"Hyung!"

Jhope pergi begitu saja dari tempat duduk mereka di kedai es krim.

"Jangan mengikutiku! Pulang Kook!" Perintah Jhope dengan tatapan tajamnya saat melihat Jungkook mengikutinya, membuat Jungkook bungkam. Jungkook hanya bisa mengangguk. Jhope benar-benar pergi meninggalkan Jungkook yang masih terdiam.

"Sepertinya memang ada yang tidak beres dengan Hope hyung." Lirih Jungkook.

Jhope masuk ke dalam salah satu toilet. Mencengkram kuat kepalanya saat rasa sakit itu menyerang.

"Aish! Mengganggu saja!!"

***

Seokjin mengerang frustasi saat sudah mengitari beberapa tempat untuk mencari Hoseok.

"Hyung."

"Hmmh.."

"Tidak bisakah aku juga ikut bersamamu?"

"Jimin-ah.. Hyung sudah bilang kan? Hyung harus melindungi Hoseok dari ayah."

"Kita bisa melindunginya sama-sama kan?"

"Kau tidak akan mengerti Jimin-ah."

"Maka dari itu buat aku mengerti, Hyung! Jangan membuat aku seperti orang bodoh dihadapanmu dan Hoseok hyung!"

Jimin sedikit terpental saat Seokjin mengerem mobilnya secara mendadak. Jika saja Jimin dan Seokjin tidak menggunakan sabuk pengaman, sudah dipastikan akan ada memar di kening mereka esok hari.

Seokjin meremat stirnya. Wajahnya memerah menahan amarah, dan jangan lupakan napasnya yang memburu. Jimin langsung diam seketika saat melihat perubahan wajah Seokjin. Ia takut sebenarnya, tapi Jimin tetap memasang wajah menantangnya pada Seokjin. Jimin tidak bisa terus diam seperti ini. Seakan dia adalah anak kecil yang tidak harus tahu apapun masalah dalam keluarganya.

"Kau ingin membuat Hyung marah Jimin-ah?" Tanya Seokjin lembut setelah menetralakan amarahnya. Seokjin tidak ingin ada pertengkaran lagi antara dirinya dengan Jimin. Tidak akan lagi Seokjin menyakiti hati adik bungsunya itu.

"Hyung, aku ini adikmu. Aku juga ingin kasih sayang darimu. Kapan kau akan mengerti, Hyung? Ya, kau benar. Aku memang mendapatkan segalanya termasuk kasih sayang ayah dan kebebasan dari ayah. Tapi apa Hyung lupa? Tidak semuanya Hyung. Tidak semuanya aku miliki. Banyak yang aku tidak miliki Hyung! Termasuk dirimu!!"

Grep!

Jimin terisak setelah tangan sang kakak melingkari tubuhnya. Seokjin pun juga. Mereka sama sama menangis. Jimin menangis karena ingin disayangi, dan Seokjin menangis karena merasa tidak pernah adil.

"Tolong, Hyung. Mengertilah diriku. Sekali saja. Hiks.."

Seokjin tak berani berbicara apapun pada Jimin. Ia hanya bisa mengeratkan pelukannya pada Jimin, membuat tangis Jimin semakin kencang. Seokjin tahu, di keluarganya tidak ada yang baik-baik saja. Dirinya, Jimin maupun Hoseok sekalipun. Hanya saja, Seokjin rasa Hoseok lebih parah. Itu yang Seokjin pikirkan.

"Hyung harus menyembuhkan Hoseok Jimin-ah."

Jimin terdiam di tengah isakannya. Tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Seokjin.

"Hoseok hyung? Kenapa dengan Hoseok hyung?" Jimin berubah menjadi panik. Ia melepas pelukan antara dirinya dengan Seokjin. Menatap sang kakak menuntut penjelasan secara rinci.

"DID."

Sudahlah, Seokjin tak ingin lagi menutupi apapun dari Jimin. Semakin ia menutupinya dari Jimin, semakin jauh pula hubungan mereka karena Jimin yang salah paham terhadap dirinya pada Hoseok. Seokjin terpaksa memberi tahu sang adik agar Jimin mau mengerti. Agar Jimin tidak salah paham lagi pada Hoseok.

EGO - Jung HoseokWhere stories live. Discover now