana jika nanti ia harus menjemput Safa?

" Katanya lo ikut ke Surabaya Carnaval? " Tanya Ghazy

" Tau darimana? " Tanya Rizwan,pasalnya Rizwan tak pernah memberitahu Ghazy.

" Arlin,tapi kenapa dia gak ajakin gue ya? Sekalipun diajak,gue ga bakalan bisa dateng juga " jelas Ghazy.

" Tumben,mau kemana lo ntar sore? " Kata Rizwan

" Dijadiin supir sama adek lo " tukas Ghazy.

Rizwan tertawa akan perkataan Ghazy,dia mengerti maksudnya. " Kasian banget lo dijadiin sopir sama keluarganya kecilnya Bang Ardi,palingan nih ya,nanti lo yang jaga keempat kurcaci itu. Ya gapapa lah,sekali kali lo belajar jadi suami siap siaga " kata Rizwan dengan nada meledek.

" Dasar saudara ipar ga ada akhlak!!!! " Ketus Ghazy

Di sela-sela mereka tertawa bersama, seorang mas-mas waiters itu menghampiri Rizwan

" Mas,tadi ada yang nyari mas,dia nunggu disana " kata mas-mas waiters itu sambil menunjukkan arah seseorang yang tengah duduk di tepi jendela sambil melihat rintikan hujan

Seorang perempuan dengan gamis hitam,berpadu dengan hijab segi empat berwarna coklat tua menambah kesan cantiknya. Rizwan sempat memutar bola matanya karena ia malas bertemu kurcaci kecil itu.

You Are Not Alone {END}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora