Duel

101 46 0
                                    

Hayy!!!
I'back
Selamat membaca

apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan melewatkanmu dan apa yang melewatkanmu tidak ditakdirkan untukmu
.
.
.
.
.

Risa meninggalkan resto dengan aman karena satya telah dihalau oleh daniel supaya, tidak mengikutinya sedangkan ardhi telah dibabak beluri olehnya. Risa masuk kedalam markas kotak dan menyusun beberapa barangnya untuk ia masukkan kedalam koper, faldo yang melihat hal tersebut menghentikan kegiatan risa.

“ada apa?” tanya faldo

“gue akan nikah, dan mengikuti permainan mereka, so I will play the game they made, and I will win, and then I can be free” ucap risa santai

“pernikahan bukan permainan risa” ucap faldo

“mereka yang bikin gue mainin mainan yang mereka buat” ucap risa santai

“ini hal yang sakral risa, bukan hanya pesta dan ijab” ucap dhisa

“jika hanya pesta dan ijab itu hanya sekali namun setelahnya kita menjalani pernikahan seumur hidup, pernikahan bukan soal ijab lalu cerai risa” ucap sandra ikut berbicara

“yeah, and now what decision should I make?” ucap risa meninggikan suaranya

“kamu jalani saja, urusan beasiswa kamu bisa meminta izin bukan” ucap sandra

“kewajiban seorang suami untuk mewujudkan cita cita dan impian istrinya risa, kalo bukan suamilo siapa lagi? Masa orang lain” protes dhisa dan risa mengangguk

“udah nanti kamu coba bicara baik baik kepada dia, lagi pula jika ia tidak setuju kamu bisa mencari solusi bukan, risa kan pinterr” ucap faldo semakin meyakinkan risa

“I went to London for rey, faldoo” ucap risa berbisik sembari memeluk faldo

“apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan melewatkanmu dan apa yang melewatkanmu tidak ditakdirkan untukmu” ucap sandra mengelus punggung risa pelan

“apapun yang terjadi kita selalu untuk kamu risa” ucap dhisa lalu memeluk risa dan faldo

“aku minta maaf karena lusa harus sudah berangkat ke New York, kamu baik baik disini aku yakin ardhi itu juga pria baik” ucap sandra

“kamu juga baik baik disana ya sandra” jawab risa beralih memeluk sandra

“jangan sampai kita ngak tukar kabar” ucap sandra sinis menguraikan pelukannya

“iya sandra mau ngomel apa lagi?”

“bukan ngomel aku mau kasih kamu beberapa kewajiban sebagai istri dan juga adabnya” ucap sandra dengan cemberut dan risa tersenyum duduk manis siap mendengarkan ocehan sahabatnya tersebut.

Diantara teman temannya sandra adalah yang paling bijak dan juga paling mengerti soal agama, tak jarang dirinyalah yang selalu memberi tausiah dan juga pengarahan agar sahabat sabahatnya tidak salah jalan, ia perempuan yang lemah lembut sangat berbanding terbalik dengan risa yang bahkan sering dijuluki psikopath.

Risa merasa sandra lah yang lebih pantas untuk ardhi, dia hanya berharap sandra mendapat yang lebih baik dari pada calon suami sialannya tersebut, semua yang diidamkan lelaki seperti ardhi adalah perempuan seperti sandra tentunya, lemah lembut, sifatnya yang ke ibu ibuan, pandai menjaga pergaulan, dan juga berhijab bahkan bercadar.

***

Risa memilih pulang kerumahnya diantar faldo, memasuki rumahnya dan apa yang dirinya lihat calon suami yang dihindarinya tengah diobati oleh satya diruang tamu, ada mamanya yang mengerjakan pekerjaannya dikursi rodanya dengan laptop dipangkuannya

“satya aku mau bicara 4 mata sama dia” ucap risa dan satya mengangguk, ardhi mengikuti langkah kaki risa sampai mereka diruang olahraga terdapat ring untuk bertanding juga disana

“kamu ngak lagi ngajak aku untuk berantem bukan?” ucap ardhi ragu duduk disebuah sofa

“lo maunya begitu?” tanya risa tenang dan ardhi menggeleng “lo punya kekasih?”

“pernah hampir punya tapi aku urungkan”

“karena perjodohan ini?” tanya risa namun ardhi menggeleng

“karena aku belum siap saat itu, umurku masih 19 tahun dan aku belum siap menjadi imam yang baik”

“dan apa lo tidak berfikir umur gue saat ini juga masih 19 tahun, bukan saatnya untuk menjadi istri yang sempurna” ucap risa pelan

“aku bisa menyempurnakan kamu”

“kamu pernah tidak membayangkan jadi aku, hidup serba tertekan. Kau tau aku ingin membahagiakan orang tua, aku ingin membanggakan mereka, tanpa tuntutan dari mereka, dengan apa yang sudah aku capai hufft rasanya semua sudah hancur saat kamu datang” ucap risa pelan dengan senyum kecutnya

“aku tidak akan memaksa kamu seluruhnya jadi ibu rumah tangga, aku tau impian kamu tinggi, perjalanan kamu masih panjang, cita cita kamu juga tinggi, aku tidak akan melarang kamu akan semua itu, biarkan aku mencintaimu dengan caraku, dan membuatmu bisa mencintaiku” jelas ardhi, risa hanya mengalihkan pandangannya kearah lainnya

“mau bertanding?” ucap risa dan ardhi menggeleng “kenapa?”

“aku laki laki asli” ucap ardhi

“maksudmu?”

“tidak ada laki laki asli yang menyakiti perempuan, lelaki asli akan memikirkan ibunya juga sebelum dirinya bertindak” jawab ardhi dan risa tidak menghiraukannya

“ah ayolah kau tidak menyakitiku, ini hanya untuk bersenang senang”

“apa hanya dengan kekerasan kau bisa senang?” ucap ardhi dan risa mengangguk

“memangnya kenapa? Kau mau menjulukiku psikopath seperti anak anak lainnya?” ucapan risa membuat ardhi tertawa terbahak bahak

“mengapa bisa?”

“kata mereka aku kejam” jawab risa tersenyum miring

“memang seperti itu kenyataannya”

“lo ndak takut?” tanya risa

“tidak untuk apa aku takut? Kau masih manusia juga bukan” ucap ardhi dan risa berdiri dari duduknya mengambil sarung tinju dan dilemparkan kearah ardhi

“maka buat gue senang untuk malam ini” ucap risa datar memasuki ruang ganti mengganti pakaiannya, begitupun ardhi

GAME [END & PROSES REVISI]Where stories live. Discover now