@15

20.4K 2.2K 9
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum 🙃

Happy Reading 🍁

___________________________________

_____________________________

_________________


"Sertifikatnya hilang." Semua anggota rapat membelalakkan matanya terkejut, termasuk Elsa yang sudah tahu sedari awal.

"Hilang? Bagaimana bisa? Apabila memang belum ada katakan! Jangan mencari alasan yang tidak-tidak." Banyak yang tertegun dengan kalimat panjang Gus Faqih.

Bagi Izza kalimat Gus Faqih barusan adalah solar yang menyulut api amarahnya.

BRAKKK

"Astaghfirullah,"

"Allahuakbar,"

Izza menggebrak meja dengan nafas memburu. Membuat beberapa orang berjengit kaget tak jarang ada yang mengelus dada.

"Lo ngomong apa tadi?" Gus Faqih tak menjawab dan hanya menatapnya datar.

"Lo ngomong apa!! CUMA ALASAN!!"

Lagi-lagi beberapa orang harus mengelus dadanya dan menjaga jantungnya lebih ekstra.

"Za sabar," lirih sari, Izza hanya meliriknya acuh.

"Sa Lo juga liat kan tadi Gue udah cetak sertifikatnya?" Elsa cepat-cepat mengangguk.

"Lalu kenapa bisa hilang sertifikatnya?" Kini seseorang tepat diseberang Izza angkat suara.

"Tadi sertifikatnya Gue taruh dikolong meja, Gue tinggal kekantin. Balik-balik udah nggak ada," jelas Izza santai kembali duduk di kursinya.

"Jam tujuh malam!" Semua anggota rapat mengernyit heran dengan ucapan Gue Faqih.

"Jam tujuh malam, sertifikatnya harus ada dan saya tanda tangani, atau tidak sama sekali. Saya tunggu pertanggung jawaban kamu, jangan coba-coba lari dari masalah dan jadi pengecut. Assalamu'alaikum."

Gus Faqih keluar dari masjid. Izza menggertakkan giginya kesal sendiri.

"Za gimana?" Izza menatap Elsa juga dengan tatapan bingung.

"Gue buat dimana lagi?" Sari menepuk pundak Izza. Lalu berucap,

"Coba kamu buat diluar pesantren, dekat jalan raya di samping toko bangunan. Biasanya kalau printer disini rusak juga kesana." Izza mengangguk lalu cepat-cepat keluar dari masjid.

"Thanks, Gue duluan!" teriaknya diambang pintu masjid. Mengabaikan rapat yang belum ditutup.

                             🌟🌟🌟

Izza terus berjalan menerjang panasnya sang mentari, 300 meter lagi ia akan sampai dijalan raya. Izza menghentikan langkahnya saat teringat sesuatu.

Gue Santri [END]Where stories live. Discover now