S I X T Y F I F T H ; I am His Fiancé!

26.6K 4K 1.1K
                                    

150 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

150 tahun kemudian....

BUNYI debuman dan pedang menghiasi hutan di daerah Dagnir yang biasanya sunyi. Menambah suasana mencekam, banyak mayat bergelimpangan di sekitar sana. Namun walaupun banyak yang telah gugur, kedua belah pihak masih penuh dengan semangat tempur.

“Pangeran, bala bantuan mereka semakin dekat.” Lapor Nolan ke atas pohon.

Di atas pohon tersebut, tepatnya di salah satu ranting, seorang pria duduk sambil bersandar pada batang pohon. Beberapa menit setelah mendengar laporan, mata yang tadinya terpejam perlahan terbuka. Ia melirik malas ke bawah, menatap kerusuhan yang sudah lama terjadi. Tidak punya pilihan lain, dia akhirnya melompat turun.

“Yo! Akhirnya Pangeran Kennan turun tangan?” Cibir salah satu pemimpin traitor saat melihat pria dengan pakaian serba hitam muncul.

Kennan berjalan ke area tempur, bahkan tidak melirik pemimpin tersebut. Beberapa traitor berusaha menyerangnya namun seketika terhempas jauh saat mendekat.

“Yang Mulia,” Jendral dari kerajaan Elf segera menunduk hormat, yang dibalas lirikan Kennan.

Bunyi ratusan langkah kaki terdengar semakin dekat. Pemimpin traitor tertawa sinis. “Ini wilayah kami, kalian tidak akan bisa melewatinya.”

Jendral menggertakkan gigi, melirik Kennan yang berada di depannya alih-alih membalas terlebih dahulu. Ia mengepalkan tangannya. “Tutup mulutmu!”

“Wilayah ini bukan milikmu, kenapa aku harus tutup mulut? Serang!”

Para traitor langsung menyerang secara brutal. Kennan mendengkus pelan tatkala traitor satu demi satu menyerangnya. Tepat saat senjata trator itu hendak mengenai Kennan, Demon itu menghilang dan muncul di belakangnya. Dengan sekali serangan, traitor itu jatuh tak bernyawa. Beberapa menit kemudian, setengah trator mati karena Kennan. Kecepatannya bahkan tidak dapat dilihat oleh mereka.

Pemimpin trator berdesis. Saat hendak menyerangnya secara langsung, gerisik terdengar dari kejauhan.

Srettt srettt....

Suasana yang bising perlahan hening. Bunyi tersebut membuat semua orang menoleh ke segala arah. Ketika suara tersebut semakin dekat, dari belakang tempat traitor berada, seorang wanita berpakaian putih muncul.

Gaun sutra berwarna putih dengan desain bagian depan pendek setengah paha dan bagian belakang panjang memperlihatkan kaki indahnya. Rambutnya lurus berwarna hitam sepinggang dengan sejumput rambut yang menutupi pundaknya yang terbuka.

Wajah kecil dengan hidung lurus mancung, iris mata cokelat, bulu mata panjang, alis mata terukir rapi, dan bibir semerah delima.

Salah satu tangannya memegang senjata morning star dengan bola baja berduri yang terseret di tanah. Sepanjang perjalanannya terlihat garis akibat benda yang diseretnya tersebut.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang