Epilog (END)

45.2K 1.1K 58
                                        

Nadira pov
Waktu berjalan seolah begitu cepat ternyata,pernikahanku dengan Adrian sudah dua tahun lebih. Di umurku yang sekarang bahkan sudah memiliki 5 orang anak dan bonus satu di dalam perutku.

Hari ini tepat di tanggal 1 di bulan september Adrian berulang tahun,aku berencana ingin memberikan dia sebuah hadiah kejutan yang tak lain adalah kehamilanku. Sebenarnya,aku juga belum siap untuk hamil lagi karena,aku ingin menunggu usia tripel 6 tahun sama seperti jarak aku dengan kedua Adikku dimana memiliki selisih 6th tapi,di usia si tripel yang baru 2th aku sudah hamil lagi.

sebenarnya aku ingin marah dan akhirnya kemarahan aku juga meledak saat,aku mencoba test dengan alat kehamilan dan hasilnya positiv,karena aku kesal oleh Adrian beberapa minggu aku benar bebar mendiamkannya. Aku bahkan,tidak menegur Adrian dan aku benar-benar kesal rasanya.

tapi,setelah kupikir anak adalah anugerah terindah dari tuhan. Dan lagipula aku hamil juga dengan suamiku,dan jelas bahwa itu anak Adrian apa yang harus aku pusingkan?dan lagi,selama aku belum hamil juga Adrian selalu mendepatkan ingin punya anak banyak,jadi kalaupun aku hamil aku yakin dia juga akan menerimanya.

Aku tengah menyiapkan sarapan untuk anak-anakku dan juga suamiku tercinta.

"Bundaaaaaaaa !!! topi Abaang dimana??" teriak attha dari balik kamarnya yang tengah mencari topi

ini suasana yang sering aku hadapi di pagi hari,rumah ini serasa seperti hutan.

"kenzo mau bantuin bunda gak?tolong bantu cariin topinya abang attha di kamar yah sayang"

"Ashiaaapp bundaku sayang but,can you give me kiss please" jelas kenzo dengan bahasa inggris sebisanya ia meminta cium dariku dan aku memberi kecupan di pipi gembul miliknya.

sudah satu minggu ini Kenzo tinggal dirumahku,dimana karena Ardy tidak mau Mega menemui Kenzo dan Kenzo selalu takut jika bertemu dengan mommy-nya yang dulu sering melampiaskan amarahnya dengan memukul Kenzo.

tangaanku kembali sibuk dengan memasak Nasi goreng menu pesanan anak-anak untuk hari ini.

"Bundaaaaaa,sisir Mandaaaaa kok gak adaaa??"

"ckkckck. . .mbak itak saya boleh minta tolong buat cariin sisirnya manda?" titahku pada sang pengasuh anak-anakku yaitu mba itak

ia mengangguk dan segera menuju kamar manda,aku kembali menyiapkan sarapan menaruh Nasi goreng yang sudah jadi,lengkap dengan telur mata sapi dan susu yang sudah aku siapkan.

karena mendengar suara kegaduhan di kamar tripel membuat aku segera mencuci tanganku,dan segera menuju kamar tripel.

Aku melihat Bio yang tengah turun dari ranjangnya dengan hati-hati agar tidak membangunkan kedua saudaranya. Bio yang tahu kedatanganku membuatnya tersenyum dan berlari ke arahku dengan senyumnya yang manis,dengan wajah khas bangun tidurnya yang lucu.

"hhehhe bundaaa" ucapnya sambil memelukku dan mencium pipiku, Bio ini sosok yang sosweet dengan bundanya beda dengan kedua saudaranya.

"Bundaaaaaaaa !!!! beneriiin Dasiiiiiiinyaa Papah bunnn !!!! " kini giliran bayi besarku yang berteriak

"bio sama mba ita yah,mba ita di kamar kakak manda ! bunda ke kamar mau bantuin papah dulu oke?" bio mengangguk

"Bundaaaaaa !!!! sayaaangkuuuuuuuw,cintaakuuuuu sepatu aku dimanaaaa?"

"Di rumah tetangga !!" jelasku pada Adrian.

Ia hanya mengerucutkan bibirnya saat aku memasangkan dasi di lehernya,jika bukan suamiku demi tuhan sudah aku ikat dengan dasi ini. Seolah Adrian tahu bahwa aku tengah kesal olehnya,ia malah mencium pucuk kepalaku. selesai mengikat dasi untukknya,aku melihat Attha dan Manda tengah melihat orangtuanya di balik pintu kamarku yang separuh terbuka.

My Perfect Duda(END/Tahap Revisi)Where stories live. Discover now